Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Pneumonia Komuniti karyanti 2022-10-12T14:32:25+07:00 2022-10-12T14:32:25+07:00
Pneumonia Komuniti
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Edukasi dan Promosi Kesehatan Pneumonia Komuniti

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Edukasi pneumonia komuniti atau community acquired pneumonia (CAP) yang harus diberikan kepada pasien dan anggota keluarga adalah warning sign pneumonia komuniti yang berobat jalan, sehingga apabila tanda ini muncul, pasien harus segera kembali ke fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu, rencana terapi dan perjalanan penyakit juga perlu diinformasikan. Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit CAP antara lain mengenai penerapan pola hidup sehat dan vaksinasi.

Edukasi Pasien

Edukasi yang perlu diberikan kepada pasien pneumonia komuniti  yang dirawat jalan adalah warning sign  yang apabila ada, maka sebaiknya pasien direkomendasikan segera kembali ke fasilitas kesehatan terdekat. Warning sign ini antara lain adalah gejala yang menetap dalam 48–72 jam, yang ditandai dengan tidak ada perbaikan klinis walaupun telah diberikan terapi dengan antibiotik adekuat. Warning sign selanjutnya adalah perburukan klinis, terutama bila ditemukan tanda distress napas seperti, takipneu, dispneu dan perubahan status mental.[27]

Pasien CAP yang dirawat inap beserta keluarga juga harus disampaikan mengenai efek samping obat, serta kemungkinan dilakukan tindakan tertentu seperti intubasi, pemasangan nasogastric tube (NGT), dan pemasangan chest tube bila diperlukan.[27]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit pada CAP dilakukan untuk modifikasi beberapa faktor risiko yang dapat mengurangi risiko kejadian CAP dan CAP berat. Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah:

  • Berhenti merokok

  • Mengurangi konsumsi alkohol

  • Memperbaiki status gizi melalui diet
  • Memperhatikan kebersihan diri, termasuk tangan dan mulut
  • Vaksinasi COVID-19, influenza, dan pneumokokus[1]

Bila hendak melakukan perjalanan, sebaiknya menghindari menyentuh hewan atau burung, mengunjungi pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup serta menghindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.[1]

Kebiasaan hidup sehat dilakukan dengan selalu cuci tangan, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik. Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan air dan sabun cair atau dapat menggunakan alkohol 70–80% handrub. Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk. Ketika memiliki gejala saluran napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan.[1]

Vaksinasi

Di Indonesia, saat ini vaksinasi pneumokokus (PCV) dan influenza belum termasuk imunisasi wajib dan belum masuk dalam program rutin pemerintah. Namun, dalam perencanaan pemerintah Indonesia dalam pertengahan 2017, vaksinasi pneumokokus akan diwajibkan. Selain itu, vaksinasi COVID-19 juga diindikasikan untuk mencegah terjadinya pneumonia berat akibat infeksi SARS-CoV-2.[49]

Vaksinasi Pneumokokus (PCV):

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin pneumokokus (PCV) pada bayi berumur 7–12 bulan diberikan sebanyak 2 kali dosis dengan rentang waktu 2 bulan. Sedangkan pada anak di atas 1 tahun diberikan 1 kali.

Dosis booster diberikan setelah 2 bulan baik pada anak yang mendapat vaksinasi PCV pertama kali pada umur 7–12 bulan atau di atas 1 tahun. Namun, pada anak diatas 2 tahun pemberian vaksin PCV cukup diberikan 1 kali.[15]

Vaksinasi PCV juga dianjurkan pada orang tua dan pasien yang akan menjalani splenektomi dan kemoterapi. Akan tetapi, dikontraindikasikan pada penderita alergi terhadap polisakarida pneumokokus dan pasien dengan demam berat.[50]

Vaksinasi Influenza:

Vaksinasi influenza bukan merupakan vaksinasi wajib, tetapi dapat diberikan pada bayi di atas 6 bulan dan orang dewasa dengan 1 dosis dan diulang setiap tahunnya. Pemberian vaksin influenza harus hati-hati pada pasien yang demam dan kontraindikasi pada pasien dengan riwayat alergi produk telur dan riwayat anafilaksis terhadap vaksin influenza.[16]

Vaksinasi COVID-19:

Vaksin COVID-19 adalah vaksin yang bermanfaat untuk mencegah infeksi berat oleh virus SARS-CoV-2. Vaksin COVID-19 adalah vaksin wajib yang penggunaannya dianjurkan oleh world health organisation (WHO) dalam menghadapi pandemi, dengan target pencapaian minimal 70% populasi. Vaksin COVID-19 sampai sekarang masih berkembang dan tersedia dalam berbagai jenis seperti DNA, mRNA, protein rekombinan, dan vektor adenovirus.[51,52]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gold SP Tampubolon

Referensi

1. PDPI. Press Release “Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Outbreak Pneumonia Di Tiongkok. 2020. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/Press_Release_Outbreak_pneumonia_Pneumonia_Wuhan-17_Jan_2020.pdf
15. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jadwal Imunisasi 2017. Indonesian Pediatric Society. http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/jadwal-imunisasi-2017
16. Hadinegoro SRS and Soedjatmiko. Rekomendasi Satgas Imunisasi. Sari Pediatri, Vol. 8, No. 1, Juni 2006. 84-92. https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/download/829/764
27. Grief SN, Loza JK. Guidelines for the Evaluation and Treatment of Pneumonia. Prim Care. 2018; 45(3): 485-503. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7112285/#!po=32.7586
49. Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat. Tahun Ini Kemenkes Upayakan Tiga Vaksin Lengkapi Program Imunisasi Nasional. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20170103/3119321/tahun-kemenkes-upayakan-tiga-vaksin-lengkapi-program-imunisasi-nasional/
50. Santoso, BB. And Kaswandani, N. Sekilas Vaksin Pneumokokus. IDAI, 2017. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/sekilas-vaksin-pneumokokus
51. World Health Organization (WHO). COVID-19 Vaccines. 2022. https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/covid-19-vaccines
52. Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Vaksin COVID-19. 2022. https://covid19.go.id/artikel/2022/08/28/covovax-bisa-digunakan-untuk-booster-homolog

Prognosis Pneumonia Komuniti
Panduan E-Prescription Alomedika...

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
    Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
  • Perlukah Pemberian Antibiotik untuk Pneumonia Ringan pada Anak
    Perlukah Pemberian Antibiotik untuk Pneumonia Ringan pada Anak
  • Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
    Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
  • Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
    Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 jam yang lalu
Bisakah menegakkan pneumonia pada bayi <1 tahun tanpa demam dan batuk?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Saya dokter klinik, memiliki pasien bayi 21 hari dengan RR 61x/menit dan tarikan dinding dada. Riwayat sedang pilek. Demam, batuk disangkal oleh...
Anonymous
Dibuat 16 April 2025, 09:59
Apakah Vaksin Pneumonia PCV 20 ataupun PCV 13 dapat diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Apakah vaksin pneumonia pcv 20 ataupun pcv 13 bisa diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 06 Januari 2025, 09:40
Wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) menjadi perhatian internasional!
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Beberapa waktu terakhir, wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) yang telah menjadi perhatian internasional dalam . Virus ini menyebar dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.