Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Tuli general_alomedika 2023-07-27T10:56:24+07:00 2023-07-27T10:56:24+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Tuli

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Etiologi tuli bisa dibedakan menjadi gangguan konduktif atau masalah sensorineural. Pada tuli konduktif, kelainan terletak pada telinga luar dan tengah, contohnya otitis eksterna dan otitis media. Pada tuli sensorineural, kelainan berada pada telinga dalam, contohnya labirinitis. Pada tuli campuran, terjadi gabungan dari tuli konduktif dan sensorineural atau sebuah proses komplikasi dari kelainan telinga luar yang merambat hingga ke telinga bagian dalam.[1-3]

Tuli Konduktif

Berdasarkan lokasinya, tuli konduktif dapat disebabkan oleh gangguan pada telinga luar dan telinga bagian tengah. Kelainan telinga bagian luar yang dapat menyebabkan tuli mencakup obstruksi kanalis auditorius eksterna oleh serumen atau benda asing. Selain itu, atresia liang telinga, otitis eksterna tipe sirkumskripta, dan osteoma juga bisa menyebabkan tuli.

Kelainan telinga bagian tengah yang bisa menyebabkan tuli adalah kolesteatoma, otitis media efusi, otosklerosis, perforasi membran timpani, dan timpanosklerosis.[3]

Tuli Sensorineural

Tuli sensorineural terbagi menjadi dua, yakni tuli koklea dan retrokoklea.

Tuli Sensorineural Koklea

Tuli sensorineural koklea dapat disebabkan oleh etiologi seperti aplasia atau kelainan kongenital dan labirinitis.

Obat yang dapat menyebabkan tuli sensorineural koklea antara lain kina, aspirin, alkohol, dan antibiotik golongan aminoglikosida seperti streptomycin dan gentamicin.

Penyebab lain adalah trauma kepala, terutama pada basis kranial, dan trauma akustik. Pajanan bising jangka panjang juga dapat menyebabkan terjadinya noise induced hearing loss (NIHL).[3]

Tuli Sensorineural Retrokoklea

Tuli sensorineural retrokoklea dapat disebabkan oleh trauma, perdarahan, serta kelainan otak lain seperti neuroma akustik, mieloma multipel, dan tumor pada sudut pons serebelum.[3]

Tuli Campuran

Tuli campuran pada umumnya merupakan suatu akibat dari komplikasi, dimana pada mulanya terjadi gangguan pada telinga luar atau tengah yang kemudian menjadi merambat ke telinga bagian dalam, contohnya otitis media supuratif kronik yang berlanjut atau mengalami komplikasi menjadi labirinitis.

Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan tuli campuran yakni munculnya dua penyakit yang berbeda secara bersamaan di mana penyakit yang satu menyebabkan tuli konduktif dan penyakit lainnya menyebabkan tuli sensorineural.[1-3]

Tabel 1. Etiologi Tuli

Tuli Konduktif
Kelainan Telinga Tengah Kolesteatoma
Otitis Media Efusi
Otosklerosis
Kelainan Telinga Luar Serumen prop
Obstruksi akibat eksostosis (surfer’s ear)
Obstruksi akibat benda asing
Otitis eksterna
Kelainan Membran Timpani Perforasi membran timpani
Timpanosklerosis
Tuli Sensorineural
Tumor atau neoplasma serebelopontin
Penyakit Meniere
Paparan bising
Presbikusis
Trauma Trauma kepala atau trauma akustik
Infeksi Meningitis, Labirinitis
Paparan ototoksin Kina, aspirin, alkohol, neomycin, polymyxin, paracetamol, cisplatin, makrolida, vincristine, sildenafil, dan aminoglikosida seperti streptomycin dan gentamicin

Sumber: Michels TC, American Family Physician, 2019.

Faktor Risiko

Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya tuli pada orang dewasa dan anak-anak berbeda.

Faktor Risiko Tuli Pada Orang Dewasa

Faktor risiko tuli pada orang dewasa yakni:

  • Faktor genetik atau terdapat riwayat keluarga dengan tuli
  • Penggunaan obat-obat ototoksik, seperti obat topikal yang mengandung neomycin atau polymyxin B, cisplatin, vincristine, dan sildenafil

  • Riwayat infeksi telinga berulang yang tidak diobati dengan baik
  • Usia lanjut
  • Pajanan bising melebihi ambang batas dalam jangka panjang
  • Kondisi medis, seperti diabetes melitus, gagal ginjal, aterosklerosis, dan trauma kepala
  • Pengaruh zat kimia industrial, seperti toluena dan stirena.
  • Konsumsi alkohol dan rokok[1-4]

Faktor Risiko Tuli Pada Anak-Anak

Faktor risiko tuli pada anak yakni:

  • Kelainan anatomi, misalnya kelainan pada pina atau liang telinga, anomali kraniofasial, atau disfungsi tuba eustachius
  • Riwayat keluarga yang mengalami tuli sejak lahir
  • Infeksi kongenital, misalnya toxoplasmosis atau rubella

  • Riwayat otitis media berulang selama minimal 3 bulan yang tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat
  • Riwayat pernah mendapatkan perawatan di ruang perawatan intensif selama minimal 48 jam
  • Riwayat trauma kepala
  • Sindroma seperti neurofibromatosis, sindrom Usher, sindrom Hunter, ataksia Friedreich, dan penyakit Charcot-Marie-Tooth

Adanya kelainan pada saat bayi, seperti hiperbilirubinemia yang sangat tinggi atau kondisi yang membutuhkan oksigenasi membran ekstrakorporeal juga akan meningkatkan risiko tuli pada anak.[1-4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Walangitan AC, et al. Gambaran Gangguan Pendengaran Pada Penyelam. J Biomedik JBM, 2021. vol. 13, no. 2, Art. no. 2, Mar. doi: 10.35790/jbm.13.2.2021.31868.
2. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1989/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuli Sensorineural Kongenital. 2022.
3. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019 Jul 15;100(2):98-108. PMID: 31305044.
4. Setyawan FEB. Prevention of noise induced hearing loss in worker: A literature review. JKKI, 2021. pp. 182–190, Aug. 2021, doi: 10.20885/JKKI.Vol12.Iss2.art12.

Patofisiologi Tuli
Epidemiologi Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Peran Campak pada Otosklerosis
    Peran Campak pada Otosklerosis
  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
  • Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Januari 2025, 22:52
Jurnal Paling Zonk Sepanjang Tahun 2024 🧐💥
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Tidak diragukan lagi 🧐, ini adalah studi terburuk pada tahun 2024:Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa...
dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
Dibuat 13 Januari 2024, 10:23
Love your hearing
Oleh: dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
0 Balasan
Noise induced hearing loss
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 24 Mei 2023, 09:24
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.