Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Tuli general_alomedika 2022-11-28T14:14:41+07:00 2022-11-28T14:14:41+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Tuli

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Etiologi pada tuli konduktif, sensorineural, dan campuran berbeda-beda. Hal ini dikarenakan kelainan dari masing-masing tipe tuli berada pada lokasi anatomi yang berbeda-beda pula. Sebagai contoh, pada tuli konduktif, kelainan terletak pada telinga luar dan tengah, contohnya otitis eksterna dan otitis media. Sedangkan pada tuli sensorineural, kelainan berada pada telinga dalam, contohnya labirinitis. Pada tuli campuran, merupakan gabungan dari tuli konduktif dan sensorineural atau sebuah proses komplikasi dari kelainan telinga luar yang merambat hingga ke telinga bagian dalam.

Tuli Konduktif

Tuli konduktif disebabkan oleh kelainan pada telinga luar atau telinga tengah.

Kelainan pada telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif:

  • Atresia liang telinga
  • Otitis eksterna tipe sirkumskripta
  • Adanya sumbatan akibat serumen prop dan osteoma

Sedangkan kelainan telinga bagian tengah yang menyebabkan tuli konduktif, yakni:

  • Sumbatan pada tuba eustachius

  • Otitis media
  • Otosklerosis
  • Timpanosklerosis
  • Hemotimpanum
  • Dislokasi tulang pendengaran

Tuli Sensorineural

Tuli sensorineural terbagi menjadi dua, yakni tuli koklea dan retrokoklea.

Tuli Sensorineural Koklea

Tuli sensorineural koklea dapat disebabkan oleh etiologi sebagai berikut.

  • Aplasia atau kelainan kongenital
  • Labirinitis
  • Intoksikasi obat seperti kina, asetosal, alkohol, golongan aminoglikosida (misalnya streptomycin, gentamicin, dan garamycin)

  • Trauma kapitis, terutama pada basis kranii, dan trauma akustik
  • Pajanan bising jangka panjang, termasuk gangguan pendengaran okupasional, yang akan menyebabkan terjadinya noise induced hearing loss (NIHL)

Tuli Sensorineural Retrokoklea

Tuli sensorineural retrokoklea dapat disebabkan oleh etiologi sebagai berikut.

  • Trauma, perdarahan
  • Kelainan otak lainnya seperti neuroma akustik, mieloma multipel dan tumor pada sudut pons serebelum

Tuli Campuran

Tuli campuran pada umumnya merupakan suatu akibat dari komplikasi, dimana pada mulanya terjadi gangguan pada telinga luar atau tengah yang kemudian menjadi merambat ke telinga bagian dalam, contohnya otitis media supuratif kronik yang berlanjut atau mengalami komplikasi menjadi labirinitis. Kemungkinan lain yang dapat menyebabkan tuli campuran yakni munculnya dua penyakit yang berbeda secara bersamaan di mana penyakit yang satu menyebabkan tuli konduktif dan penyakit lainnya menyebabkan tuli sensorineural. [2,4,6]

Faktor Risiko

Faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya tuli pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. [2,3,6,7]

Faktor Risiko Tuli Pada Orang Dewasa

Faktor risiko tuli pada orang dewasa yakni sebagai berikut.

  • Faktor genetik atau terdapat riwayat keluarga dengan tuli
  • Penggunaan obat-obatan tertentu yang bersifat ototoksik, misalnya obat topikal yang mengandung neomisin atau polimiksin B, salisilat, golongan kina, nonsteroidal anti-inflammatory / NSAID, paracetamol, aminoglikosida, cisplatin, diuretik, makrolid, vincristine, sildenafil dan obat terlarang seperti ekstasi

  • Riwayat infeksi telinga berulang yang tidak diobati dengan baik
  • Usia lanjut
  • Pajanan bising melebihi ambang batas dalam jangka panjang
  • Kondisi medis tertentu atau akibat penyakit kronis, seperti diabetes melitus, gagal ginjal, aterosklerosis, imunosupresi, dan trauma kepala

  • Pengaruh zat kimia industrial (seperti toluene, styrene)

  • Hormon (berkaitan erat dengan hormon seperti estrogen, aldosteron, dan progestin)
  • Konsumsi alkohol dan rokok

Faktor Risiko Tuli Pada Anak-Anak

Faktor risiko tuli pada anak yakni sebagai berikut.

  • Kelainan anatomi, misalnya kelainan pada pina atau liang telinga, kraniofasial atau disfungsi tuba eustachius

  • Riwayat keluarga yang mengalami tuli sejak lahir
  • Infeksi kongenital, misalnya toxoplasmosis, rubella, sitomegalovirus, herpes, meningitis

  • Riwayat otitis media berulang selama minimal 3 bulan yang tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat
  • Riwayat pernah mendapatkan perawatan di ruang perawatan intensif selama minimal 48 jam
  • Kecurigaan orang tua bahwa anak sepertinya mengalami suatu keterlambatan perkembangan berbicara dan berbahasa, serta terdapat gangguan pendengaran
  • Riwayat trauma kepala
  • Riwayat kelainan pada saat bayi seperti hiperbilirubinemia yang mendapatkan terapi berupa transfusi tukar, hipertensi pulmonal dan mendapatkan ventilasi mekanik, serta kondisi yang membutuhkan oksigenasi membran ektrakorporeal
  • Sindroma seperti neurofibromatosis, osteoporosis, sindrom Usher, sindrom Hunter, ataksia Friedreich, dan penyakit Charcot-Marie-Tooth

Referensi

2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012
3. Isaacson JE, Vora NM. Differential diagnosis and treatment of hearing loss. Am Fam Physician. 2006; 68(6) : 1125-32.
4. Medscape. Hearing Impairment. 2017. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/994159-overview#a4
6. Walling A, Dickson GM. Hearing loss in older adults. Am Fam Physician. 2012; 85(12): 1150-56.
7. Joint Committee on Infant Hearing. Year 2000 position statement: principles and guidelines for early hearing detection and intervention programs. Pediatrics. 2000; 106: 798-817.

Patofisiologi Tuli
Epidemiologi Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
Diskusi Terkait
Anonymous
12 Desember 2022
Obat ototoksik-THT ask the expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Rano, Sp.THT-KL, apa saja obat-obat ototoksik yang harus diwaspadai oleh dokter umum? Bagaimana dokter umum meminimalisir dampaknya? Terimakasih...
Anonymous
12 Desember 2022
Tata laksana untuk pasien presbiakusis - THT ask the expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Rano, Sp. THT-KL, pada pasien lansia dengan presbiakusis, apakah ada suplemen yang dapat mengurangi atau agar gejala tidak memburuk seiring...
Anonymous
15 Juli 2022
Gangguan Pendengaran pada Bayi - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Suyanti, Sp.THT-KLIjin bertanya dok. Bagaimana mengidentifikasi gangguan pendengaran pada bayi di fasilitas kesehatan primer dok? Apabila sudah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.