Epidemiologi Tuli
Data epidemiologi mengenai tuli menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-4 di Asia Tenggara dengan angka prevalensi tuli tertinggi setelah negara Sri Lanka, Myanmar dan India.
Global
Menurut hasil penelitian oleh WHO pada tahun 2013 bahwa terdapat 360 juta orang di dunia mengalami gangguan pendengaran atau tuli. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa 5,3% populasi di seluruh dunia menderita tuli. Dari 360 juta penderita tuli, sebanyak 183 juta berjenis kelamin laki-laki dan 145 juta lainnya berjenis kelamin perempuan. Telah diperkirakan bahwa pada tahun 2030-2050 populasi penderita tuli akan terus meningkat akibat bertambah tua, pemeriksaan yang tidak dilakukan dengan baik, hingga akses ke pelayanan yang belum optimal. [1]
Asia Selatan, Asia Timur dan Sub Sahara Afrika merupakan wilayah dengan prevalensi gangguan pendengaran atau tuli tertinggi, baik pada orang dewasa maupun pada anak-anak. Pada anak-anak, sering kali disebabkan oleh tingginya angka infeksi seperti otitis media kronis, meningitis, rubella, campak, penggunaan obat-obatan ototoksik, dan paparan terhadap suara keras. Sedangkan pada orang dewasa disebabkan oleh tingginya angka infeksi seperti otitis media kronis, meningitis, paparan terhadap suara keras, penggunaan obat-obat ototoksik, dan meningkatnya jumlah populasi usia lanjut sehingga menyebabkan tingginya pula angka kejadian presbikusis. [1]
Indonesia
Tuli atau gangguan pendengaran masih menjadi masalah kesehatan dan mendapat perhatian baik dari pemerintah maupun dari masyarakat di Indonesia. Indonesia masuk kedalam peringkat keempat di Asia Tenggara dengan angka prevalensi tuli tertinggi. Berdasarkan data yang didapatkan dari Litbang Depkes terdapat 9 provinsi di Indonesia dengan angka prevalensi tuli pada penduduk usia lebih dari 5 tahun yang telah melebihi angka nasional (2,6%), yaitu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sulawesi Barat, Jawa Timur, Maluku Utara, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Lampung dan Nusa Tenggara Timur. Menurut hasil Riskesdas tahun 2013, menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang berusia 5 tahun ke atas sebanyak 2,69% mengalami tuli. [7]