Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Tuli general_alomedika 2023-04-27T15:08:45+07:00 2023-04-27T15:08:45+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Tuli

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa tuli memiliki angka kejadian yang tinggi, dimana laporan WHO memperkirakan terdapat 446 juta penduduk dunia mengalami berbagai derajat tuli di tahun 2020. Data epidemiologi juga memperkirakan 1-3 bayi per 1000 kelahiran hidup mengalami tuli kongenital.[2]

Global

Pada tahun 2020, WHO menyebutkan terdapat 466 juta penduduk di dunia yang mengalami gangguan pendengaran. 34 juta di antaranya terjadi pada anak–anak dan bersifat preventable. WHO juga menyebutkan bahwa 1 hingga 3 bayi per 1000 kelahiran hidup mengalami tuli kongenital. Angka ini meningkat menjadi 2 hingga 4 per 100 bayi pada perawatan intensif.[2]

Di Amerika Serikat, diperkirakan terdapat lebih dari 30 juta orang dewasa, atau hampir 15% dari keseluruhan penduduk Amerika Serikat, mengalami berbagai derajat tuli. Tuli dilaporkan lebih banyak ditemukan pada lansia. Diperkirakan bahwa 80% lansia berusia di atas 85 tahun mengalami tuli.[3]

Indonesia

WHO menyebutkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam 4 negara di Asia dengan angka gangguan pendengaran yang tinggi. Angka kejadian tuli di Indonesia diperkirakan sebesar 4,6%.

Data Riskesdas tahun 2018 menyebutkan bahwa terdapat 0,11% anak usia 24-59 bulan mengalami tuli kongenital.[2]

Mortalitas

Tuli diperkirakan berpotensi meningkatkan mortalitas. Peningkatan risiko mortalitas diduga berhubungan dengan peningkatan risiko depresi, penurunan tingkat aktivitas fisik, dan risiko kecelakaan.[6]

Tuli juga telah dilaporkan berkaitan dengan peningkatan risiko mortalitas karena kelainan kardiovaskular. Meski demikian, belum jelas apakah memang ada hubungan kausatif antara keduanya.[7]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

2. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1989/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuli Sensorineural Kongenital. 2022.
3. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019 Jul 15;100(2):98-108. PMID: 31305044.
6. Lin HW, Mahboubi H, Bhattacharyya N. Hearing Difficulty and Risk of Mortality. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2019 Jul;128(7):614-618. doi: 10.1177/0003489419834948. Epub 2019 Mar 4. PMID: 30832489.
7. Engdahl B, Idstad M, Skirbekk V. Hearing loss, family status and mortality - Findings from the HUNT study, Norway. Soc Sci Med. 2019 Jan;220:219-225. doi: 10.1016/j.socscimed.2018.11.022. Epub 2018 Nov 13. PMID: 30463047.\

Etiologi Tuli
Diagnosis Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
  • Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Januari 2025, 22:52
Jurnal Paling Zonk Sepanjang Tahun 2024 🧐💥
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Tidak diragukan lagi 🧐, ini adalah studi terburuk pada tahun 2024:Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa...
dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
Dibuat 13 Januari 2024, 10:23
Love your hearing
Oleh: dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
0 Balasan
Noise induced hearing loss
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 24 Mei 2023, 09:24
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.