Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Tuli general_alomedika 2020-02-13T10:59:54+07:00 2020-02-13T10:59:54+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Tuli

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Patofisiologi pada tuli konduktif dan tuli sensorineural memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan penyebab dari masing-masing tipe tuli tersebut juga berbeda. Sebelum membahas mengenai patofisiologi pada tuli, perlu diketahui proses fisiologi pendengaran terlebih dahulu.

Fisiologi Pendengaran

Pertama-tama, daun telinga akan menangkap energi bunyi dalam bentuk gelombang, gelombang tersebut akan menggetarkan membran timpani yang berada di dalam telinga tengah. Tulang maleus yang berhubungan langsung dengan bagian tengah dari membran timpani nantinya juga akan menjadi ikut bergetar. Getaran tersebut disalurkan ke tulang inkus dan tulang stapes. Getaran pada tulang stapes menyebabkan bergeraknya tingkap lonjong, yang menyebabkan perilimfa pada skala vestibuli menjadi ikut bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner lalu mendorong endolimfa, sehingga menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. [2,5]

Seluruh proses ini disebut sebagai rangsang mekanik yang menimbulkan defleksi dari stereosilia sel-sel rambut, membuka kanal-kanal ion, dan pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Terjadinya proses depolarisasi pada sel-sel rambut stereosilia akan menyebabkan terlepasnya neurotransmiter ke dalam sinaps, sehingga menimbulkan aksi potensial pada saraf auditorius. Aksi potensial tersebut nantinya akan dilanjutkan hingga nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran yang terletak pada area 39 hingga 40 di lobus temporalis otak.

Apabila terjadi gangguan pada salah satu atau beberapa serangkaian proses di atas, maka akan menyebabkan terjadinya tuli konduktif ataupun tuli sensorineural. [2,5]

Tuli Konduktif

Pada tuli konduktif, terdapat gangguan hantaran suara yang disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau telinga tengah. Telinga luar meliputi daun telinga, liang telinga (dengan panjang 2,5–3 cm) dan membran timpani. Kelainan pada telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif yakni berupa atresia liang telinga, otitis eksterna tipe sirkumskripta, serumen prop, dan osteoma. Sedangkan telinga tengah terdiri dari tulang-tulang pendengaran (ossicles) yakni maleus, inkus dan stapes. Kelainan telinga bagian tengah yang menyebabkan tuli konduktif yakni berupa terjadinya sumbatan pada tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum dan dislokasi tulang pendengaran. [2,4,5]

Tuli Sensorineural

Pada tuli sensorineural, terdapat gangguan atau kelainan pada telinga dalam, nervus VIII (vestibulokoklear), atau pada pusat pendengaran. Gangguan yang terjadi dapat dibedakan berdasarkan lokasi menjadi tuli koklear dan retrokoklear. [2,4,5]

Derajat Ketulian

Terdapat 5 derajat ketulian berdasarkan ambang pendengaran (dalam decibel / dB) yang ditetapkan oleh American National Standards Institute, yakni sebagai berikut. [4]

Tabel 1. Derajat Ketulian

Derajat

Hasil Audiometri
0: Normal 0–25 dB
1: Tuli ringan 26–40 dB
2: Tuli sedang 41–55 dB
3: Tuli sedang-berat 56-70 dB
4: Tuli berat 71–90 dB
5: Tuli sangat berat lebih dari 90 dB

Sumber: Medscape, 2017

Referensi

2. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. 7th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2012
4. Medscape. Hearing Impairment. 2017. Diunduh dari: https://emedicine.medscape.com/article/994159-overview#a4
5. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy & Physiology. 13th ed. New Jersey: John Wiley & Sons. 2011

Pendahuluan Tuli
Etiologi Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Hari ini, 10:39
Mencegah NIHL akibat earphone - THT Ask The Expert
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO dr. Indra SpTHT.. apakah ada ketentuan yang dapat diberikan ke remaja agar terhindar dari penurunan pendengaran akibat penggunaan earphone? Berapa lama...
Anonymous
Hari ini, 10:26
Kapan pemeriksaan rutin fungsi pendengaran dilakukan pada populasi berisiko - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Indra Zachreini, Sp. THT-KL, saya pernah baca bahwa pada orang yang tinggal di lingkungan rawan bising sebaiknya disarankan untuk memeriksaan fungsi...
Anonymous
Hari ini, 10:25
Diagnosis banding acute hearing loss - THT Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dr. dr. Indra Zachreini, Sp.THT-KL(K)Apa sajakah diagnosis banding acute hearing loss yang perlu dipertimbangkan pada pasien dewasa muda? Terima kasih dok.

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.