Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Rubella general_alomedika 2019-11-29T15:47:00+07:00 2019-11-29T15:47:00+07:00
Rubella
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Rubella

Oleh :
Sunita
Share To Social Media:

Rubella atau disebut juga campak Jerman adalah infeksi virus eksantematosa akut yang disebabkan oleh virus rubella. Kendati sebagian besar kasus infeksi rubella menyebabkan gejala yang ringan dan self limited, penyakit ini berpotensi menimbulkan masalah kesehatan yang serius ketika virus rubella menginfeksi janin khususnya pada trimester pertama kehamilan. Infeksi rubella maternal dan sejumlah gejala yang dialami janin akibat gangguan pembentukan organ serta inflamasi sistemik disebut sebagai sindrom rubella kongenital. [1]

Walaupun hingga kini belum diketahui secara pasti apakah terdapat reseptor seluler khusus yang menjadi jalur masuknya virus rubella ke dalam sel, bukti yang ada secara in vitro menunjukkan bahwa protein E1 pada rubella dapat mengikat glikoprotein oligodendrosit mielin (myelin oligondendrocyte glycoprotein/MOG). Kemampuan rubella dalam menginfeksi plasenta disertai adanya patologi saraf yang berkaitan dengan sindrom rubella kongenital (SRK) dan ekspresi MOG pada kedua jenis jaringan tersebut menimbulkan dugaan bahwa MOG adalah reseptor virus rubella. [2]

rash

Pemeriksaan serologi masih menjadi pemeriksaan penunjang ideal untuk memastikan diagnosis infeksi rubella. Hasil yang didapat adalah peningkatan titer imunoglobulin M spesifik rubella sebanyak empat kali lipat atau lebih pada sampel berpasangan yang diambil dengan interval 2 minggu, atau serokonversi imunoglobulin G yang mengisyaratkan adanya infeksi baru. [3]

Sementara itu, diagnosis rubella kongenital dibantu adanya riwayat infeksi rubella maternal atau manifestasi klinis pada janin yang sesuai dengan infeksi rubella kongenital seperti mikrosefali, hepatosplenomegali, limfadenopati, trombositopenia, dan kelainan penglihatan. Konfirmasi diagnosis rubella kongenital kemudian dilakukan melalui pemeriksaan serologi atau virologi melalui pengukuran antibodi terhadap virus rubella dari sampel ibu dan bayi[4].

Hingga kini belum ada terapi spesifik yang terbukti memperpendek perjalanan penyakit rubella. Imunisasi dengan menggunakan vaksin virus rubella yang dilemahkan masih menjadi pendekatan preventif yang berfungsi untuk mencegah infeksi dan komplikasi penyakit rubella. Rasionalisasi penggunaan vaksin adalah untuk mencegah sindrom rubella kongenital melalui pengendalian infeksi rubella pascanatal. [5]

Referensi

1. Forrest JM, Turnbull FM, Sholler GF, Hawker RE, Martin FJ, Doran TT, et al. Gregg’s congenital rubella patients 60 years later. Med J Aust. 2002;177(11–12):664–7.
2. Cong H, Jiang Y, Tien P. Identification of the myelin oligodendrocyte glycoprotein as a cellular receptor for rubella virus. J Virol [Internet]. 2011 Nov;85(21):11038–47.
3. Best JM. Lesson of the week: Interpretation of rubella serology in pregnancy---pitfalls and problems. BMJ [Internet]. 2002 Jul 20;325(7356):147–8. Available from: http://www.bmj.com/cgi/doi/10.1136/bmj.325.7356.147
4. Best JM, Enders G. Chapter 3 Laboratory Diagnosis of Rubella and Congenital Rubella. Perspect Med Virol. 2006;15(06):39–77.
5. Mongua-Rodriguez N, Díaz-Ortega JL, García-García L, Piña-Pozas M, Ferreira-Guerrero E, Delgado-Sánchez G, et al. A systematic review of rubella vaccination strategies implemented in the Americas: Impact on the incidence and seroprevalence rates of rubella and congenital rubella syndrome. Vaccine. 2013;31(17):2145–51.

Patofisiologi Rubella
Diskusi Terkait
Anonymous
23 Januari 2022
Pasien laki-laki 29 tahun dengan Rubella
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Saya punya pasien laki laki 29tahun dg rubella. Diawali dg nyeri sekitar sendi, lalu badan hangat tp saat di cek suhu 37,3 tidak pernah samapi...
Anonymous
23 April 2020
Cara mengatasi rubella pada kehamilan/pasca keguguran
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodokter, saya dapat pertanyaan dari user bahwa istrinya mengalami keguguran, lalu dikuret, kemudian dites Rubella hasilnya IgG dan IgM nya positif. Dari...
dr.Dian Ayu Ekowati
31 Maret 2020
Terapi untuk menghilangkan ruam secara cepat pada pasien usia 1th yang terdapat ruam kemerahan pada dada hingga punggung
Oleh: dr.Dian Ayu Ekowati
4 Balasan
Selamat sore ts, mohon bertanya. Os usia 1th, bb 10kg. keluhan demam 38,7 sudah 2 hari. Vital sign baik, tidak ada pembesaran kgb, batuk pilek disangkal,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.