Penatalaksanaan Tuli
Penatalaksanaan pada tuli disesuaikan dengan penyebabnya masing-masing. Hampir seluruh kasus tuli konduktif dapat diberikan tata laksana baik medikamentosa maupun melalui teknik pembedahan, seperti pada otitis media supuratif kronik yang dapat diberikan antibiotik oral hingga pembedahan seperti timpanoplasti. Sedangkan pada tuli sensorineural tidak demikian, karena pada sebagian besar kasus tuli sensorineural kerusakan yang terjadi sifatnya menetap atau tidak dapat diperbaiki. [2-4]
Medikamentosa
Berikut ini adalah tata laksana medikamentosa yang dapat diberikan pada kasus tuli konduktif dan tuli sensorineural.
Tuli Konduktif
Pada penyebab tuli konduktif yang dapat diberikan tata laksana medikamentosa, fungsi pendengaran umumnya akan kembali normal setelah penyebab diobati. Berikut adalah penyebab tuli konduktif yang dapat diobati dan terapi medikamentosanya:
Oklusi Liang Telinga (Serumen Prop atau Benda Asing):
Lakukan irigasi menggunakan air hangat atau kuretase dengan bantuan otoskopi. Apabila serumen sangat keras dapat menggunakan obat-obatan pelunak serumen, seperti karbogliserin.
Otitis Eksterna:
Berikan analgesik, serta antibiotik topikal atau oral. Antibiotik oral hanya diberikan pada pasien dengan demam, kondisi imunosupresi, diabetes, adenopati, atau infeksi yang menyebar keluar kanal telinga.
Irigasi telinga dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas obat topikal tapi hanya dapat dilakukan jika membran timpani intak. Jika tidak, pilihan yang dapat dilakukan adalah pembersihan secara mekanik menggunakan kuret atau suction.
Otitis Media:
Pada otitis media, berikan analgesik sistemik seperti ibuprofen atau paracetamol, atau analgesik lokal seperti suspensi telinga antipyrine/benzocaine. Berikan juga antibiotik oral atau topikal, misalnya amoxicillin oral atau ofloksasin tetes telinga.
Tuli Sensorineural
Penyebab tuli sensorineural yang dapat diberikan medikamentosa adalah:
- Tuli yang disebabkan oleh penyakit autoimun: berikan prednisolon oral disertai metotreksat dosis rendah
-
Penyakit Meniere: berikan diuretik kombinasi antara hidroklorotiazid dan triamterene. Selain itu dapat juga menggunakan acetazolamide, spironolactone, dan furosemide
Pembedahan
Berikut ini adalah tata laksana pembedahan yang dapat dilakukan pada kasus tuli konduktif dan tuli sensorineural. [2-4]
Tuli Konduktif
Pada beberapa kasus tuli konduktif tidak dapat ditangani hanya melalui tata laksana medikamentosa, namun harus melalui pembedahan. Berikut ini adalah beberapa penyakit penyebab tuli konduktif yang harus ditangani melalui tata laksana pembedahan:
-
Otitis media yang sering berulang dapat dilakukan miringotomi dan pemasangan pipa Grommet
- Otitis media supuratif kronik tipe bahaya perlu dilakukan tindakan seperti mastoidektomi, dengan atau tanpa timpanoplasti atau miringoplasti
- Otosklerosis dapat melalui tindakan stapedektomi atau stapedetomi, dimana tulang stapes diganti menjadi bahan protesis
- Tumor dan osteoma, perlu dilakukan pengangkatan jaringan patologik melalui operasi
Tuli Sensorineural
Berikut ini adalah beberapa penyakit atau penyebab tuli sensorineural yang membutuhkan terapi pembedahan, seperti fistula perilimfa melalui operasi reparasi fistula, trauma kepala atau fraktur tulang temporal dan tumor akustik. Terapi pembedahan lainnya yang juga dapat dilakukan untuk kasus-kasus tuli sensorineural yang tidak dapat dibantu dengan alat bantu dengar adalah pemasangan implan koklear.
Terapi Suportif
Terapi suportif pada penderita tuli yang dapat dilakukan yakni berupa rehabilitasi audiologi.
Rehabilitasi Audiologi
Rehabilitasi audiologi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mendengar atau meringankan gangguan pendengaran untuk pasien, yakni dengan memilih alat bantu dengar yang sesuai dan tepat, terapi komunikasi seperti cara membaca gerakan bibir, hingga cara komunikasi lainnya seperti bahasa isyarat. Hal ini sangat diperlukan terutama bagi anak-anak, karena tuli dapat menyebabkan anak mengalami gangguan kemampuan dalam berbicara dan berbahasa.
Alat Bantu Dengar
Penggunaan alat bantu dengar harus disesuaikan dengan derajat keparahan tuli yang terjadi serta kondisi-kondisi lainnya yang dapat dilihat pada penjelasan berikut:
-
Alat di dalam telinga (in-the ear/ ITE): Digunakan pada gangguan pendengaran derajat ringan hingga berat, dan tidak direkomendasikan untuk anak-anak, karena diletakkan di luar atau cuping telinga (bentuk telinga anak-anak masih dalam masa pertumbuhan)
-
Alat di dalam liang telinga (in the canal/ ITC): Digunakan pada gangguan pendengaran derajat ringan hingga sedang, dan digunakan pada orang dewasa, dapat dimodifikasi sesuai dengan ukuran liang telinga pasien
-
Sepenuhnya di dalam telinga (completely in the canal/ CIC): Digunakan pada gangguan pendengaran derajat ringan hingga sedang pada orang dewasa, jenis alat bantu dengar dengan ukuran paling kecil dan tidak terlihat mencolok
-
Di belakang telinga (behind the ear/ BTE): Dapat digunakan pada gangguan pendengaran derajat ringan hingga berat pada segala umur
-
Speaker atau receiver di dalam liang telinga: Hampir serupa dengan jenis alat bantu dengar BTE namun bentuknya lebih kecil [4]