Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tuli general_alomedika 2023-04-27T15:02:30+07:00 2023-04-27T15:02:30+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Tuli

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Tuli adalah kehilangan kemampuan pendengaran yang dapat terjadi pada unilateral maupun pada kedua telinga atau bilateral. Tuli dapat bersifat mendadak atau progresif. Berdasarkan etiologinya, tuli dapat terjadi karena adanya gangguan konduksi, gangguan sensorineural, atau campuran.[1]

Tuli dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, gangguan perkembangan bahasa dan komunikasi, serta mempengaruhi aktivitas sosial seorang individu. Tuli yang terjadi pada anak dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan bahasa anak yang pada akhirnya menentukan tingkat kognitif, kemandirian, hingga masa depan anak.[2]

Tulii

Diagnosis tuli perlu dipikirkan pada pasien yang mengeluhkan penurunan fungsi pendengaran. Pasien dapat mengalami gangguan pendengaran yang dikenali sendiri atau anggota keluarga dapat mengamati perilaku pasien dan mencurigai adanya gangguan pendengaran, misalnya kesulitan saat percakapan atau harus menonton dengan volume televisi yang keras.

Pemeriksaan dilanjutkan dengan tes suara berbisik atau audiometri. Pasien juga perlu menjalani pemeriksaan adanya impaksi serumen, eksostosis, serta kelainan lain dari kanal eksternal dan membran timpani yang mungkin menyebabkan gangguan fungsi pendengaran. Pemeriksaan neurologis juga diperlukan jika tuli dicurigai bersifat sensorineural dan berkaitan dengan gangguan neurologi lain.

Evaluasi laboratorium umumnya tidak bermanfaat kecuali dicurigai ada penyakit sistemik. CT Scan dan MRI diindikasikan pada pasien dengan gangguan pendengaran asimetris atau gangguan pendengaran sensorineural mendadak, serta ketika diduga terjadi kerusakan pada tulang pendengaran.[1-3]

Tata laksana disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan tuli. Terapi farmakologis yang dapat diberikan misalnya karbogliserin untuk mengatasi gangguan pendengaran akibat impaksi serumen. Terapi nonfarmakologis misalnya penggunaan alat bantu dengar.

Pembedahan dilakukan untuk memasang implan koklea jika diindikasikan. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit penyebab tuli, misalnya pada otitis media berulang dapat dilakukan miringotomi.[2,3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Walangitan AC, et al. Gambaran Gangguan Pendengaran Pada Penyelam. J Biomedik JBM, 2021. vol. 13, no. 2, Art. no. 2, Mar. doi: 10.35790/jbm.13.2.2021.31868.
2. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1989/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuli Sensorineural Kongenital. 2022.
3. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019 Jul 15;100(2):98-108. PMID: 31305044.

Patofisiologi Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
15 hari yang lalu
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...
Anonymous
12 Desember 2022
Obat ototoksik-THT ask the expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Rano, Sp.THT-KL, apa saja obat-obat ototoksik yang harus diwaspadai oleh dokter umum? Bagaimana dokter umum meminimalisir dampaknya? Terimakasih...
Anonymous
12 Desember 2022
Tata laksana untuk pasien presbiakusis - THT ask the expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Rano, Sp. THT-KL, pada pasien lansia dengan presbiakusis, apakah ada suplemen yang dapat mengurangi atau agar gejala tidak memburuk seiring...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.