Etiologi Glomerulonefritis
Secara garis besar, etiologi glomerulonefritis adalah segala hal yang dapat mencetuskan respons imun pada glomerulus. Etiologi ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu glomerulonefritis yang diperantarai antibodi dan yang tidak diperantarai antibodi.
Beberapa penyakit sistemik juga dapat mencetuskan terjadinya glomerulonefritis. Berikut ini merupakan beberapa penyakit sistemik dan obat yang dapat menyebabkan glomerulonefritis:
- Penyakit imunologi: lupus eritematosus sistemik, granulomatosis dengan poliangitis, penyakit jaringan ikat campuran, Henoch-Schonlein purpura
- Penyakit metabolik-genetik: diabetes mellitus, amiloidosis, penyakit sel sabit
- Penyakit hematoonkologi: multipel myeloma, macroglobulinemia, krioglobulinemia, trombositopenia trombotik purpura, sindroma hemolitik-uremik, limfoma, leukemia, dan karsinoma
- Obat-obatan: obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), captopril, siklosporin, tacrolimus, bifosfonat, penicillamine[6-8]
Glomerulonefritis Diperantarai Antibodi
Glomerulonefritis yang diperantarai dengan antibodi mencakup glomerulonefritis post infeksi, nefropati IgA, dan nefritis lupus.
Glomerulonefritis Post Infeksi
Glomerulonefritis post infeksi umumnya disebabkan oleh infeksi Streptokokus grup A yang mengeluarkan eksotoksin pirogenik B. Berikut ini merupakan organisme yang bisa menyebabkan glomerulonefritis post infeksi:
- Bakteri: Streptococcus sp, Diplococcus sp, Staphylococcus sp, Mycobacterium sp, Salmonella typhi, Brucella suis, Treponema pallidum, dan Corynebacterium bovis
- Virus: Cytomegalovirus, Coxsakie virus, Epstein-Barr virus, hepatitis B, rubella, parvovirus B19, dan virus mumps
- Jamur: Coccidioides immitis
- Parasit: Plasmodium malariae, Plasmodium falciparum, Schistostoma mansoni, Toxoplasma gondii, filariasis, tripanosoma
Nefropati IgA
Nefropati IgA umumnya disebabkan oleh gabungan antara disregulasi respons imun dan faktor lain seperti infeksi. Infeksi saluran pernapasan atas dan gastrointestinal paling sering ditemukan pada pasien nefropati IgA.
Penyakit Antiglomerular Basement Membrane (Anti-GBM)
Etiologi penyakit anti-GBM sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ekspresi gen HLA-DR telah dihubungkan dengan terjadinya reaktivitas antibodi dan sel T terhadap peptida asam amino-13 pada rantai α3 dari kolagen tipe IV pada nefritis anti-GBM.
ANCA-Associated Vasculitis (AAV)
AAV disebabkan oleh autoantibodi yang disebut antineutrophil cytoplasmic antibody (ANCA). Serologi positif ANCA telah dihubungkan dengan penyakit infeksi seperti penyakit paru supuratif, endokarditis bakteri subakut, dan infeksi Pseudomonas, Klebsiella, E. coli, S. aureus, dan virus Ross River.
Nefritis Lupus
Nefritis lupus disebabkan oleh penyakit lupus eritematosus sistemik (LES). Infeksi virus, terutama virus Epstein-Barr, telah ditemukan dapat menstimulasi terjadinya LES dan nefritis lupus.
Glomerulonefritis Membranoproliferatif Tipe 1
Infeksi virus hepatitis C telah ditemukan berhubungan dengan terjadinya glomerulonefritis membranoproliferatif tipe 1.
Nefropati Membranosa
Etiologi nefropati membranosa umumnya idiopatik. Akan tetapi, beberapa etiologi infeksi, seperti virus hepatitis B dan hepatitis C telah dihubungkan dengan terjadinya nefropati membranosa.[3,4,13,14,16]
Glomerulonefritis Tidak Diperantarai Antibodi
Salah satu penyebab glomerulonefritis tidak diperantarai antibodi adalah tipe nefropati C3. Nefropati C3 disebabkan oleh disfungsi CRegPs yang diperantarai oleh kelainan genetik. Hal ini menyebabkan aktivasi jalur alternatif komplemen dan deposisi komplemen C3.[4]
Faktor Risiko
Berikut ini merupakan faktor risiko terjadinya glomerulonefritis:
- Hipertensi
- Diabetes mellitus
- Keganasan
- Riwayat infeksi Streptokokal, baik faringitis maupun impetigo
- Menggunakan obat-obatan jangka panjang atau dosis lebih tinggi dari yang disarankan, terutama obat golongan OAINS seperti ibuprofen
- Infeksi virus seperti HIV, hepatitis B, dan hepatitis C
- Riwayat penyakit imun, seperti lupus eritematosus sistemik
- Vaskulitis[5]