Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Filariasis general_alomedika 2022-12-07T10:34:07+07:00 2022-12-07T10:34:07+07:00
Filariasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Filariasis

Oleh :
dr. Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Filariasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing nematoda golongan filaria dengan gejala paling khas berupa limfedema yang dikenal juga sebagai kaki gajah / elephantiasis. Nematoda ini tinggal di jaringan subkutan dan pembuluh limfatik pada manusia. Filaria ditransmisikan melalui nyamuk dan antropoda lain. Siklus hidup antar filaria berbeda-beda bergantung dari spesiesnya. Siklus hidup ini terdiri dari fase larva yang berada di dalam tubuh serangga dan fase dewasa yang berada di dalam tubuh manusia. Mikrofilaria yang terhisap oleh serangga akan kembali menjadi fase larva yang infektif. [1,2]

Sampai saat ini telah diketahui 8 spesies filaria yang dapat menginfeksi manusia, yaitu

  1. Wucheria bancrofti
  2. Brugia malayi
  3. Brugia timori
  4. Loa loa
  5. Onchocerca volvulus
  6. Mansonella ozzardi
  7. Mansonella perstans
  8. Mansonella streptocerca

Dari kedelapan spesies tersebut, empat spesies dapat menimbulkan manifestasi klinis yang berat, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa.[1,2]

Filariasis limfatik atau kaki gajah (elephantiasis) merupakan salah satu filariasis yang banyak ditemukan. Kondisi ini disebabkan oleh spesies Wucheria bancrofti, B. malayi, dan B. timori, namun 90% kasus disebabkan oleh W. bancrofti. Infeksi kronik oleh filaria ini dapat menimbulkan limfangitis, limfadenitis, kiluria, pembengkakan skrotum, hidrokel, funikulitis, selulitis, dan elefantiasis. Pemeriksaan untuk diagnosis dapat menggunakan deteksi antigen cepat. Tata laksana filariasis limfatik dapat menggunakan diethylcarbamazine, ivermektin, atau albendazole, tergantung dari adanya koinfeksi dengan filaria lain. [3-5]

Onchocerciasis yang disebabkan oleh Onchocerca volvulus dapat menimbulkan gejala berupa nodul subkutan, gangguan pada kulit (gatal, perubahan warna, dan penurunan elastisitas), gangguan penglihatan sampai kebutaan, dan gangguan neurologis (kejang dan disabilitas intelektual). Pemeriksaan baku emas untuk onchocerciasis adalah biopsi skin snip. Tata laksana lini pertama adalah ivermektin. [6-9]

Loiasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh Loa loa. Walaupun sebagian besar infeksi bersifat asimtomatik, gejala yang dapat muncul adalah pembengkakan yang berpindah-pindah, nyeri pada mata, dan gatal di seluruh tubuh. Penegakan loiasis dilakukan dengan menemukan mikrofilaria pada pemeriksaan hapusan darah tebal atau tipis dengan pewarnaan Giemsa. Tatalaksana loiasis bergantung dari jumlah mikrofilaria. [10-12]

Infeksi oleh spesies Mansonella biasanya tidak menimbulkan gejala. Deteksi infeksi mansonella dapat dilakukan dengan menemukan mikrofilia, baik dari darah, biopsi kulit, atau cairan serosa. Tata laksananya dapat diberikan diethylcarbamazine atau ivermektin. [1,13-14]

Referensi

1. Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL, et al. Harrison’s Infectious Disease. McGraw Hill. 2010
2. Jong EC, Stevens DL. Netter’s Infectious Diseases. Elsevier. 2012
3. Taylor MJ, Hoerauf A, Bockarie M. Lymphatic filariasis and onchocerciasis. Lancet. 2010;376(9747):1175-85
4. Gordon CA, Jones MK, McManus DP. The History of Bancroftian Lymphatic Filariasis in Australasia and Oceania: Is There a Threat of Re-Occurrence in Mainland Australia?. Trop Med Infect Dis. 2018;3(2)
5. Chandy A, Thakur AS, Singh MP, Manigauha A. A review of neglected tropical diseases: filariasis. Asian Pac J Trop Med. 2011 Jul;4(7):581-6
6. Vlaminck J, Fischer PU, Weil GJ. Diagnostic Tools for Onchocerciasis Elimination Programs. Trends Parasitol. 2015;31(11):571-582
7. Centers for Disease Control and Prevention. Parasites – Onchocerciasis: Disease. 2013. Available from: https://www.cdc.gov/parasites/onchocerciasis/disease.html
8. Murdoch ME. Onchodermatitis: Where Are We Now? Trop Med Infect Dis. 2018;3(3)
9. Murdoch ME. Onchodermatitis. Curr Opin Infect Dis. 2010 Apr;23(2):124-31
10. Whittaker C, Walker M, Pion SDS, Chesnais CB, Boussinesq M, Basáñez MG. The Population Biology and Transmission Dynamics of Loa loa. Trends Parasitol. 2018 Apr;34(4):335-350
11. Padgett JJ, Jacobsen KH. Loiasis: African eye worm. Trans R Soc Trop Med Hyg. 2008;102(10):983-9
12. Boussinesq M. Loiasis. Ann Trop Med Parasitol. 2006 Dec;100(8):715-31
13. Ta-Tang TH, Crainey JL, Post RJ, Luz SL, Rubio JM. Mansonellosis: current perspectives. Res Rep Trop Med. 2018;9:9–24
14. Downes BL, Jacobsen KH. A systematic review of the epidemiology of mansonelliasis. Afr J Infect Dis. 2010;4(1):7-14

Patofisiologi Filariasis
Diskusi Terkait
dr. Yudha ramdani
03 September 2020
Pasien laki-laki usia 45 tahun dengan keluhan terdapat pembesaran pada skrotum
Oleh: dr. Yudha ramdani
16 Balasan
Alo dokter, izin mau berdiskusi dokPasien laki laki diantar oleh istrinya, pasien usia 45 tahun datang dengan keluhan pegal dan sedikit nyeri pada paha serta...
dr. Adi Nugraha
05 November 2019
Pengobatan massal FIlariasis untuk bayi dan anak di bawah 2 tahun di puskesmas
Oleh: dr. Adi Nugraha
9 Balasan
Alodokter. Mohon asupan nyaApakah pemberian DEC di puskesmas untuk pengobatan massal bisa diberikan pada bayi? Merujuk guideline yg pernah saya baca,...
dr. Katya Saphira
16 Oktober 2019
Pemberian Diethylcarbamazine pada anak di bawah 2 tahun
Oleh: dr. Katya Saphira
7 Balasan
Halo TS.. ada user yg menanyakan perlukah pemberian DEC pada usia di bawah 2 tahun krn posyandunya akan membagikan ke bayi-bayi. yg saya baca, DEC diberikan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.