Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Glomerulonefritis general_alomedika 2022-05-24T09:01:22+07:00 2022-05-24T09:01:22+07:00
Glomerulonefritis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Glomerulonefritis

Oleh :
Audric Albertus
Share To Social Media:

Penatalaksanaan glomerulonefritis disesuaikan dengan presentasi klinisnya, yaitu  nefrotik, nefritik, rapidly progressive glomerulonephritis (RPGN), dan glomerulonefritis kronis. Sedangkan berdasarkan patofisiologinya, prinsip penatalaksanaan glomerulonefritis sekunder adalah menangani penyakit sistemik yang mendasari, dan tata laksana glomerulonefritis primer umumnya bersifat suportif yang disertai dengan terapi imunosupresif. 

Medikamentosa 

Beberapa golongan obat yang dapat diberikan antara lain antibiotik, antihipertensi, kortikosteroid, imunosupresan, dan penurun lipid. 

Antibiotik 

Terapi antibiotik digunakan pada pasien glomerulonefritis akibat infeksi bakteri. Pada pasien post streptococcal glomerulonephritis (PSGN) dapat diberikan antibiotik golongan penicillin, yaitu penicillin V 500 mg dua kali sehari peroral selama 10 hari. Pilihan lain adalah penicillin G 900.000 unit intramuskular sekali sehari.

Apabila pasien alergi penicillin, dapat digunakan azithromycin 500 mg sekali sehari per oral selama 5 hari atau clarithromycin 250-500 mg dua kali sehari per oral selama 7‒10 hari.[6,7,9,10]

Antihipertensi 

Target tekanan darah yang diharapkan pada pasien dengan penyakit ginjal adalah 130/80 mmHg. Pada beberapa studi, target tekanan darah di bawah 125/75 mmHg direkomendasikan pada pasien dengan proteinuria >1 g/hari. 

Lini pertama antihipertensi yang disarankan adalah golongan angiotensin converting enzyme inhibitors (ACE-I) dan angiotensin receptor blockers (ARB). Selain menurunkan tekanan darah, antihipertensi golongan ACE-I dan ARB dapat menurunkan proteinuria sebanyak 40-50%. 

Obat antihipertensi yang dapat dipakai adalah: 

  • Ramipril 5 mg sekali sehari per oral 

  • Lisinopril 10 mg sekali sehari per oral 

  • Enalapril 5 mg sekali sehari per oral 

  • Candesartan 8-16 mg sekali sehari per oral 

  • Irbesartan 150-300 mg sekali sehari per oral 

Apabila ACE-I dan ARB tidak efektif dalam menurunkan tekanan darah, maka dapat digunakan antihipertensi golongan diuretik, yaitu furosemide 40‒120 mg sekali sehari peroral. Selain itu pemberian diuretik juga dapat mengurangi edema pada pasien.[6,7,9,10] 

Kortikosteroid 

Kortikosteroid dan imunosupresan umumnya diberikan pada pasien glomerulonefritis sedang sampai berat, yaitu dengan klinis hematuria, proteinuria, dan penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG). Pilihan kortikosteroid pada pasien sindrom nefrotik adalah prednison dengan dosis 1 mg/kg/hari per oral, dengan penurunan dosis bertahap. 

Pada pasien glomerulonefritis rapidly progressive akibat kompleks imun, dapat digunakan methylprednisolone 1 gram intravena sekali sehari selama 3 hari, kemudian ubah ke prednison 1 mg/kg/hari per oral dan turunkan dosis secara perlahan setelah terjadi remisi.[6,7,9,10] 

Terapi Imunosupresan

Terapi imunosupresan umumnya diberikan pada glomerulonefritis derajat sedang sampai berat. Pada beberapa tipe glomerulonefritis dengan presentasi klinis sindrom nefritik, seperti minimal change disease, focal and segmental glomerulosclerosis, dan mesangioproliferative glomerulonephritis, dibutuhkan gabungan terapi imunosupresif dengan kortikosteroid. 

Selain itu, pada glomerulonefritis rapidly progressive tipe anti-GBM, imun kompleks dengan lupus eritematosus sistemik, dan pauci-imun juga disarankan menggunakan terapi imunosupresan. Penggunaan imunosupresan harus diikuti dengan pemberian profilaksis antibiotik kotrimoksazol 80‒160 mg sekali sehari peroral untuk mencegah pneumocystis pneumonia.[6,7,9,10] 

Agen imunosupresan yang dapat digunakan adalah: 

  • Siklofosfamid 2 mg/kg sekali sehari peroral selama 2‒3 bulan 

  • Mycophenolate mofetil (MMF) 1–1,5 gram dua kali sehari peroral 
  • Azathioprine 1‒2 mg/kg/hari peroral 
  • Siklosporin

Siklosporin:

Siklosporin diindikasikan untuk terapi lini kedua glomerulonefritis, terutama pada kasus steroid-resistant nephrotic syndrome pada anak. Siklosporin juga direkomendasikan untuk dewasa dengan corticosteroid-resistant primary focal segmental glomerulosclerosis (FSGS).[10]

Siklosporin oral diberikan 2 kali, atau setiap 12 jam sebelum makan. Dosis induksi untuk dewasa adalah 5 mg/kgBB/hari, sedangkan dosis anak 6 mg/kgBB/hari. Untuk menjamin keamanan dan efektivitas siklosporin, dosis perlu disesuaikan secara individual, berdasarkan status proteinuria, kreatinin serum, dan toleransi obat. Jika fungsi ginjal terganggu, kecuali untuk proteinuria, dosis awal tidak boleh melebihi 2,5 mg/kgBB/hari.[29] 

Pada pemeliharaan, dosis perlu diturunkan hingga level efektif terendah, dengan dosis maksimum 5 mg/kgBB/hari pada orang dewasa. Obat harus dihentikan jika setelah 3 bulan pengobatan perbaikan tidak terlihat.[29] 

Siklosporin dianjurkan untuk pasien anak dengan sindrom nefrotik, terutama yang sensitif steroid dan gagal mempertahankan remisi setelah pengobatan dengan imunomodulator lain seperti levamisole dan/atau mycophenolate mofetil (MMF). Data yang membandingkan MMF dengan siklosporin memang masih terbatas, tetapi telah menunjukkan bahwa MMF tidak lebih efektif daripada siklosporin dalam pencapain remisi.[30,31] 

Agen Penurun Lipid 

Agen penurun lipid dapat digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular pada pasien glomerulonefritis dengan hiperlipidemia. Statin merupakan obat yang umum digunakan dan memiliki efikasi dalam memperbaiki profil lipid. Selain itu, statin juga dapat memberikan efek proteksi terhadap penurunan LFG pada pasien. Simvastatin dapat diberikan 10-20 mg sekali sehari per oral.[6,7,9,10] 

Tindakan 

Terapi plasmaferesis dan penggantian ginjal dapat dipertimbangkan pada pasien glomerulonefritis derajat berat. 

Plasmaferesis 

Terapi plasmaferesis disarankan pada glomerulonefritis rapidly progressive tipe anti-GBM. Plasmaferesis dapat dilakukan setiap hari dengan penggantian 4 liter dan albumin sebagai cairan pengganti selama 2-3 minggu.[6,7,9,10] 

Terapi Pengganti Ginjal 

Terapi pengganti ginjal dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan transplantasi ginjal. Terapi ini merupakan pilihan akhir pada tata laksana glomerulonefritis. Indikasi dilakukannya dialisis adalah saat LFG <15 ml/min/1,73 m2, asidosis berat, hiperkalemia, gangguan elektrolit, uremia, dan overload cairan > 10%.[6,26] 

 

NVS/IHDO/OTHR/112021/104 Hanya untuk tenaga profesional kesehatan, untuk keterangan lebih lanjut silahkan melihat informasi produk. 

Referensi

6. Salifu M. Chronic Glomerulonephritis. Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/239392‐clin.
7. Levy J. Glomerulonephritis. Epocrates. 2018. https://online.epocrates.com/diseases/20711/Glomer.
9. Arimura Y, Muso E, Fujimoto S, Hasegawa M, Kaname S, Usui J, et al. Evidence‐based clinical practice guidelines for rapidly progressive glomerulonephritis 2014. Clin Exp Nephrol. 2016;20(3):322–41.
10. Cattran DC, Feehally J, Cook HT, Liu ZH, Fervenza FC, Mezzano SA, et al. Kidney disease: Improving global outcomes (KDIGO) glomerulonephritis work group. KDIGO clinical practice guideline for glomerulonephritis. Kidney Int Suppl. 2012;2(2):139–274. 26. Fleming GM. Renal replacement therapy review: Past, present and future. Organogenesis. 2011;7(1):2–12.
29. MIMS. Ciclosporin. 2021. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ciclosporin?mtype=generic
30. Larkins NG et al. Non-corticosteroid immunosuppressive medications for steroid-sensitive nephrotic syndrome in children. Cochrane Database Syst Rev. 2020;4:CD002290. Epub 2020 Apr 16.
31. Niaudet P. Treatment of idiopathic nephrotic syndrome in children. Uptodate. 2021.

Diagnosis Glomerulonefritis
Prognosis Glomerulonefritis
Diskusi Terkait
dr. Winardi Emmanuel Setiawan
17 November 2021
Adult Acute Glomerulonephritis
Oleh: dr. Winardi Emmanuel Setiawan
3 Balasan
Alo Dokter, ijin sharing dan minta pendapat dokter sekalian.Pasien wanita, nona, usia 24 th datang dengan keluhan diare warna coklat, ampas > air tanpa...
dr. Dianty Suraya
21 Januari 2021
Anamnesa pada kasus Glomerulonephritis - Urologi Ask the Expert
Oleh: dr. Dianty Suraya
1 Balasan
Alo dr.Wempy, ijin bertanya. Pada praktek telemedicine sering ditemukan kasus hematuria. Anamnesa apa saja yg tepat apabila pada kasus tersebut dicurigai...
dr.Achmad Rafli, SpA
27 Desember 2018
Infeksi kulit dan saluran napas bisa memengaruhi ginjal anak?
Oleh: dr.Achmad Rafli, SpA
5 Balasan
Kasus hari ini:An. perempuan 8 tahun  dengan berat badan 21 kg datang dengan keluhan bengkak  kedua tungkai bawah sejak 1 minggu. Bengkak tidak terutama pagi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.