Pendahuluan Hepatitis C
Hepatitis C adalah kondisi inflamasi hepar yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui media darah dan cairan tubuh dari orang yang terkontaminasi virus. Hepatitis C dapat bersifat akut, dan 80% pasien akan berkembang menjadi hepatitis C kronik. WHO memperkirakan ada 71 juta individu di seluruh dunia mengidap hepatitis C kronik, dimana hampir 400.000 di antaranya meninggal karena sirosis dan karsinoma hepatoselular. [1]
Pasien hepatitis C bisa mengalami gejala non spesifik seperti penurunan nafsu makan, lemas, dan mual, tetapi ada juga pasien yang asimptomatik. Pemeriksaan serologi dan biopsi hepar dapat membantu menegakkan diagnosis.
Hepatitis C sudah menjadi penyakit yang bisa disembuhkan dengan terapi antivirus. Tatalaksana akan menghilangkan virus dan mencegah perkembangan penyakit menjadi sirosis dan karsinoma hepatoseluler. Pasien dengan infeksi hepatitis C akut dapat ditatalaksana dengan menggunakan regimen antivirus selama 8 minggu. Pada pasien dengan hepatitis C kronik, antivirus digunakan selama minimal 12 minggu. [2,3]
Sampai saat ini belum tersedia imunisasi untuk mencegah infeksi hepatitis C. Pencegahan infeksi hepatitis C dapat dilakukan dengan menghindari penggunakan narkoba suntik, melakukan praktik seks yang aman, tidak menggunakan tato atau tindik sembarangan, dan menggunakan alat pelindung diri khusus bagi petugas pelayanan kesehatan. [4]