Efek Samping dan Interaksi Obat Amitriptyline
Efek samping amitriptyline yang berbahaya berupa peningkatan keinginan bunuh diri pada penggunaan sebagai antidepresan pada anak, remaja, dan dewasa muda. Interaksi obat yang berbahaya adalah dengan obat yang dapat memperpanjang interval QT seperti kuinidin dan prokainamid.
Efek Samping
Efek samping amitriptyline dapat dibagi per sistem organ sebagai berikut:
-
Efek samping kardiologis: peningkatan risiko infark miokard, hipertensi, dan hipotensi ortostatik. Dapat pula terjadi pemanjangan interval QT, takikardia, aritmia, dan palpitasi
- Efek samping hematologis: agranulositosis, eusinofilia, leukopenia, trombositopenia
- Efek samping psikiatri: insomnia, ansietas, agitasi, halusinasi. Pada anak dapat terjadi hipomania
-
Efek samping neurologis: sindrom ekstrapiramidal, pusing, sakit kepala, letargi, koma, confusion, parastesia, ataxia, keringat berlebih, kejang, stroke, pingsan, atau sedasi
- Efek samping gastrointestinal: konstipasi, diare, mulut kering, mual, muntah, kelelahan, stomatitis, peningkatan nafus makan, penambahan berat badan
- Efek samping oftalmologis: pandangan kabur, peningkatan tekanan intraokular
-
Efek samping lain: peningkatan kadar enzim hati, alopesia, anoreksia, kelelahan, fotosensitivitas, ruam, disfungsi seksual, tinnitus, retensi urin, gangguan berkemih, urtikaria, syndrome of inappropriate antidiuretic hormone secretion (SIADH), tremor, dan xerostomia
- Amitriptyline bisa menyebabkan perubahan kadar gula darah sehingga pada pasien diabetes diperlukan pemantauan gula darah rutin untuk menentukan perlu tidaknya perubahan dosis obat
- Pada frekuensi yang lebih jarang dapat menyebabkan hepatitis[2,5]
Interaksi Obat
Interaksi obat amitriptiline adalah sebagai berikut:
Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI) dan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
Interaksi antara amitriptyline dan MAOI, seperti isocarboxazid, phenelzine, tranylcypromine, selegiline, dapat menyebabkan sindrom serotonin yang berpotensi letal. Untuk itu, penggunaan MAOI harus dihentikan setidaknya 2 minggu sebelum menggunakan amitriptyline.
Sindrom serotonin juga dapat terjadi pada penggunaan amitriptyline bersama dengan SSRI, seperti citalopram, sertraline, dan fluoxetine. SSRI juga memiliki efek inhibisi sitokrom P450 2D6 sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi amitriptyline. Pasien yang mendapat kombinasi obat ini memerlukan pengamatan terhadap risiko efek samping dan pengamatan kadar plasma amitriptyline. Lakukan reduksi dosis amitriptyline berdasarkan hasil kadar plasma tersebut.
Fluoxetine
Peningkatan konsentrasi amitriptyline terjadi pada penggunaan bersama dengan fluoxetine. Pasien yang mendapat kombinasi obat tersebut memerlukan pengamatan terhadap risiko efek samping dan pengamatan kadar plasma amitriptyline. Lakukan reduksi dosis amitriptyline berdasarkan hasil reduksi dosis tersebut.
Agen Antikolinergik
Obat antikolinergik seperti tiotropium, ipratropium, dan aclidinium, jika digunakan bersama dengan amitriptyline akan meningkat efek antikolinergiknya sehingga dapat menyebabkan terjadinya ileus paralitik, hiperpireksia, dan risiko kejang pada pasien.
Obat yang Dimetabolisme oleh Sitokrom P450 2D6
Selain fluoxetine, obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P450 2D6, seperti phenothiazines, antiaritmia tipe 1C, antidepresan lainnya, serta obat yang menghambat sitokrom tersebut, seperti quinidine dan cimetidine, akan meningkatkan konsentrasi amitriptyline sehingga diperlukan penurunan dosis obat.
Alkohol dan Depresan Sistem Saraf Pusat
Amitriptyline dapat meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat alkohol maupun obat yang mendepresi sistem saraf pusat, seperti barbiturate.
Disulfiram
Terdapat peningkatan risiko delirium pada pasien yang mendapat amitriptyline bersama dengan disulfiram.
Obat Antitiroid
Penggunaan amitriptyline bersama dengan obat antitiroid, seperti propiltiourasil, tiomazol, dan karbimazol, menyebabkan peningkatan risiko agranulositosis.
Hormon Tiroid
Penggunaan amitriptyline bersama dengan hormon tiroid, dapat meningkatkan efek toksik obat, di antaranya aritmia.
Tramadol
Amitriptyline dapat menyebabkan peningkatan risiko kejang pada pasien yang mendapatkan tramadol.[2,5,12]