Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Servisitis general_alomedika 2022-12-31T10:19:10+07:00 2022-12-31T10:19:10+07:00
Servisitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Servisitis

Oleh :
Yelvi Levani
Share To Social Media:

Diagnosis servisitis dimulai dengan anamnesis berupa keluhan utama keputihan atau perdarahan serta keluhan penyerta seperti nyeri saat buang air kecil atau saat berhubungan intim. Pada pemeriksaan fisik menggunakan spekulum, perlu dilihat ada tidaknya duh tubuh mukopurulen atau berwarna kuning kehijauan. Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan swab vagina dan endoserviks yang kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis dengan kalium hidroksida (KOH) atau pewarnaan Gram. Baku emas untuk diagnosis servisitis adalah pemeriksaan kultur tetapi lamanya waktu pemeriksaan membuat pemeriksaan ini hanya disarankan untuk servisitis berulang.

Anamnesis

Pastikan suasana privasi dan empati dengan pasien terjaga dengan baik saat melakukan anamnesis karena penyakit genitalia seperti servisitis merupakan isu yang sensitif bagi pasien. Informasi yang perlu ditanyakan kepada pasien di antaranya:

  • Keluhan utama pasien, biasanya pada servisitis pasien mengalami keluhan keputihan abnormal dan perdarahan di luar siklus haid terutama setelah berhubungan intim
  • Keluhan penyerta, seperti nyeri saat buang air kecil (dysuria), sering buang air kecil, nyeri perut bawah, nyeri saat berhubungan intim, rasa terbakar pada organ intim, gatal pada organ intim, bau menyengat pada organ intim, nyeri panggul, lesi pada kulit genital
  • Riwayat perjalanan penyakit
  • Riwayat seksual: status aktivitas seksual, berganti-ganti pasangan atau tidak, penggunaan kondom, kapan hubungan seksual terakhir dilakukan, cara melakukan hubungan seksual
  • Riwayat Infeksi Menular Seksual dalam 1 bulan terakhir
  • Penggunaan KB (misalnya IUD)
  • Paparan zat iritan atau bahan kimia
  • Riwayat pengobatan sebelumnya
  • Hari terakhir haid dan siklus haid.[9]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada daerah genitalia dengan menggunakan spekulum. Pemeriksaan fisik harus dilakukan di ruang periksa dengan penerangan yang cukup. Dalam pelaksanaan pemeriksaan fisik, sebaiknya dokter didampingi dengan tenaga kesehatan perempuan lain. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, pasien harus diberikan penjelasan prosedur pemeriksaan dan kesediaannya untuk diperiksa (informed consent). Servisitis dicurigai bila ditemukan serviks yang eritematus, edema, atau mudah berdarah.[9]

Pada pemeriksaan dengan menggunakan spekulum, servisitis yang disebabkan oleh klamidia atau gonorrhea menunjukkan duh endoserviks yang mukopurulen dan mudah berdarah atau disertai dengan ektropion/ektopi. Pada pemeriksaan spekulum terhadap servisitis yang disebabkan oleh infeksi herpes simplex virus (HSV) didapatkan lesi vesikuler, lesi ulseratif dan eritema. Infeksi trikomonas menyebabkan servisitis dengan duh tubuh berwarna kuning kehijauan dan gatal, disertai gambaran khas berupa peteki pada serviks (strawberry cervix).[1]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari servisitis di antaranya adalah:

  • Vaginosis bakterialis: pada pemeriksaan fisik ditemukan duh tubuh berwarna keabuan atau kehijauan, berbau amis dengan keluhan vagina yang gatal dan terbakar. Pada pemeriksaan hapusan swab vaginal ditemukan clue cell dan tes Whiff positif
  • Kandidiasis vaginalis: keluhan vagina terasa gatal dan panas, pada pemeriksaan penunjang ditemukan hifa
  • Kanker serviks: Ditandai dengan perdarahan di luar siklus haid, perdarahan setiap setelah berhubungan intim, penurunan berat badan serta gangguan pada buang air kecil dan buang air besar. Pada pemeriksaan fisik ditemukan serviks yang mudah berdarah dan berdungkul-dungkul. Pada pemeriksaan histopatologi ditemukan sel kanker

  • Kista ovarium: Bila kista berukuran besar dapat menyebabkan nyeri pelvis, siklus haid yang tidak teratur, rasa penuh di perut dan infertilitas. Pada pemeriksaan USG ditemukan kista pada ovarium
  • Kutil kelamin: Ditemukan adanya kutil kelamin pada pemeriksaan fisik. Kutil kelamin biasanya disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV)

Pada pasien dengan keluhan nyeri abdomen akut, diagnosis banding nyeri abdomen lainnya harus disingkirkan, seperti endometritis, penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih dan sistitis, kehamilan ektopik, dan appendicitis.[1]

Pemeriksaan Penunjang

Untuk menegakkan diagnosis servisitis dapat dilakukan pemeriksaan penunjang dari yang paling sederhana seperti pemeriksaan swab endoserviks di bawah mikroskop sampai pemeriksaan rumit seperti polymerase chain reaction (PCR) dan kultur. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis servisitis adalah:

Swab Vagina dan Endoserviks

Pemeriksaan swab vagina dan endoserviks di bawah mikroskop. Pemeriksaan ini cukup sederhana dan hanya membutuhkan mikroskop sehingga dapat dilakukan di fasilitas kesehatan primer seperti Puskesmas. Walau demikian, pemeriksaan menggunakan mikroskop ini tidak disarankan karena memiliki hasil negatif palsu yang tinggi.

Servisitis ditandai dengan penemuan > 10 sel darah putih pada swab vagina atau endoserviks.

Pemeriksaan yang spesifik untuk menentukan etiologi servisitis adalah tes KOH atau whiff test, serta pewarnaan Gram. Tes KOH menunjukkan hasil yang positif untuk infeksi trikomonas dan vaginosis bakterialis. Pewarnaan Gram pada servisitis yang disebabkan oleh infeksi Neisseria gonorrhoeae ditandai dengan adanya bentuk diplococcus gram negatif.

Kultur dan Uji Sensitivitas Obat

Pemeriksaan kultur dan uji sensitivitas antibiotik juga dapat dilakukan. Pemeriksaan kultur merupakan pemeriksaan yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi, tetapi membutuhkan waktu lama dan biaya yang mahal. Pemeriksaan ini disarankan bila ditemukan servisitis infeksius berulang.[1]

Pemeriksaan Lainnya

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan diantaranya adalah pemeriksaan serologis untuk mengetahui adanya antibodi terhadap infeksi misalnya Sifilis. Selain itu dapat dilakukan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) dan pemeriksaan NAAT (Nucleic acid amplification testing) untuk infeksi klamidia dan gonorrhea. Pemeriksaan ini memiliki tingkat akurasi yang tinggi sehingga disarankan jika kultur tidak dapat dilakukan.[1]

Referensi

1. CDC (Centers for Disease Control and Prevention). Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines. 2015: Diseases Characterized by Urethritis and Cervicitis. MMWR Recomm Rep 2015; 64(3). June 2015:51-53.
9. Kemenkes RI. Pedoman Nasional Penanganan Infeksi Menular Seksual 2015. Kementerian Kesehatan RI. 2015. Diunduh dari: http://siha.depkes.go.id/portal/files_upload/Pedoman_Nasional_Tatalaksana_IMS_2015.pdf

Epidemiologi Servisitis
Penatalaksanaan Servisitis
Diskusi Terkait
Anonymous
23 Desember 2022
Pasien dengan kemerahan pada mulut serviks - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Thomas, Sp.OG, pasien datang dengan keluhan panas dan nyeri pada vagina, terdapat keputihan tidak berbau, berwarna putih, sedikit gatal namun...
dr.Feni nur cahyaning
12 Desember 2019
Obat untuk mengatasi keputihan berwarna putih, encer, dan tidak berbau
Oleh: dr.Feni nur cahyaning
2 Balasan
Dok mau tanya , pasien saya ada yang keputihan berwarna putih dan encer dan itu berbau tdak disertai nyeri Kira kira itu obatnya apa ya dok
dr. Nurul Falah
15 November 2019
Pemberian obat vaginal suppository pada wanita yang belum pernah aktif secara seksual
Oleh: dr. Nurul Falah
5 Balasan
Alodok, izin menanyakan, apakah boleh meresepkan obat vaginal supp pada wanita yang belum pernah aktif secara seksual?

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.