Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Chlamydia yogi 2022-09-14T09:47:33+07:00 2022-09-14T09:47:33+07:00
Chlamydia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Pendahuluan Chlamydia

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Chlamydia, atau dikenal dengan istilah klamidiasis, merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri C. trachomatis merupakan bakteri Gram negatif dan merupakan mikroorganisme intraseluler obligat. Secara global, chlamydia merupakan infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan dalam praktik medis, dan merupakan penyebab kebutaan pada bayi baru lahir. Infeksi okular disebut trachoma.[1]

Infeksi chlamydia tidak selalu menunjukkan gejala. Apabila bergejala, baik pada wanita maupun pria, biasanya terdapat riwayat infeksi menular seksual, disuria, dan sekret mukopurulen berwarna kuning yang keluar dari uretra.

Sumber: L Fraw, J Pledger, PHIL CDC, 1985. Sumber: L Fraw, J Pledger, PHIL CDC, 1985.

Pada wanita, infeksi chlamydia paling sering menyerang organ serviks, sehingga manifestasi klinis yang muncul yakni servisitis, uretritis, dan penyakit radang panggul, meskipun dapat pula terjadi perihepatitis, atau proktitis. Apabila tidak diobati, maka dapat menyebabkan infertiltitas dan kehamilan ektopik. Sementara itu, pada pria infeksi chlamydia dapat bermanifestasi berupa uretritis, epididimitis, prostatitis, proktitis, hingga artritis reaktif.[1,2]

Diagnosis dari chlamydia perlu dikonfirmasi dengan pemeriksaan penunjang. Baku emas dari pemeriksaan chlamydia adalah tes amplifikasi asam nukleat (NAAT). Sampel diambil dari swab vagina, endoservikal atau uretra pada wanita, dan first catch urine pada pria.[2]

Penatalaksanaan dilakukan menggunakan regimen antibiotik yang bertujuan untuk mengeradikasi bakteri chlamydia dari dalam tubuh. Jenis antibiotik yang digunakan antara lain azithromycin, doxycycline, levofloxacin, atau ofloxacin. Partner seksual pasien juga perlu diperiksa dan diobati. Partner seksual dapat mengikuti regimen expedited partner therapy (EPT) dengan azithromycin dosis tunggal.

Karena pada sebagian besar kasus infeksi chlamydia tidak berdiri sendiri melainkan ada koinfeksi penyakit menular seksual lainnya seperti gonorrhea dan limfogranuloma venereum, maka terapi untuk infeksi lainnya juga perlu diberikan.

Edukasi merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan, termasuk untuk menghindari rekurensi dan penyebaran chlamydia. Minta pasien untuk melakukan abstinensia sampai telah dinyatakan sembuh oleh petugas medis. Lakukan juga edukasi mengenai perilaku seksual yang aman (misalnya, menggunakan kondom dan tidak berganti-ganti pasangan).[1,2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Abi Noya

Referensi

1. Qureshi S. Chlamydia (Chlamydial Genitourinary Infections). Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/214823-clinical#b1
2. Mohseni M, Sung S, Takov V. Chlamydia. [Updated 2022 Apr 30]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537286/

Patofisiologi Chlamydia
Diskusi Terbaru
dr. Hendriawan Putra
Kemarin, 19:51
Resep ketiga
Oleh: dr. Hendriawan Putra
5 Balasan
Mohon bantuan untuk TS sekalian terkait pembacaan resep untuk yang paling bawah 🙏
Anonymous
Kemarin, 15:29
Bertanya dosis ventolin
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Dokter untuk nebul ventolin pada anak berapa dosis nya?Saya baca di alomedika 0.15 mg /kgbb..  Lalu sediaan yang ada ventolin 2.5 mg Berarti jika anak 25 kg,...
dr.Rahayu Mentari
Kemarin, 10:33
Obat penunda mestruasi utk haji
Oleh: dr.Rahayu Mentari
1 Balasan
Izin diskusi dokObat penunda mens tu haji gadis 24th yg bgus apa ya??Terimakasih 🙏

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.