Pendahuluan Penyakit Radang Panggul (PID)
PID (pelvic inflammatory disease) atau penyakit radang panggul adalah infeksi dan radang pada saluran genitalia bagian atas (uterus, tuba falopii, ovarium, dan struktur-struktur sekitar panggul). Infeksi dan inflamasi dapat menyebar ke abdomen (peritonitis) termasuk struktur perihepatik (perihepatitis/Sindrom Fitz-Hugh–Curtis). Perempuan yang memiliki risiko tinggi terkena PID adalah perempuan muda usia reproduktif (khususnya di bawah 25 tahun) yang memiliki partner seksual lebih dari satu, melakukan hubungan seksual yang tidak aman (tidak menggunakan kontrasepsi), dan tinggal di area dengan prevalensi infeksi menular seksual (IMS) yang tinggi.
PID biasanya diawali dengan infeksi di vagina dan serviks yang kemudian naik ke saluran genitalia bagian atas. Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae adalah dua bakteri penyebab penyakit menular seksual yang paling sering berkaitan dengan PID. Selain kedua bakteri tersebut, bakteri yang juga dapat berperan pada patogenesis PID adalah flora vaginalis seperti Gardnerella vaginalis, Haemophilus influenzae, dan bakteri anaerob. Namun, tidak hanya bakteri, beberapa kasus PID juga berkaitan dengan infeksi virus yakni CMV dan HSV-2. Sebanyak 30-40% kasus PID adalah kasus polimikrobial. Oleh karena itu, terapi dengan antibiotik spektrum luas dibutuhkan untuk mengobati PID.
Diagnosis PID umumnya ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan temuan klinis. Namun, tanda dan gejala klinis PID sebetulnya sangat beragam. Beberapa pasien tidak atau sedikit sekali menunjukkan gejala sementara beberapa pasien lainnya menunjukan gejala akut yang cukup serius. Keluhan tersering yang biasanya dialami oleh pasien adalah nyeri perut bagian bawah dan keputihan yang abnormal. PID dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang seperti infertilitas, kehamilan ektopik, dan nyeri pelvis kronik.
Gambaran USG PID. Panah putih menunjukkan kalsifikasi subendometrial. Sumber: anonim, Openi, 2010.