Epidemiologi Servisitis
Servisitis secara epidemiologi memiliki prevalensi yang cukup tinggi di dunia sehingga berdampak pada kesehatan reproduksi secara global.
Global
WHO mengestimasi terdapat 357 juta kasus infeksi menular seksual baru ditemukan setiap tahunnya. Infeksi menular seksual tersebut terutama disebabkan oleh infeksi klamidia, gonorrhea, sifilis, dan trikomonas. Selain itu, lebih dari 500 juta orang diperkirakan terkena infeksi HSV (Herpes Simplex Virus) dan lebih dari 290 juta wanita terkena infeksi virus HPV (Human Papiloma Virus) yang berkaitan dengan risiko kanker serviks.[7]
CDC mengestimasi lebih dari 19 juta kasus infeksi menular seksual baru ditemukan di Amerika Serikat pada tahun 2010, dengan sebagian besar di antaranya berusia 15 – 24 tahun.[8] Sebagian besar wanita yang mengalami infeksi menular seksual termasuk servisitis tidak menunjukkan gejala sehingga tidak dapat terdiagnosis.
Selain gonorrhea dan klamidia, servisitis juga dapat disebabkan oleh Mycoplasma genitalium. Sebuah studi yang melibatkan 27,000 wanita menemukan prevalensi global infeksi Mycoplasma genitalium sebesar 7,3% pada populasi risiko tinggi dan 2% pada populasi risiko rendah.[4]
Data epidemiologi mengenai servisitis nonspesifik masih sangat minim.
Indonesia
Tidak terdapat data epidemiologi mengenai servisitis di Indonesia.