Pendahuluan Pewarnaan Gram
Pewarnaan Gram adalah prosedur pewarnaan diferensial yang dapat membedakan jenis bakteri berdasarkan reaksi yang timbul pada struktur dinding sel selama prosedur pewarnaan.[1] Pewarnaan Gram dapat bermanfaat untuk mengidentifikasi spesies bakteri pada berbagai penyakit infeksi seperti pneumonia, tonsilitis bakterial, meningitis, dan gonorrhea.
Pewarnaan Gram pertama kali digunakan pada tahun 1884, oleh ahli patologi Hans Christian Gram, yang ingin mencari cara visualisasi bakteri kokus dari jaringan paru orang yang meninggal akibat pneumonia. Pewarnaan ini menggunakan gentian violet sebagai zat pewarna, iodin sebagai mordant, dan etanol untuk peluntur.[2]
Pemeriksan Gram diindikasikan untuk memperoleh karakteristik dan klasifikasi bakteri yang berasal dari spesimen, yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan klinis lebih lanjut. Bakteri Gram positif memiliki lapisan peptidoglikan tebal sehingga akan berwarna biru sampai ungu. Sedangkan bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan tipis sehingga akan berwarna merah sampai merah muda. Pewarnaan Gram tidak memiliki kontraindikasi dan komplikasi yang spesifik. Kontraindikasi lebih berkaitan dengan kontraindikasi proses pengambilan spesimen.[1,2]
Prosedur pewarnaan gram dapat membantu mengidentifikasi organisme penyebab penyakit. Contohnya adalah penemuan bakteri diplokokus Gram negatif pada gonorrhea atau servisitis, bakteri gram positif berbentuk batang pada anthrax, dan bakteri gram positif nonmotil tidak berkapsul pada difteri.