Etiologi Penyakit Ginjal Kronis
Etiologi penyakit ginjal kronis dapat dibedakan menjadi penyebab sistemik, vaskular, gangguan glomerulus, gangguan tubulointerstisial, dan penyebab lainnya.
Penyebab Sistemik
Diabetes dan hipertensi dapat menyebabkan komplikasi berupa nefropati yang bias menjadi etiologi penyakit ginjal kronis.
Penyakit Vaskular
Penyakit vaskular yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis, di antaranya:
- Stenosis arteri renalis
- Vaskulitis
- Ateroemboli
- Nefrosklerosis akibat hipertensi
- Trombosis vena renal
Penyakit Glomerulus
Penyakit glomerulus yang menyebabkan penyakit ginjal kronis dapat bersifat primer maupun sekunder. Penyebab primer misalnya nefropati membranosa, sindrom Alport, dan nefropati IgA. Penyebab sekunder dapat diakibatkan oleh rheumatoid arthritis, lupus, endokarditis, skleroderma, hepatitis B dan hepatitis C.
Penyakit Tubulointerstisial
Penyebab penyakit tubulointerstisial adalah obat yang bersifat nefrotoksik seperti allopurinol dan sulfonamida. Penyakit tubulointerstisial juga dapat disebabkan oleh penyakit, di antaranya adalah infeksi, sindrom Sjögren, hipokalemia atau hiperkalsemia kronis, dan sarkoidosis.
Penyebab Lain
Penyakit ginjal kronis juga dapat disebabkan oleh obstruksi saluran kemih atau komplikasi dari gagal ginjal akut. Obstruksi saluran kemih dapat diakibatkan oleh pembesaran prostat jinak, batu ginjal, striktur uretra, tumor, defek kongenital ginjal, neurogenic bladder, atau fibrosis retroperitoneal.[2]
Faktor Risiko
Faktor risiko penyakit ginjal kronis:
- Genetik: terdapat gen-gen yang ditemukan berhubungan dengan penyakit ginjal kronis, di antaranya gen uromodulin, APOL1, dan gen-gen yang mengatur sistem renin-angiotensin[2,7,8]
- Jenis kelamin: pria memiliki risiko lebih tinggi
- Usia: semakin tua, risiko semakin tinggi
- Obesitas
- Merokok
- Alkohol dan obat yang bersifat nefrotoksik seperti allopurinol dan sulfonamida
- Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal kronis
- Berat badan lahir rendah (BBLR)[9,10]
- Gagal ginjal akut: risiko penyakit ginjal kronis meningkat hingga 10 kali lipat
-
Diabetes mellitus: studi United States Renal Data System (USRDS) menemukan setengah dari pasien penyakit ginjal kronis tahap akhir memiliki nefropati diabetik[11]
- Hipertensi: 27% pasien dengan penyakit ginjal kronis stadium akhir memiliki hipertensi[12]
-
Obstructive sleep apnea[6,13]