Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Penyakit Ginjal Kronis general_alomedika 2020-11-05T17:36:38+07:00 2020-11-05T17:36:38+07:00
Penyakit Ginjal Kronis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Penyakit Ginjal Kronis

Oleh :
dr. Nathania S. Sutisna
Share To Social Media:

Diagnosis penyakit ginjal kronis didasarkan pada kriteria Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO) berdasarkan penanda kerusakan ginjal dan penurunan laju filtrasi glomerulus < 60 mL/min/1.73m2 selama setidaknya 3 bulan.

Anamnesis

Penyakit ginjal kronis kategori G1 sampai G3b sering kali asimtomatik. Gejala baru mulai timbul pada penyakit ginjal kronis kategori G4 dan G5. Pasien dengan penyakit penyerta lain seperti contohnya gangguan tubulointerstisial, penyakit kistik dan nefrotik sindrom dapat menunjukkan gejala lebih awal. Gejala yang timbul dapat dibedakan menjadi manifestasi uremik, asidosis metabolik, gangguan transpor air dan garam, anemia, dan manifestasi pada urin.[2,4]

Manifestasi Uremik

Kadar ureum yang tinggi pada pasien dapat menimbulkan manifestasi pada berbagai sistem organ.

  • Gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah dan diare
  • Kulit: xerosis kutis, pruritus, ekimosis
  • Kardiologi: perikarditis
  • Neurologi: ensefalopati, neuropati perifer, restless leg syndrome

  • Hematologi: gangguan platelet
  • Reproduksi: disfungsi ereksi, penurunan libido, amenorrhea
  • Manifestasi umum: kelelahan, malnutrisi, gangguan pertumbuhan

Manifestasi Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik akibat penyakit ginjal kronis dapat menimbulkan manifestasi berupa:

  • Malnutrisi energi protein
  • Penurunan massa otot
  • Kelemahan otot

Gangguan Transpor Air dan Garam

Gangguan transpor air dan garam ini akan bermanifestasi sebagai:

  • Edema perifer
  • Edema paru
  • Hipertensi

Anemia

Pada penyakit ginjal kronis, gejala anemia harus diwaspadai, berupa lemas dan mudah lelah

Manifestasi pada Urin

Penyakit ginjal kronis juga dapat menyebabkan kencing berbusa atau berwarna seperti teh.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menemukan diagnosis penyebab penyakit ginjal kronis seperti diabetes mellitus dan hipertensi dan juga komplikasinya[2,4].

Periksa tekanan darah pasien untuk melihat adanya hipertensi atau tidak. Pada mata, dapat ditemukan edema periorbita, dan pada funduskopi dapat ditemukan tanda retinopati diabetik atau hipertensi.

Pada auskultasi paru, bisa terdapat ronki yang mengarah ke edema paru. Pada abdomen, dapat ditemukan asites. Pada kulit juga dapat ditemukan adanya xerosis kutis atau ruam. Kemungkinan penyebab lain yang perlu digali adalah adanya pembesaran prostat yang dapat dilihat dari pemeriksaan digital rektal (digital rectal examination).

Diagnosis Banding

Diagnosis banding penyakit ginjal kronis:

  • Gagal ginjal akut

  • Sindrom Alport

  • Antiglomerular basement membrane disease

  • Glomerulonefritis

  • Nefropati diabetik

  • Multiple myeloma

  • Batu ginjal

  • Nefrosklerosis[4]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium dan penyakit ginjal kronis adalah sebagai berikut.

Pemeriksaan Darah Lengkap

Hemoglobin dapat ditemukan turun akibat anemia penyakit kronis yang terjadi pada penyakit ginjal kronis.

Kadar Kreatinin Darah

Kadar kreatinin darah bermanfaat untuk mengestimasi laju filtrasi glomerulus pada pasien. Laju filtrasi glomerulus (LFG) dapat diestimasi menggunakan metode-metode berikut:

  1. Metode Cockcrof-Gault untuk mengukur klirens kreatinin (creatinine clearance, CCr)[16]

    • CCr={((140–usia) x berat badan)/(72xSCr)}

    • Pada wanita, hasil dikali 0.85
    • CCr = mL/menit

    • Usia dalam tahun
    • Berat badan dalam kilogram
    • Scr = serum kreatinin dalam mg/dL

  2. Metode modification of diet in renal disease (MDRD)[17]

    • LFG (mL/min/1.73 m²) = 175 × (Scr/88.4)-1.154 × (Age)-0.203 × (0.742 bila wanita)

    • Scr (kreatinin serum) dalam satuan µmol/L

    • Sebaiknya tidak digunakan pada estimasi LFG kurang dari 60 mL/min/1.73 m²

  3. Metode Chronic Kidney Disease (CKD-EPI)

    • LFG = 141 × min(Scr/κ, 1)α × max(Scr/κ, 1)-1.209 × 0.993Usia × 1.018 [bila wanita] × 1.159 [bila berkulit hitam]

    • Scr = serum kreatinin dalam satuan µmol/L

    • Κ = 61.0 pada wanita dan 79.6 pada pria
    • α = -0.329 pada wanita dan -0.411 pada pria
    • Min mengindikasikan Scr/κ atau 1, dan

    • Max mengindikasikan Scr/κ atau 1

  4. Metode Bedside Schwartz untuk pediatrik

    • LFG (mL/min/1.73 m²) = (36.2 × tinggi badan dalam cm) / kreatinin dalam µmol/L

Elektrolit dan Analisa Gas Darah

Penyakit ginjal kronis dapat menyebabkan komplikasi berupa hiperkalemia dan metabolik asidosis. Untuk itu diperlukan pemeriksaan elektrolit dan analisa gas darah. Pada analisa gas darah, perhatikan kadar HCO3 dan pH untuk melihat ada tidaknya metabolik asidosis.

Urinalisis

Pada urinalisis, dapat ditemukan hematuria dan/atau proteinuria. Dapat juga ditemukan mikroalbuminuria (30 – 300 mg/24 jam)

Pencitraan juga bermanfaat untuk diagnosis penyakit ginjal kronis, terutama untuk menentukan penyebab penyakit ginjal kronis.[4]

Ultrasonografi Ginjal

Pada pemeriksaan USG, dapat ditemukan ukuran ginjal yang mengecil, adanya obstruksi atau hidronefrosis dan batu ginjal.

X-ray dengan Kontras

Foto polos intravenous pyelography dapat bermanfaat pada penyakit ginjal kronik yang dicurigai terjadi akibat batu ginjal. Namun, dokter harus mempertimbangkan potensi toksisitas ginjal akibat penggunaan kontras intravena tersebut. Kontras dikontraindikasikan pada pasien dengan laju filtrasi glomerulus <60 mL/min/1.73 m2.

Foto polos abdomen dapat bermanfaat untuk melihat batu ginjal radioopak tetapi pemeriksaan ini bersifat tidak spesifik.

CT Scan dan MRI Abdomen

CT-scan abdomen dapat melihat batu saluran kemih, massa atau kista ginjal. Kontras intravena dikontraindikasikan pada pasien dengan LFG < 60 mL/min/1.73 m2.

MRI dapat melihat massa ginjal dengan lebih jelas, misalnya pada karsinoma sel renal. Kontras dengan gadolinium tidak direkomendasikan pada laju filtrasi glomerulus < 30 mL/min/1.73 m2.

Biopsi Renal

Biopsi renal umumnya diindikasikan jika diagnosis etiologi penyakit ginjal kronis tidak jelas. Biopsi juga bermanfaat untuk memandu tata laksana penyakit ginjal kronis yang diakibatkan oleh etiologi tertentu, misalnya lupus.[4]

Referensi

2. Emedicine. Chronic Kidney Disease. Updated: . Cited: 30-October 2017. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/238798-overview

4. BMJ. Chronic kidney disease. Available from: http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/84/diagnosis/step-by-step.html

16. National Kidney Foundation. Cockroft-Gault Formula. Available from: https://www.kidney.org/professionals/KDOQI/gfr_calculatorCoc

Epidemiologi Penyakit Ginjal Kronis
Penatalaksanaan Penyakit Ginjal ...

Artikel Terkait

  • Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
    Risiko Kesehatan pada Donor Ginjal Hidup
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Kehamilan pada Wanita dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit
    Pemilihan Formula Tinggi Kalori untuk Bayi dengan Penyakit Kronis yang Dirawat di Rumah Sakit

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
22 November 2022
Pemberian ketosteril pada pasien PGK - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, ijin tanya, apakah ada manfaatnya untuk memberikan ketosteril pada pasien PGK? Mohon penjelasannya... Terima kasih banyak Dok
Anonymous
22 November 2022
Apakah sayur perlu dicuci untuk diet pasien PGK? - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Kurnia, SpGK, ijin tanya untuk saya pernah mendengar katanya untuk diet pasien PGK , sayur perlu dicuci setidaknya 2x terlebih dahulu untuk...
Anonymous
17 November 2022
Terapi perdarahan pada pasien CKD
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya. Pasien laki-laki usia 50 tahun datang ke klinik pratama dengan keluhan lidah (pada bagian medial sulkus) berdarah spontan post...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.