Etiologi Fibrilasi Ventrikel
Etiologi fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF) yang paling banyak adalah penyakit jantung struktural, terutama penyakit jantung koroner dan infark miokard. Selain itu, VF juga dapat disebabkan oleh kardiomiopati dilatasi, kardiomiopati hipertrofik, miokarditis, penyakit katup jantung, penyakit jantung bawaan, obat pencetus aritmia, serta kelainan elektrolit dan asam basa. [2]
Sebagian kecil pasien (5-10%) dapat mengalami VF tanpa adanya suatu penyakit jantung struktural yang dapat diidentifikasi. Studi Cardiac Arrest Survivors with Preserved Ejection Fraction (CASPER) menemukan bahwa pada 56% pasien dengan VF dan fungsi ventrikel kiri normal, penyebab dasar VF dapat berupa penyakit irama jantung bawaan primer seperti catecholaminergic polymorphic ventricular tachycardia (CPVT), sindrom QT memanjang (long QT syndrome/LQTS), sindrom repolarisasi dini (early repolarization syndrome/ERS), dan sindrom Brugada. [3]
Apabila pasien tidak terbukti memiliki suatu penyakit jantung struktural maupun penyakit irama jantung tertentu setelah dilakukan pemeriksaan invasif, non invasif, dan genetik yang menyeluruh, barulah dapat dicurigai adanya suatu VF idiopatik (idiopathic ventricular fibrillation/IVF). [3]
Faktor Risiko
Identifikasi faktor risiko VF dapat berperan penting dalam mencegah angka mortalitas akibat kematian jantung mendadak. Namun, hingga saat ini belum ada metode identifikasi faktor risiko VF yang paling akurat dalam mengidentifikasi individu yang berisiko tinggi terhadap kejadian VF. Di sisi lain, beberapa penelitian telah mempelajari faktor risiko VF pada populasi yang mengalami infark miokard akut. [21-23]
Analisis univariat pada 3724 pasien yang mengalami infark miokard dengan elevasi ST (ST elevation myocardial infarction/STEMI) mengungkap sejumlah karakteristik yang berkaitan dengan peningkatan risiko VF saat reperfusi. Peningkatan risiko VF tersebut berkaitan dengan :
- Riwayat infark miokard
- Penggunaan aspirin dan penghambat reseptor beta sebelumnya
- Kejadian VF sebelum intervensi koroner perkutan
- Penyakit jantung koroner cabang utama kiri
- Lokalisasi infark miokard inferior
- Elevasi segmen ST maksimal dalam satu sandapan > 300 µV, dan
- Nilai total deviasi segmen ST di seluruh sandapan > 1500 µV.
Analisis multivariat dari data yang sama menemukan bahwa hanya nilai total deviasi segmen ST di seluruh sandapan > 1500 µV yang masih menjadi prediktor independen terhadap kejadian VF saat reperfusi. [23]