Pendahuluan Sepsis
Sepsis merupakan suatu sindrom klinis sebagai respon sistemik tubuh terhadap adanya infeksi. Sepsis dapat menyebabkan terjadinya gagal organ, hipotensi, dan peningkatan morbiditas dan mortalitas.
Patofisiologi sepsis adalah adanya gangguan koagulasi, disfungsi seluler, dan gangguan metabolik. Sepsis menjadi penyebab 20% kematian pasien di rumah sakit setiap tahunnya.
Diagnosis sepsis dapat ditegakkan melalui kriteria diagnosis, dimana sepsis dibagi menjadi 4 klasifikasi yaitu systemic inflammatory response syndrome, sepsis, sepsis berat, dan syok sepsis.
Tatalaksana awal pada pasien sepsis dilakukan sesegera mungkin, yaitu dengan stabilisasi jalan napas dan resusitasi cairan. Salah satu cairan isotonik yang dapat digunakan untuk resusitasi cairan adalah cairan salin normal (NaCl). Pemberian antibiotik empiris sebaiknya diberikan satu jam setelah diagnosis untuk meningkatkan angka kesembuhan. Apabila tidak ditatalaksana dengan baik, sepsis dapat menjadi berat bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Pencegahan infeksi, penerapan pola hidup bersih dan sehat, serta pengenalan tanda dan gejala awal perlu diedukasi kepada pasien untuk mencegah terjadinya sepsis. [1-7]