Pendahuluan Gagal Jantung Akut
Gagal jantung akut didefinisikan sebagai gagal jantung onset baru yang terjadi dengan cepat (gagal jantung akut de novo) atau terjadinya perburukan dari gagal jantung yang sudah ada sebelumnya (gagal jantung akut dekompensata). Kondisi ini merupakan kondisi yang berbahaya dan membutuhkan penanganan secepatnya serta perawatan di rumah sakit.
Gagal jantung, secara umum, adalah suatu sindrom yang terdiri dari tanda serta gejala klinis yang disebabkan oleh kelainan struktur dan/atau fungsi jantung yang menyebabkan penurunan curah jantung dan/atau peningkatan tekanan intrakardiak.[1,2]
Tanda dan gejala dari gagal jantung akut, antara lain :
- Gejala : dispnea, ortopnea, pembengkakan ekstremitas bawah
- Tanda : peningkatan tekanan vena jugular, kongesti paru[1]
Gagal jantung akut dibagi menjadi gagal jantung akut de novo dan gagal jantung akut dekompensata.
Gagal Jantung Akut De Novo
Gagal jantung akut de novo adalah gagal jantung yang terjadi tanpa adanya riwayat tanda dan gejala gagal jantung sebelumnya serta sering kali disebabkan oleh penurunan akut fungsi jantung seperti infark miokard akut, miokarditis yang parah, dan regurgitasi katup aorta. Gagal jantung tipe ini umumnya menunjukkan gejala penurunan perfusi akut dan edema paru akut.
Gagal Jantung Akut Dekompensata
Jenis gagal jantung akut yang lebih banyak terjadi ini merupakan gejala dekompensasi akut dari gagal jantung kronis dan didorong oleh berbagai faktor presipitasi pada pasien. Gejala yang muncul merupakan akibat dari kongesti dan retensi cairan, seperti peningkatan berat badan, dispnea akibat aktivitas, ortopnea, dan edema ekstremitas[1,3]
Klasifikasi Gagal Jantung
European Society of Cardiology (ESC) membagi gagal jantung ke dalam 6 kelas berdasarkan kondisi klinis dan hemodinamik pasien :
- Kelas I: Gagal jantung akut dekompensata
- Kelas II: Gagal jantung akut hipertensif
-
Kelas III: Gagal jantung akut dengan edema paru
- Kelas IV: Gagal jantung akut dengan gangguan napas, hipoksemia, dan adanya penurunan curah jantung (IVa) hingga adanya syok kardiogenik (IVb)
- Kelas V: Gagal jantung dengan kegagalan curah jantung yang parah, biasanya berhubungan dengan anemia, tirotoksikosis, dan penyakit Paget's
-
Kelas VI: Gagal jantung kanan, biasanya pada pasien dengan riwayat penyakit paru dan cor pulmonale[1]
Selain itu, pasien gagal jantung juga dapat diklasifikasikan sebagai "basah" atau "kering" berdasarkan status cairan mereka, kemudian "dingin" atau "hangat" berdasarkan kondisi perfusi mereka. Klasifikasi ini menghasilkan 4 grup pasien, yakni :
- Kering-hangat: perfusi baik, hemodinamik terkompensasi; dapat diberikan terapi oral
-
Kering-dingin: hipoperfusi dan hipovolemi; dapat diberikan fluid challenge dan obat inotropik jika masih hipoperfusi setelahnya
- Basah-hangat: terjadi kongesti namun perfusi masih baik; jika hipertensi dominan berikan vasodilator dan diuretik; jika kongesti dominan berikan diuretik, vasodilator, atau ultrafiltrasi jika diuretik tidak memberikan efek
- Basah-dingin: terjadi kongesti dan hipoperfusi; jika tekanan sistolik < 90 mmHg berikan obat inotropik, vasopresor pada hipotensi refrakter, diuretik, sirkulasi mekanik; jika tekanan sistolik > 90 mmHg berikan vasodilator, diuretik, dan obat inotropik pada kasus refrakter[1]
Prinsip Diagnosis dan Penatalaksanaan
Gagal jantung akut dapat didiagnosis dengan anamnesis untuk mengetahui adanya riwayat penyakit jantung, tanda dan gejala gagal jantung akut, lalu dengan pemeriksaan fisik yang ditandai dengan gejala overload cairan, serta pemeriksaan penunjang seperti elektrokardiogram, rontgen dada, echocardiogram, serta pemeriksaan laboratorium.
Tujuan dari pengobatan gagal jantung akut adalah untuk memastikan perfusi yang optimal, memperbaiki kondisi hemodinamik pasien, pengobatan etiologi gagal jantung, serta perencanaan terapi jangka panjang pasien untuk pencegahan serangan akut dan perburukan.[2]