Edukasi dan Promosi Kesehatan Fibrilasi Ventrikel
Komponen edukasi dan promosi kesehatan pada pasien yang bertahan hidup dari henti jantung akibat fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF) perlu disesuaikan dengan kemungkinan etiologi dasar VF pada tiap pasien. Secara umum, nasehat yang perlu diberikan mencakup pengenalan tanda dan gejala VF serta penyakit penyertanya, esensi pemantauan berkala risiko VF berulang atau refrakter, tindakan pertolongan pertama yang perlu dilakukan keluarga pada situasi henti jantung, serta modifikasi diet dan gaya hidup yang mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler secara umum.
Edukasi pada Pasien VF dengan Penyakit Jantung Struktural
Garis besar komponen edukasi pada pasien VF dengan penyakit jantung struktural (misalnya infark miokard, gagal jantung, kardiomiopati) meliputi modifikasi diet dan gaya hidup yang menunjang risiko kejadian kardiovaskular mayor yang rendah, pengenalan tanda dan gejala VF serta penyakit penyerta, penilaian risiko kematian jantung secara rutin, dan pelatihan RJP pada keluarga. [54,55]
Pasien perlu mengetahui bahwa VF dapat didahului dengan beberapa gejala seperti nyeri dada, sensasi nyaris pingsan, pingsan berulang tanpa sebab yang jelas, dan keringat dingin. Selain itu, pada pasien VF yang memiliki riwayat infark miokard, gejala infark perlu diidentifikasi secara dini. Gejala infark tersebut mencakup nyeri dada dengan atau tanpa penjalaran ke lengan, leher, punggung, rahang, atau nyeri ulu hati, disertai sesak napas, lemah, keringat dingin, mual, dan rasa melayang. Pada situasi semacam itu, pasien harus segera disarankan mencari pertolongan medis ke RS terdekat. [55]
Saat di RS, pasien perlu mendapat edukasi untuk mengoptimalkan ketaatan pada terapi pasca kejadian VF yang disertai infark miokard maupun penyakit jantung struktural lainnya. Aspek kepatuhan tersebut tidak hanya terkait dengan kedisiplinan dalam mengonsumsi obat saja, tapi juga perencanaan aktivitas fisik yang diperbolehkan, penghentian kebiasaan merokok, dan konsumsi minuman beralkohol. Edukasi ini juga perlu berkesinambungan pada saat menjelang pemulangan pasien dari RS serta saat pemantauan lanjutan di poliklinik. [54,55]
Saat pemulangan pasien, edukasi secara khusus diarahkan pada pengenalan tanda dan gejala yang perlu dicurigai disebabkan oleh penyakit jantung akut serta tindakan yang perlu dilakukan untuk merespons hal tersebut. Respons dapat berupa komunikasi dengan sistem kegawatdaruratan medik untuk memanggil ambulans apabila gejala tidak membaik atau bahkan memburuk dengan cepat dan pasien dicurigai mengalami henti jantung mendadak di luar RS. Untuk mendukung kesintasan pasien yang lebih baik, keluarga pasien perlu mendapat edukasi tentang teknik RJP bagi masyarakat awam dan cara penggunaan AED. Strategi yang lebih baik untuk memastikan pencapaian hal tersebut adalah dukungan sosial dan edukasi bersama anggota keluarga pasien lain yang juga berisiko tinggi terhadap henti jantung mendadak. [54,55]
Edukasi pada Pasien VF tanpa Penyakit Jantung Struktural
Selain pengenalan tanda dan gejala VF, edukasi pada pasien VF yang tidak memiliki penyakit jantung struktural perlu menitikberatkan pada peran konseling dan pemeriksaan genetik.
Konseling genetik harus dilakukan mendahului pemeriksaan genetik pada sindrom aritmia bawaan. Ini bertujuan agar pasien terlebih dahulu mengetahui konsekuensi apabila hasil pemeriksaan genetik positif. Selain berfungsi dalam mempertajam diagnosis, hasil pemeriksaan mutasi genetik juga dapat berdampak pada anggota keluarga inti lainnya. Walaupun pembagian informasi medis lazim terjadi pada sebuah keluarga, sebagian pasien merasa tidak nyaman apabila keluarga kandungnya mengetahui riwayat penyakitnya. [1,4]
Promosi Kesehatan
Studi yang ada menunjukkan bahwa defibrilasi dan RJP yang dilakukan segera, terutama di luar rumah sakit, dapat meningkatkan kesintasan pasien. Organisasi medis seharusnya dapat melakukan lokakarya untuk meningkatkan edukasi dan pelatihan terkait RJP dan penggunaan defibrilator pada masyarakat awam. Selain daripada itu, keberadaan AED di tempat-tempat umum juga harus diperbanyak sehingga akses menjadi lebih mudah.