Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Haloperidol general_alomedika 2022-05-25T15:34:30+07:00 2022-05-25T15:34:30+07:00
Haloperidol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Haloperidol

Oleh :
dr. Michael Susanto
Share To Social Media:

Efek samping utama haloperidol adalah terjadinya gejala ekstrapiramidal. Interaksi obat haloperidol perlu diperhatikan bila digabungkan dengan obat-obatan yang menekan sistem saraf pusat, serta yang dapat mengganggu metabolisme haloperidol.

Efek Samping

Efek samping utama dari haloperidol adalah gejala ekstrapiramidal. Efek samping ini diperantarai oleh mekanisme kerja haloperidol sebagai antipsikotik generasi pertama, yang memiliki efek utama terhadap reseptor dopamin. Selain itu terdapat efek samping lain, misalnya efek antikolinergik, sedasi, disfungsi ereksi pada pria, dan gangguan menstruasi pada perempuan.

Gejala Ekstrapiramidal

Gejala ekstrapiramidal mencakup parkinsonisme, distonia, akathisia, serta tardive dyskinesia dan terjadi oleh karena blokade dopamin pada ganglia basal. Parkinsonisme dan akathisia dapat muncul beberapa hari hingga bulan setelah pemakaian haloperidol. Akathisia ditandai dengan restlessness. Distonia dapat terjadi dalam hitungan jam hingga hari setelah pemberian awal, gejala dapat berupa spasme dan kaku otot. Onset tardive dyskinesia dapat terjadi dalam beberapa tahun.

Obat-obatan antipsikotik atipikal, seperti risperidone dan aripiprazole, tidak memiliki efek samping ekstrapiramidal yang sekuat obat-obatan antipsikotik tipikal, sebab memiliki afinitas terhadap reseptor dopamin yang lebih rendah. Gejala ekstrapiramidal dapat diatasi dengan penambahan obat-obatan antiparkinson, seperti levodopa.

Selain blokade pada reseptor dopamin, haloperidol juga dapat menyebabkan blokade pada reseptor lainnya sehingga dapat timbul efek samping lain yang lebih ringan, antara lain:

  • Blokade pada reseptor histamin H-1 dapat menyebabkan sedasi, mengantuk, kenaikan berat badan dan hipotensi.
  • Blokade pada reseptor alfa-1 dapat menyebabkan hipotensi postural, takikardia refleks, dan mengantuk.
  • Blokade reseptor muskarinik dapat menyebabkan penglihatan kabur, mulut kering, takikardia sinus, konstipasi, retensi urin, serta gangguan ingatan[1]

Efek Samping Lain Berdasarkan Frekuensi

Selain gejala ekstrapiramidal, penggunaan haloperidol juga dapat menimbulkan berbagai efek samping lain. Berdasarkan frekuensi terjadinya, efek samping haloperidol terbagi atas:

Sering Terjadi:

Efek samping yang sering terjadi adalah efek antikolinergik, sedasi, kenaikan berat badan, oligomenorrhea dan amenorrhea. Haloperidol juga dikaitkan dengan gangguan seksual, seperti disfungsi ereksi, disfungsi libido pada laki-laki dan perempuan. Namun, secara umum banyak pasien skizofrenia yang juga mengalami gejala-gejala ini meskipun tidak mengonsumsi antispikotik.[23]

Tidak Sering:

Efek samping yang tidak sering adalah hipotensi ortostatik setelah injeksi intramuskular, takikardia, agitasi, ansietas, edema serebral, depresi, euforia, sakit kepala, insomnia, gelisah, anoreksia, konstipasi, dan ileus.

Jarang:

Efek samping yang lebih jarang terjadi adalah efek samping seperti perubahan elektrokardiografi (EKG) berupa pemanjangan interval QT, fotosensitivitas, pruritus, diare, dan galaktorea.

Sangat Jarang:

Sangat jarang terjadi adalah efek samping seperti kejang, ikterus kolestatik, dan priapismus.[4]

Interaksi Obat

Pemberian haloperidol perlu hati-hati terutama bila digabungkan dengan obat-obat yang dapat menekan sistem saraf pusat lainnya, dan obat-obat yang dapat mengganggu metabolismenya, seperti obat-obatan yang menginhibisi atau meningkatkan kerja enzim CYP3A4 dan CYP2D6.[2,3]

Kombinasi antara haloperidol dan litium dilaporkan menyebabkan sindrom ensefalopati, dengan gejala kelemahan tubuh, letargi, demam, tremor, gangguan kesadaran, sindrom ekstrapiramidal, leukositosis, serta peningkatan berbagai enzim di serum, BUN dan kadar gula darah puasa.[3,13]

Meskipun belum dipastikan hubungan kausal, tetapi pasien yang menerima kedua obat ini perlu dipantau ketat untuk mengenali dan menghentikan terapi jika muncul gejala-gejala toksisitas neurologis.[3]

Obat-obat antipsikotik termasuk haloperidol dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat yang berlebih, terutama apabila diberikan dengan obat-obatan anestesi, misalnya propofol, dan golongan opiat.[9]

Interaksi obat antara haloperidol dengan obat-obatan antiaritmia, seperti quinidine dan amiodarone, dapat menyebabkan pemanjangan interval QT jantung. Penggunaan haloperidol dengan antidepresan, seperti escitalopram dan sertraline, dapat menyebabkan gangguan irama jantung yang berpotensi mengancam nyawa, meskipun jarang terjadi.[4]

Haloperidol sebaiknya tidak digunakan dengan obat-obatan yang dapat menginhibisi enzim sitokrom P450, terutama CYP3A4 dan CYP2D6. Apabila diberikan secara bersamaan, dapat menyebabkan efek haloperidol yang meningkat. Beberapa contoh obat-obatan tersebut antara lain:

  • Inhibitor CYP3A4, seperti alprazolam, indinavir, itraconazole, ketoconazole

  • Inhibitor CYP2D6, seperti bupropion, chlorpromazine, duloxetine

  • Kombinasi inhibisi CYP3A4 dan CYP2D6, seperti fluoxetine dan ritonavir[17]

Haloperidol sebaiknya tidak diberikan dengan obat-obatan yang dapat menginduksi kerja enzim CYP3A4 karena dapat menurunkan kadarnya dalam darah. Contoh obat adalah carbamazepine, fenobarbital, phenytoin, dan rifampisin.[17]

Interaksi dengan Makanan dan Minuman

Interaksi obat antara haloperidol dengan alkohol dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, serta gangguan dalam mengambil keputusan, berpikir, dan keterampilan psikomotor. Pasien perlu diinformasikan mengenai interaksi obat ini sehingga dapat membatasi konsumsi alkohol.[2,3]

Jika mengonsumsi alkohol saat menjalani terapi dengan haloperidol, pasien tidak boleh melakukan aktivitas yang membutuhkan kesadaran penuh dan koordinasi motorik, seperti mengemudikan kendaraan bermotor atau bekerja dengan mesin yang berbahaya.[3]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ayano G. First Generation Antipsychotics: Pharmacokinetics, Pharmacodynamics, Therapeutic Effects and Side Effects: A Review. Research & Reviews: Journal of Chemistry. 2016 Sep;5(3):53–63. http://www.rroij.com/open-access/first-generation-antipsychotics-pharmacokinetics-pharmacodynamicstherapeutic-effects-and-side-effects-a-review-.pdf
2. Haloperidol. Drugbank. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00502
3. American Society of Health-System Pharmacists. Haloperidol. Drugs.com. 2021 https://www.drugs.com/monograph/haloperidol.html
4. Haloperidol (Rx). Medscape. Medscape. 2021. https://reference.medscape.com/drug/haldol-decanoate-haloperidol-342974
9. Janssen Pharmaceutica N.V. Haldol. FDA. FDA; 2005. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2008/015923s082,018701s057lbl.pdf
13. Fayek M, Kingsbury SJ, Simpson G. Treatment-Resistant Schizophrenia: Making the Determination. Psychiatric Times. Modern Medicine Network; 2002. http://www.psychiatrictimes.com/schizophrenia/treatment-resistant-schizophrenia-making-determination
17. Haldol - Art 30 - Annex II. European Medicines Agency. European Medicines Agency; 2017. http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Referrals_document/Haldol_30/WC500222210.pdf
23. Haloperidol: Drug information. Lexicomp Inc. 2022.

Indikasi dan Dosis Haloperidol
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Manfaat dan Risiko Terapi Rumatan Antipsikotika pada Kasus Schizophrenia
    Manfaat dan Risiko Terapi Rumatan Antipsikotika pada Kasus Schizophrenia
  • Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
    Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
  • Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps
    Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.