Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Rivaroxaban general_alomedika 2023-01-13T09:46:57+07:00 2023-01-13T09:46:57+07:00
Rivaroxaban
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Rivaroxaban

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Efek samping rivaroxaban yang perlu diwaspadai adalah perdarahan, di mana interaksi obat dengan inhibitor kuat CYP3A4 dapat meningkatkan risiko ini.

Efek Samping

Efek samping utama dari rivaroxaban adalah peningkatan risiko perdarahan, seperti epistaksis, perdarahan gingiva, dan perdarahan genitourinaria. Penggunaan jangka panjang berisiko menimbulkan anemia dan fatigue.

Efek samping rivaroxaban antara lain:

  • Alergi dan imunologi, seperti hipersensitivitas, reaksi anafilaksis, syok anafilaksis, angioedema

  • Gastrointestinal dan hepatobilier, seperti nyeri abdomen, ikterus, kolestasis, hepatitis, cedera hepatoselular, peningkatan kadar serum transaminase
  • Sistem saraf, seperti dizziness, sinkop, perdarahan serebral, hematoma subdural, hematoma epidural, hemiparesis. Risiko kejadian stroke meningkat setelah penghentian rivaroxaban pada atrial fibrilasi nonvalvular
  • Psikiatri, seperti anxietas, depresi, insomnia

  • Dermatologi, seperti pruritus, sindrom Stevens Johnson (SJS), drug reaction with eosinophilia and systemic symptoms (DRESS)
  • Hematologi dan sistem limfatik, seperti agranulositosis dan trombositopenia

  • Muskuloskeletal, seperti nyeri ekstremitas, nyeri punggung, dan spasme otot[1,4,6]

Interaksi Obat

Rivaroxaban dimetabolisme oleh CYP3A4/5, CYP2J2, dan P-gp serta ATP-binding cassette G2 transporter. Inhibitor dan inducer dari CYP3A4 dan P-gp diketahui mempengaruhi efek obat dari rivaroxaban.

Meningkatkan Konsentrasi Obat

Pemberian bersamaan dengan inhibitor kuat dari CYP3A4 dan P-gp, yaitu seluruh golongan obat azoles kecuali fluconazole dan inhibitor protease seperti ritonavir, menyebabkan peningkatan paparan dari rivaroxaban dan meningkatkan risiko perdarahan.[1,2]

Pemberian bersamaan dengan inhibitor sedang dari CYP3A4 dan P-gp atau obat-obatan yang hanya menghambat salah satu jalur, secara umum tidak menyebabkan perbedaan signifikan terhadap farmakokinetik rivaroxaban, sehingga tidak dikontraindikasikan.

Akan tetapi, pada pasien dengan klirens kreatinin 30-49 ml/menit, diperlukan pengawasan lebih ketat terkait peningkatan risiko terjadinya perdarahan. Beberapa obat tersebut antara lain:

  • Calcium channel blockers, seperti diltiazem dan verapamil

  • Fluconazole
  • Immunosupresan, seperti siklosporin

  • Makrolid, seperti clarithromycin dan erithromycin

  • Amiodarone, dipyridamole, tamoxifen[1,2,5]

Menurunkan Konsentrasi Obat

Kombinasi dengan inducer dari P-gp dan CYP3A4 akan menurunkan efek obat dan dapat meningkatkan risiko kejadian tromboemboli. Beberapa obat yang dimaksud seperti carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, dan rifampicin.[1,2,4,5,11]

Penggunaan Bersamaan Trombolitik atau Antiplatelet

Penggunaan rivaroxaban bersamaan dengan obat trombolitik maupun antiplatelet tidak direkomendasikan, kecuali terdapat indikasi tertentu terkait penyakit jantung yang memerlukan dual therapy.

Rivaroxaban 15 mg yang diberikan bersama aspirin, loading dose 500 mg dilanjutkan 100 mg, didapatkan tidak menimbulkan perbedaan farmakokinetik dan farmakodinamik.[1,2,5]

Pada pemberian bersama clopidogrel didapatkan pemanjangan bleeding time yang signifikan secara klinis. Bila tidak ada indikasi tertentu, pemberian bersamaan tidak direkomendasikan karena risiko peningkatan kejadian perdarahan dan anemia.[1,2,5]

Penggunaan Bersamaan Antikoagulan Lain

Penggunaan rivaroxaban bersamaan dengan sesama inhibitor Xa; antikoagulan oral seperti dabigatran, warfarin, dan apixaban; low molecular weight heparin seperti enoxaparin dan dalteparin; serta heparin dan derivatnya (fondaparinux) dapat meningkatkan risiko perdarahan.[1,2,4,5,11]

 

Referensi

1. FDA. Xarelto (rivaroxaban). 2011. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/022406s028lbl.pdf
2. Samama MM, Contant G, Spiro TE, Perzborn E, Flem LL, Guinet C, Gourmelin Y, Rohde G, Martinoli JL. Laboratory assessment of rivaroxaban: a review. Thrombosis Journal. 2013; 11(11):1-7.
4. MIMS. Rivaroxaban. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rivaroxaban?mtype=generic
5. Trujillo T dan Dobesh PP. Clinical use of rivaroxaban: pharmacokinetic and pharmacodynamic rationale for dosing regimens in different indications. Drugs. 2014; 74(14):1597-1603.
6. Medscape. Rivaroxaban (Rx). Medscape, 2020. https://reference.medscape.com/drug/xarelto-rivaroxaban-999670
11. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 9875401, Rivaroxaban. PubChem, 2023 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Rivaroxaban.

Indikasi dan Dosis Rivaroxaban
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
    Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
  • Red Flags Edema Perifer
    Red Flags Edema Perifer
  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
    Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
  • Red Flag Keluhan Kaki Merah
    Red Flag Keluhan Kaki Merah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 Desember 2022
Bagaimana penanganan curiga deep vein thrombosis di FKTP - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Farhanah, Sp.JP (K), dok bagaimana tatalaksana pada pasien curiga DVT di fktp? apakah bisa kita berikan aspilet? Dgn kondisi pasien tidak mau dirujuk...
Anonymous
29 November 2022
Peran rivaroxaban terhadap D-dimer - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr. dr. Alvin Tagor... ayah saya memiliki riwayat polisitemia vera pada usia 60-an tahun. Sekitar 5 tahun lalu mengalami stroke infark ringan,...
dr. Andi Marsali
08 November 2022
Diagnosis awal pada pasien atrial fibrilasi - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr. Andi Marsali
1 Balasan
selamat siang dr. Badai Bhatara, Sp.JP, mohon izin bertanya untuk kondisi atrial fibrillation, bagaimana saran untuk diagnosis awal pada pasien? apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.