Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Kontraindikasi dan Peringatan Rivaroxaban general_alomedika 2023-01-13T09:47:09+07:00 2023-01-13T09:47:09+07:00
Rivaroxaban
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Kontraindikasi dan Peringatan Rivaroxaban

Oleh :
dr. Vania Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Kontraindikasi rivaroxaban ditentukan berdasarkan perdarahan aktif maupun risiko kejadian perdarahan seperti ulkus gastrointestinal dan riwayat hipersensitivitas. Peringatan utama pada penggunaan rivaroxaban terutama terkait efeknya sebagai antikoagulan, interaksi obat, dan metabolismenya.

Kontraindikasi

Rivaroxaban dikontraindikasikan pada:

  • Perdarahan aktif
  • Terdapat faktor risiko perdarahan mayor, seperti riwayat ulkus gastrointestinal, varises esofagus, riwayat operasi, perdarahan intrakranial, neoplasma, dan aneurisma vaskular.
  • Pasien dengan sindrom koroner akut yang memiliki riwayat stroke atau transient ischemic attack

  • Insufisiensi ginjal dengan klirens kreatinin <15 mL/menit atau sedang menjalani dialisis

  • Gangguan fungsi hepar sedang-berat atau penyakit hepar dengan gangguan koagulopati
  • Riwayat reaksi hipersensitivitas berat terhadap rivaroxaban seperti syok anafilaktik[1,3,4]

Peringatan

Beberapa peringatan utama dalam penggunaan rivaroxaban terkait dengan efek obat sebagai antikoagulan.

Peningkatan Kejadian Trombosis

Penghentian mendadak antikoagulan apapun tanpa disertai penggunaan antikoagulan alternatif dapat meningkatkan risiko kejadian trombosis, salah satunya stroke trombotik. Bila tidak ada kontraindikasi, penghentian rivaroxaban sebaiknya diikuti dengan pemberian antikoagulan lainnya.[1]

Risiko Perdarahan

Penggunaan rivaroxaban meningkatkan risiko perdarahan. Rivaroxaban harus dihentikan pada pasien dengan perdarahan patologis yang aktif.

Penggunaan bersamaan obat yang menyebabkan gangguan hemostasis, seperti aspirin, agen antitrombotik, dan terapi fibrinolisis, dapat meningkatkan risiko perdarahan.[1,4]

Pungsi atau Tindakan Anestesi Spinal atau Epidural

Tindakan pungsi atau anestesi spinal dan epidural pada pasien yang mengonsumsi antikoagulan berisiko menyebabkan hematoma spinal atau epidural yang dapat menyebabkan efek jangka panjang hingga paralisis permanen. Untuk mencegah kejadian tersebut, tindakan sebaiknya dikerjakan saat efek antikoagulan rivaroxaban dalam kadar rendah.[1]

Penggunaan pada Gangguan Ginjal

Rivaroxaban dikontraindikasikan pada klirens kreatinin < 15 ml/menit. Pada pasien dengan klirens kreatinin 15-30 ml/menit, rivaroxaban dapat digunakan untuk indikasi tertentu, walaupun sebaiknya dihindari.

Penggunaan pada pasien dengan klirens kreatinin 30-50 ml/menit harus diobservasi ketat dan secara berkala dilakukan evaluasi tanda dan gejala perdarahan. Hentikan penggunaan rivaroxaban bila terjadi gagal ginjal akut.[1,2]

Penggunaan pada Gangguan Hepar

Farmakokinetik rivaroxaban meningkat sebanyak 15% pada pasien dengan gangguan hepar ringan (Child-Pugh A), tetapi tidak memberikan perbedaan yang tampak secara klinis. Hindari penggunaan rivaroxaban pada pasien dengan gangguan hepar sedang (Child-Pugh B) dan berat (Child-Pugh C).

Efek farmakodinamik dari rivaroxaban meningkat sebanyak 159% pada pasien dengan gangguan hepar sedang dan menyebabkan perubahan signifikan terhadap pemanjangan prothrombin time (PT). Penggunaan rivaroxaban pada pasien dengan gangguan hepar yang menyebabkan koagulopati, meningkatkan risiko perdarahan.[1,2,5]

Overdosis

Overdosis rivaroxaban dapat menyebabkan perdarahan. Bila didapatkan perdarahan, hentikan penggunaan rivaroxaban dan terapi yang sesuai perlu dilakukan segera.

Antidotum spesifik terhadap rivaroxaban tidak tersedia. Terapi suportif seperti kompresi secara mekanis dan stabilisasi hemodinamik diperlukan sesuai kondisi klinis pasien.

Bila perdarahan tidak dapat dikontrol, prokoagulan dapat diberikan, seperti activated prothrombin complex concentrate, prothrombin complex concentrate, dan rekombinan faktor VIIa. Hemodialisa tidak dapat mengatasi overdosis dari rivaroxaban karena ikatan yang kuat obat ini terhadap protein plasma.[1,11]

Referensi

1. FDA. Xarelto (rivaroxaban). 2011. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2018/022406s028lbl.pdf
2. Samama MM, Contant G, Spiro TE, Perzborn E, Flem LL, Guinet C, Gourmelin Y, Rohde G, Martinoli JL. Laboratory assessment of rivaroxaban: a review. Thrombosis Journal. 2013; 11(11):1-7.
3. Foster A dan Dasgupta D. Oral Anticoagulant Guideline for prescribing, monitoring and management. NHS, 2016. https://www.sps.nhs.uk/wp-content/uploads/2018/02/oral-anticoagulant-oral-guidelines-for-prescribing-monitoring-and-management-v41-2s1.4d-and-2s1.5v-and-5s1.1.d.pdf
4. MIMS. Rivaroxaban. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/rivaroxaban?mtype=generic
5. Trujillo T dan Dobesh PP. Clinical use of rivaroxaban: pharmacokinetic and pharmacodynamic rationale for dosing regimens in different indications. Drugs. 2014; 74(14):1597-1603.
11. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 9875401, Rivaroxaban. PubChem, 2023 https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Rivaroxaban.

Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...
Pengawasan Klinis Rivaroxaban

Artikel Terkait

  • Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
    Efektivitas Stoking Kompresi untuk Deep Vein Thrombosis
  • Red Flags Edema Perifer
    Red Flags Edema Perifer
  • Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
    Red Flag Bengkak pada Tungkai Bawah
  • Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
    Efektivitas D-Dimer untuk Mengeksklusi Venous Thromboembolism (VTE)
  • Red Flag Keluhan Kaki Merah
    Red Flag Keluhan Kaki Merah

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
29 Desember 2022
Bagaimana penanganan curiga deep vein thrombosis di FKTP - Jantung Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Farhanah, Sp.JP (K), dok bagaimana tatalaksana pada pasien curiga DVT di fktp? apakah bisa kita berikan aspilet? Dgn kondisi pasien tidak mau dirujuk...
Anonymous
29 November 2022
Peran rivaroxaban terhadap D-dimer - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dr. dr. Alvin Tagor... ayah saya memiliki riwayat polisitemia vera pada usia 60-an tahun. Sekitar 5 tahun lalu mengalami stroke infark ringan,...
dr. Andi Marsali
08 November 2022
Diagnosis awal pada pasien atrial fibrilasi - Jantung Ask the Expert
Oleh: dr. Andi Marsali
1 Balasan
selamat siang dr. Badai Bhatara, Sp.JP, mohon izin bertanya untuk kondisi atrial fibrillation, bagaimana saran untuk diagnosis awal pada pasien? apakah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.