Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Domperidone general_alomedika 2023-02-27T15:34:28+07:00 2023-02-27T15:34:28+07:00
Domperidone
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Domperidone

Oleh :
dr. Junita br Tarigan
Share To Social Media:

Efek samping domperidone yang paling perlu diwaspadai adalah peningkatan prolaktin, reaksi hipersensitivitas, dan efek ekstrapiramidal. Efek ekstrapiramidal ini jarang terjadi tetapi lebih berisiko pada anak-anak. Interaksi obat dapat terjadi pada penggunaan domperidone bersama obat yang memperpanjang interval QT dan obat yang memiliki efek inhibisi enzim CYP3A4.

Sejak tahun 2004, FDA telah menarik domperidone di Amerika Serikat karena adanya kekhawatiran mengenai efek sampingnya. Akan tetapi, BPOM masih memperbolehkan penggunaan domperidone di Indonesia.

Efek Samping

Rangkuman berbagai efek samping domperidone berdasarkan sistem organ adalah sebagai berikut:

  • Neuropsikiatri: sakit kepala, nervousness, insomnia, pusing, agitasi, kejang, efek ekstrapiramidal
  • Gastrointestinal: rasa haus, mulut kering, stomatitis, diare, regurgitasi, gangguan nafsu makan, mual, konstipasi, rasa terbakar pada dada
  • Dermatologi: ruam, urtikaria, pruritus
  • Endokrinologi: peningkatan kadar prolaktin di serum, galactorrhea, amenorrhea, ginekomastia, penurunan libido
  • Kardiovaskular: aritmia

  • Oftalmologi: konjungtivitis

  • Muskuloskeletal: spasme otot
  • Lainnya: letargi, asthenia, anafilaksis[2,3,8,9]

Peningkatan Kadar Prolaktin Serum

Pada penggunaan jangka panjang, domperidone dapat meningkatkan kadar prolaktin serum. Keadaan ini bisa bertahan walaupun domperidone sudah dihentikan. Suatu penelitian in vitro menunjukkan bahwa sepertiga keganasan payudara berhubungan dengan peningkatan prolaktin, sehingga penggunaan domperidone tidak disarankan pada pasien dengan riwayat keganasan payudara.

Selain keganasan payudara, obat yang meningkatkan kadar prolaktin juga mungkin menimbulkan galactorrhea, amenorrhea, ginekomastia, dan penurunan libido.[2,3,8,9]

Gangguan Jantung

Domperidone juga dapat meningkatkan risiko kematian mendadak akibat gangguan jantung. Tingkat kematian ini adalah sekitar 4 kematian dalam 1.000 orang jika dibandingkan dengan pasien yang tidak menggunakan domperidone. Risiko ini meningkat pada pasien yang berusia >60 tahun dan yang memiliki gangguan jantung dan diabetes.

Risiko ini juga meningkat pada penggunaan dosis >30 mg/hari dan penggunaan bersama obat lain yang dapat menimbulkan pemanjangan interval QT dan obat yang menginhibisi enzim CYP3A4. Oleh karena itu, domperidone sebaiknya hanya dipakai dalam jangka waktu pendek dengan dosis efektif terendah. Obat ini sebaiknya dihindari oleh orang berusia lanjut dengan riwayat penyakit jantung.

Aritmia pada konsumsi domperidone terjadi akibat hipokalemia dan hipomagnesemia. Namun, menurut studi yang membandingkan QT interval pada pasien sehat yang menggunakan plasebo dan yang menggunakan domperidone (dalam dosis 10–20 mg, sebanyak empat kali/hari), domperidone dosis terapi tidak menimbulkan pemanjangan interval QT yang bermakna.[2,3,8,9]

Interaksi Obat

Domperidone memiliki interaksi dengan obat yang memperpanjang interval QT dan obat yang memiliki efek inhibisi terhadap enzim CYP3A4. Oleh karena itu, penggunaan obat-obatan ini secara bersamaan sebaiknya dihindari.

Obat yang Memperpanjang Interval QT

Domperidone tidak disarankan untuk digunakan bersama:

  • Antiaritmia kelas IA: disopiramid
  • Antiaritmia kelas III: amiodarone, dronedarone, dan sotalol
  • Antipsikosis: haloperidol

  • Antidepresan: citalopram dan escitalopram

  • Antibiotik: erythromycin, clarithromycin, levofloxacin, dan moxifloxacin

  • Antifungi: pentamidin, itraconazole, ketoconazole, voriconazole, dan fluconazole

  • Antimalaria: lumefantrine
  • Antagonis kalsium: diltiazem, verapamil

  • Agen gastrointestinal: prucalopride, granisetron, ondansetron

  • Protease inhibitor untuk HIV: atazanavir, fosamprenavir, indinavir, ritonavir, dan saquinavir
  • Agen antineoplasma: toremifene dan vandetanib[3,8,11]

Obat yang Memiliki Efek Inhibisi Enzim CYP3A4

Interaksi obat ini akan meningkatkan kadar domperidone, sehingga risiko kematian mendadak akan meningkat. Obat yang menginhibisi enzim CYP3A4 antara lain:

  • Obat golongan azol: fluconazole, itraconazole, ketoconazole, dan voriconazole
  • Antibiotik makrolida: erythromycin dan clarithromycin
  • Protease inhibitor pada HIV: amprenavir, atazanavir, fosamprenavir, indinavir, nelfinavir, ritonavir, dan saquinavir
  • Antagonis kalsium: diltiazem dan verapamil
  • Obat lain: amiodarone, aprepitan, telithromycin, dan nefazodone[3,8,11]

Interaksi dengan Obat Lain

Penggunaan domperidone bersama antasida atau obat antisekresi lambung sebaiknya tidak dilakukan karena bisa menurunkan bioavailabilitas domperidone. Selain itu, penurunan efek domperidone juga bisa terjadi pada penggunaan antikolinergik, opioid, levodopa, dan bromokriptin.

Konsumsi domperidone bersama lithium berisiko menimbulkan kelemahan, dyskinesia, gangguan ekstrapiramidal, ensefalopati, dan kerusakan otak.[3,8,11]

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

2. Therapeutic Goods Administration. APO-Domperidone Tablet. Australian Government Department of Health. 2016;1-10.
3. Therapeutic Goods Administration. Motilium 10 mg Tablets Product Information. Australian Government Department of Health. 2017;170928:1-11.
8. National Pharmaceutical Regulatory Agency. Package Insert Template for Domperidone Tablet and Oral Suspension. 2011;1-6.
9. U.S. Food and Drug Administration. Domperidone IND Packet for Patients with Gastrointestinal Disorders. 2016;1-21.
11. World Health Organization. WHO Pharmaceuticals Newsletter. 2013.

Indikasi dan Dosis Domperidone
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Domperidone sebagai Galactagogue terhadap Produksi ASI
    Domperidone sebagai Galactagogue terhadap Produksi ASI
  • Efikasi Prebiotik dan Probiotik untuk Dyspepsia Fungsional
    Efikasi Prebiotik dan Probiotik untuk Dyspepsia Fungsional
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
  • Red Flag Dispepsia
    Red Flag Dispepsia
  • Peran Terapi Herbal Dalam Tata Laksana Terkini Dispepsia Fungsional
    Peran Terapi Herbal Dalam Tata Laksana Terkini Dispepsia Fungsional

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
13 April 2023
Pemberian kombinasi ondansentron dan domperidon pada pasien mual muntah
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Alo dok, izin bertanya saya mendapat pasien dengan keluhan mual dan muntah terus menerus. Nah apakah boleh kombinasi Ondansentron dan domperidon?
dr.Amiril Arifin
21 Januari 2023
Obat pengikat gas di intestinal
Oleh: dr.Amiril Arifin
2 Balasan
Alo dokter. Untuk gas bebas di gaster kita bisa pakai Simetocon. Kalau untuk gas di intestinal dengan tanda klinis berupa borborigmi dan frequent flatus,...
dr. Intan Fajriani
31 Oktober 2022
Live Webinar Alomedika - Peranan Rebamipide dalam Terapi Klinis Dispepsia dan Gastroenteropati OAINS. Kamis, 3 November 2022. Pukul: 14.00 - 15.30
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter! Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peranan Rebamipide dalam Terapi Klinis Dispepsia dan Gastroenteropati OAINS"Narasumber : Prof. Dr....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.