Diagnosis Gonorrhea
Diagnosis gonorrhea, juga dikenal sebagai gonore atau gonorea, berdasarkan riwayat hubungan seksual yang tidak terproteksi atau berisiko, baik secara vaginal, aral, maupun oral, disertai gejala berupa cairan purulen yang timbul dari area tubuh yang terpengaruh. Pemeriksaan penunjang gonorrhea berupa pemeriksaan mikroskopik melalui pemeriksaan gram dan pemeriksaan polymerase chain reaction.
Anamnesis
Hal yang harus ditanyakan saat anamnesis adalah riwayat hubungan seksual yang tidak terproteksi atau perilaku hubungan seksual berisiko, seperti berganti-ganti pasangan, laki-laki seks laki-laki (LSL), atau biseksual. Dokter juga harus menanyakan mengenai riwayat menderita infeksi menular seksual sebelumnya, serta menanyakan mengenai keluhan-keluhan berikut:
- Sekret vagina/uretra/anal
- Disuria
- Pendarahan intermenstrual
- Dispareunia
- Demam
- Edema genitalia eksterna
- Nyeri ereksi
- Nyeri perut bawah
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik gonorrhea dibedakan antara pria dan wanita.
Pria
Pada pria, dilakukan inspeksi dan palpasi untuk melihat adanya nyeri testikuler, pembengkakan pada testis, edema, nyeri sentuh, munculnya sekret atau discharge berwarna putih kekuningan pada penis.
Wanita
Pemeriksaan fisik pada wanita dimulai dengan inspeksi dari genitalia eksterna yakni bagian klitoris dan labia. Perhatikan adanya edema atau tanda inflamasi, adanya sekret. Pemeriksaan fisik dilanjutkan dengan pemeriksaan inspekulo (hindari penggunaan jelly lubrikan, karena dapat menghancurkan bakteri Neisseria. gonorrhoeae). Perhatikan mukosa dinding vagina dan serviks dan tanda-tanda inflamasi. Permukaan serviks dapat tampak hiperemis, erosif, dengan disertai adanya eksudat mukopurulen. Pada dinding vagina, dapat terlihat sekret yang menempel atau mengalir, disertai nyeri dan aroma tidak sedap.

Infeksi Regio Ekstragenital
Pasien yang dicurigai gonorrhea juga perlu diperiksa akan adanya infeksi pada regio ekstragenital seperti:
- Proktitis et causa gonorrhea, dengan tanda sekret mukopurulen dari anus
- Faringitis et causa gonorrhea, adanya faring hiperemis dan memiliki sekret/eksudat, dapat disertai dengan pembengkakan kelenjar limfe regio servikal anterior
- Konjungtivitis gonokokus, dapat timbul dengan sekret putih kekuningan pada mata

Diagnosis Banding
Diagnosis banding gonorrhea adalah sebagai berikut:
- Infeksi saluran kemih
- Uretritis nonspesifik seperti klamidia atau herpes simpleks
- Servisitis nongonokokus
- Abses perianal
- Faringitis
- Konjungtivitis nongonokokus
Pemeriksaan Penunjang
Pengambilan sampel berupa sekret atau duh tubuh diambil melalui tindakan swab pada bagian tubuh yang mengalami keluhan, untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan:
Pewarnaan Gram
Pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan Gram merupakan pemeriksaan paling umum dan mudah dilakukan, dengan hasil positif ditemukannya bakteri diplokokus gram negatif intraseluler.
Gambar:

Kultur
Pembiakan bakteri dari sampel yang ada, untuk mendapatkan hasil yang lebih spesifik, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan sensitivitas/resistensi pengobatan terutama antibiotik, sangat bermanfaat bagi pasien yang telah mendapat penanganan namun tidak terjadi perbaikan kondisi secara optimal.
Gambar:

PCR (Polymerase Chain Reaction) Assay
PCR merupakan jenis pemeriksaan yang sangat sensitif dalam membantu menegakkan diagnosa.[1,6,7]