Epidemiologi Gonorrhea
Gonorrhea, dikenal juga sebagai gonore atau gonorea, adalah infeksi menular seksual dengan distribusi di seluruh dunia. Masalah utama epidemiologi gonorrhea adalah munculnya resistensi terhadap pengobatan antibiotik.
Global
Secara epidemiologis, terdapat lebih dari 1 juta infeksi menular seksual terjadi setiap hari di seluruh dunia. Sekitar 200 juta kasus baru gonorrhea muncul setiap tahunnya di seluruh dunia.
Pada tahun 1999, kasus baru infeksi gonokokus terdiagnosa di Amerika Utara 1.56 juta; Eropa Barat 1.11 juta; di Asia Selatan dan Tenggara 27.2 juta; dan America Latin serta Kepulauan Karibia 7.27 juta. Di Amerika Serikat, infeksi gonokokus tertinggi berada pada usia 15-24 tahun.
Rasio jenis kelamin pria-wanita adalah sekitar 1:1.2, dengan memerhatikan, umumnya wanita memiki kondisi asimtomatik. Wanita usia di bawah 25 tahun memiliki risiko paling tinggi terhadap infeksi gonokokus.
Probabilitas transmisi gonorrhea melalui hubungan heteroseksual berisiko, adalah sekitar 58% dari pria pada wanita, dan 23% untuk transmisi wanita pada pria. Laki seks sesama laki (LSL) lebih berisiko terpajan dan mengidap infeksi gonorrhea, dengan tingkat bakteri resisten antibiotik yang jauh lebih tinggi.
Pada Mei 2016, ditemukan kemunculan pertama infeksi gonorrhea resisten tingkat tinggi di Hawaii, Amerika Serikat, di mana terjadi penurunan tingkat pengaruh seftriakson dan resistensi tingkat tinggi terhadap azitromisin.
Indonesia
Prevalensi gonorrhea dan/atau infeksi klamidia tertinggi dari kelompok berisiko yang disurvei pada tahun 2009:
- Wanita pekerja seks langsung: 49%
- Waria: 46%
- Wanita pekerja seks tak langsung: 35%
- Laki seks sesama laki (LSL): 35%
- Pengguna narkoba suntik: 6%
- Pelanggan pekerja seks: 5%[1-3,8]