Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Luka Bakar Pada Anak general_alomedika 2023-06-30T08:24:10+07:00 2023-06-30T08:24:10+07:00
Luka Bakar Pada Anak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Luka Bakar Pada Anak

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Diagnosis luka bakar pada anak diawali dengan primary survey yang terdiri dari pemeriksaan airway, breathing, dan circulation. Selanjutnya, dokter perlu mengevaluasi luas dan kedalaman luka bakar.[5,29]

Anamnesis

Pada keadaan gawat darurat, anamnesis dilakukan pada secondary survey. Pada prinsipnya anamnesis dilakukan bila kondisi-kondisi yang mengancam nyawa telah diidentifikasi dan diatasi.

Data penting yang perlu didapatkan dari anamnesis adalah informasi terkait proses terjadinya cedera. Informasi ini meliputi waktu terjadinya cedera, etiologi, dan mekanisme terjadinya cedera. Evaluasi juga lama kontak dengan sumber cedera. Deteksi kemungkinan adanya cedera lain, misalnya cedera akibat jatuh dari ketinggian, trauma kepala dan servikal, serta trauma tumpul abdomen.

Selain itu perlu juga ditanyakan hal-hal penting terkait riwayat medis pasien, termasuk riwayat alergi, riwayat penyakit, dan pengobatan rutin. Riwayat waktu makan terakhir juga dapat ditanyakan untuk menilai risiko aspirasi pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran serta untuk merencanakan tindakan operasi yang memerlukan pembiusan. Hal lain yang dapat digali pada anamnesis adalah kemungkinan adanya luka bakar non-accidental pada anak-anak.[29-32]

Mekanisme Cedera

Mekanisme cedera dapat berasal dari:

  • Cairan panas (scald): jenis (cairan atau uap panas), suhu, dan durasi terpajan cairan
  • Gesekan (friction): suhu yang dihasilkan oleh gesekan dan kondisi permukaan gesekan
  • Api (flash/flame): produk yang terbakar atau meledak, lokasi terjadinya kebakaran apakah di ruang tertutup atau terbuka, adanya kemungkinan cedera inhalasi, dan durasi pajanan
  • Listrik: ukuran voltase, jenis arus listrik, durasi terpajan arus listrik

  • Bahan kimia: sifat bahan kimia (asam atau basa), sifat toksisitas bahan, durasi terpajan bahan kimia

  • Radiasi : lama waktu terpapar sinar matahari atau zat-zat radioaktif untuk prosedur diagnostik atau terapetik
  • Dingin (frostbite): suhu, durasi pajanan, serta kontak langsung dengan permukaan atau pajanan dingin[30,31]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien anak dengan luka bakar harus dilakukan secara bertahap dan teliti. Pemeriksaan meliputi primary survey, lalu dilanjutkan dengan menghitung luas dan kedalaman area luka bakar.

Primary Survey

Pemeriksaan fisik primary survey adalah tindakan pertama yang harus dilakukan saat menerima pasien luka bakar di unit gawat darurat. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan patensi jalan napas dan mencari tanda atau ancaman obstruksi. Selain itu, kemungkinan adanya cedera servikal juga perlu diantisipasi.

Pemeriksaan selanjutnya menilai sistem respirasi, yakni laju pernapasan dan saturasi oksigen, untuk mencari petunjuk bila terdapat tanda distres pernapasan. Rongga dada dan abdomen pada anak juga perlu diperiksa untuk mengevaluasi adanya eskar melingkar pada area tersebut karena kondisi ini dapat mengakibatkan restriksi pada proses respirasi.

Frekuensi dan kualitas pulsasi nadi serta tekanan darah dievaluasi untuk mengidentifikasi adanya tanda-tanda syok. Akral dan capillary refill time pada ekstremitas juga dapat digunakan untuk menunjang kecurigaan adanya syok. Adanya perdarahan aktif juga perlu diidentifikasi dan segera dihentikan untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik.[4,29,33]

Luas Luka Bakar

Luas luka bakar pada anak diukur berdasarkan persentase total body surface area(TBSA). Cara yang digunakan adalah rule of nine atau rule of palm. Meski demikian, kalkulasi pengukuran menggunakan rule of nine dianggap kurang presisi pada anak dan kalkulasi menggunakan rule of palm dianggap lebih efektif. Satu telapak tangan anak, tidak termasuk jari, dianggap setara kurang lebih 0,5% dari TBSA dan telapak tangan pasien termasuk jari dianggap setara 1% dari TBSA.[29-31]

Metode lain yang dianggap lebih presisi tapi lebih jarang digunakan adalah metode Lund-Browder. Besaran luas luka bakar menurut metode Lund-Browder tersaji dalam Tabel 1.[37]

Tabel 1. Ringkasan Metode Lund-Browder dalam Menghitung Estimasi Luas Luka Bakar

Area Lahir hingga 1 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15 tahun - dewasa Dewasa
Kepala 9.5 8.5 6.5 5.5 4.5 3.5
Leher 1 1 1 1 1 1
Badan 13 13 13 13 13 13
Lengan atas kiri 2 2 2 2 2 2
Lengan atas kanan 2 2 2 2 2 2
Lengan bawah kiri 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Lengan bawah kanan 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Tangan kiri 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Tangan kanan 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5
Paha kiri 2.75 3.25 4 4.25 4.5 4.5
Paha kanan 2.75 3.25 4 4.25 4.5 4.5
Betis kiri 2.5 2.5 2.75 3 3.75 3.5
Betis kanan 2.5 2.5 2.75 3 3.75 3.5
Telapak kaki kiri 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75
Telapak kaki kanan 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75 1.75
Bokong kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Bokong kanan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
Genitalia 1 1 1 1 1 1

*hitung 2x untuk bagian posterior dan anterior untuk semua area kecuali genitalia dan bokong

Sumber: dr. Naila Fariq, Alomedika, 2022.[37]

Kedalaman Luka Bakar

Kedalaman luka bakar dapat diukur berdasarkan derajat luka bakar atau berdasarkan ANZBA (Australian and New Zealand Burn Association).

Derajat Luka Bakar:

Luka bakar dapat dibagi menjadi derajat 1 hingga 3. Luka bakar derajat 1 hanya mempengaruhi epidermis. Area luka bakar berwarna merah, nyeri, kering, dan tidak melepuh. Contoh luka bakar derajat 1 adalah kulit terbakar matahari.

Luka bakar derajat 2 disebut sebagai luka bakar ketebalan parsial. Luka bakar derajat 2 melibatkan epidermis dan sebagian lapisan dermis kulit. Area yang mengalami luka bakar tampak merah, melepuh, dan mungkin bengkak dan nyeri.

Luka bakar derajat 3 disebut sebagai luka bakar ketebalan penuh. Luka bakar derajat 3 melibatkan epidermis dan dermis. Luka bakar derajat 3 juga dapat merusak tulang, otot, dan tendon di bawahnya. Area yang terbakar tampak putih atau hangus. Tidak ada sensasi di daerah tersebut karena ujung saraf ikut hancur.[29,34-36]

Kedalaman Menurut ANZBA (Australian and New Zealand Burn Association):

Klasifikasi yang disusun oleh ANZBA (Australian and New Zealand Burn Association) membagi kedalaman luka bakar menjadi 5 kategori, yakni epidermal, superficial dermal, mid dermal, deep dermal, dan full thickness. Penilaian kedalaman luka bakar ini dilakukan dengan mengevaluasi ada tidaknya bula, warna luka, dan capillary refill time.

Klasifikasi menurut ANZBA erat kaitannya dengan prediksi penyembuhan kulit yang terbakar, sehingga berimplikasi pula pada rencana tata laksana pasien. Semakin dangkal luka bakar semakin baik penyembuhannya.[29,34-36]

Tabel 1. Tampilan Klinis dan Prediksi Kesembuhan Kedalaman Luka Bakar Berdasarkan Klasifikasi ANZBA

Kedalaman Bula / blister Warna Kulit Capillary refill time Waktu penyembuhan Skar/ bekas luka
Full thickness Tidak ada Putih kecoklatan / kehitaman / kemerahan Absen membutuhkan skin graft

Ada
Deep dermal Ada / tidak ada Merah bintik-bintik putih >2 detik / absen membutuhkan skin graft

Ada
Mid dermal Ada Pink tua >2 detik 2-3 minggu, membutuhkan skin graft

Ada
Superficial dermal Ada Merah / Pink muda 1-2 detik Dalam 14 hari hipopigmentasi
Epidermal Tidak Ada Merah 1-2 detik Dalam 7 hari Tidak ada

Sumber: dr. Naila Fariq, Alomedika, 2022.[29,34-36]

Keparahan Luka Bakar

Berdasarkan keparahan, luka bakar pada anak dibagi menjadi luka bakar ringan, luka bakar sedang, dan luka bakar berat.[10,29]

Luka bakar ringan pada anak mencakup:

  • Luas luka bakar < 10% dari TBSA
  • Luka bakar derajat IV atau full-thickness < 2% tanpa mengenai mata, telinga, wajah, tangan, kaki atau perineum
  • Tanpa komorbid[29]

Luka bakar derajat sedang pada anak mencakup:

  • Luas luka bakar 10-15% dari TBSA
  • Luka bakar derajat IV atau full-thickness < 10% tanpa mengenai mata, telinga, wajah, tangan, kaki atau perineum
  • Luka bakar melingkar
  • Luka bakar yang dicurigai adanya cedera inhalasi
  • Adanya komorbid seperti malnutrisi

Luka bakar derajat berat pada anak mencakup:

  • Luas luka bakar > 15% dari TBSA
  • Luka bakar derajat IV atau full-thickness > 10%
  • Semua luka bakar yang mengenai mata, wajah, telinga, tangan, kaki, sendi, atau perineum (risiko defisit fungsional)
  • Semua luka bakar dengan cedera inhalasi
  • Semua luka bakar dengan trauma mayor, seperti cedera kepala atau fraktur
  • Luka bakar listrik dan kimia atau luka bakar karena ledakan
  • Luka bakar dengan komorbid berat seperti epilepsi dan diabetes pada anak[10,29]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding luka bakar pada anak adalah selulitis, erisipelas, Toxic Epidermal Necrolysis (TEN), dan sindrom Stevens-Johnson (SJS).[43,44]

Erisipelas dan Selulitis

Erisipelas dan selulitis merupakan infeksi bakteri pada kulit yang menyebabkan peradangan eritematosa pada kulit. Erisipelas terjadi pada bagian superfisial kulit (superficial cutaneous lymphatics), ditandai dengan kemerahan berbatas tegas. Selulitis melibatkan dermis bagian dalam ditandai dengan kemerahan dengan batas tak jelas. Pada selulitis, lesi kulit dapat terbentuk vesikel, bula atau adanya peau d'orange.[45-47]

Defek yang terjadi pada kulit hampir menyerupai luka bakar, namun mekanisme cedera berbeda dengan luka bakar. Pada luka bakar, juga dapat terjadi komplikasi selulitis.[43,47]

Toxic Epidermal Necrolysis (TEN) dan Sindrom Stevens-Johnson (SJS)

TEN dan SJS disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe IV yang ditandai dengan adanya bula dan kerusakan membran mukosa. Pada TEN dan SJS tidak ada paparan zat yang dapat menyebabkan luka bakar. TEN dan SJS juga biasanya terjadi pada area yang sangat luas di tubuh setelah konsumsi obat pencetus alergi.[49,50]

Pemeriksaan Penunjang

Pasien luka bakar anak yang superfisial dengan TBSA kurang dari 10%, tanpa faktor komorbid lainnya, dapat dirawat jalan dan jarang membutuhkan pemeriksaan penunjang. Pada pasien yang membutuhkan resusitasi cairan, pemeriksaan penunjang mungkin diperlukan.[4,7,10,33,39-42]

Pemeriksaan Darah Lengkap

Pemeriksaan darah lengkap untuk luka bakar pada anak digunakan untuk menilai hemokonsentrasi, kadar leukosit, dan hitung jenis leukosit untuk mengetahui status infeksi. Morfologi darah merah dapat diperiksa untuk mengetahui status anemia sebagai komplikasi dari luka bakar. Pemeriksaan fungsi ginjal dan hepar dapat dilakukan untuk data baseline untuk evaluasi kondisi pasien selama perawatan.[38,39]

Pemeriksaan Analisis Gas Darah

Pemeriksaan analisis gas darah digunakan untuk melihat kadar oksigen, karbon monoksida (terutama pada cedera inhalasi), dan  ketidakseimbangan asam dan basa.[4,29]

Pemeriksaan Elektrolit

Pasien anak lebih rentan mengalami imbalans elektrolit. Pemeriksaan elektrolit untuk luka bakar pada anak dilakukan pada pasien yang dicurigai adanya gangguan elektrolit. Pengukuran kadar elektrolit dapat membantu pemilihan cairan yang tepat, tetapi pemberian cairan tidak boleh ditunda karena menunggu hasil pemeriksaan elektrolit.[4,7]

Pemeriksaan Kultur Darah

Pada luka bakar dengan infeksi sekunder, pemeriksaan kultur darah digunakan untuk mengetahui bakteri dan jamur penyebab infeksi sehingga dapat dipilihkan antibiotik atau antijamur secara spesifik terhadap patogen penyebab.[4,32,39]

Pemeriksaan Urinalisis

Pemeriksaan urinalisis bertujuan untuk mengetahui kadar protein yang ada pada urine serta kondisi urine sebagai imbas dari kerusakan pada ginjal.[4,42]

Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Pemeriksaan penunjang lainnya yang dilakukan untuk luka bakar pada anak adalah pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi cedera yang terjadi bersamaan dengan luka bakar pada anak.

Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan karena efek gangguan elektrolit, sengatan listrik, peningkatan permeabilitas, dan hipoperfusi jaringan berimbas pada aktivitas jantung.[4,38]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Johannes Albert B. SpBP-RE

Referensi

4. Korzeniowski T, Mertowska P, Mertowski S, Podgajna M, Grywalska E, Strużyna J, Torres K. The Role of the Immune System in Pediatric Burns: A Systematic Review. J Clin Med. 2022 Apr 18;11(8):2262. doi: 10.3390/jcm11082262. PMID: 35456354; PMCID: PMC9025132.
5. Suman A, Owen J. Update on the management of burns in paediatrics. BJA Educ. 2020 Mar;20(3):103-110. doi: 10.1016/j.bjae.2019.12.002. Epub 2020 Jan 28. PMID: 33456937; PMCID: PMC7807991.
7. Jeschke MG, van Baar ME, Choudhry MA, et al. Burn injury. Nat Rev Dis Primers, 2020. 6, 11. https://doi.org/10.1038/s41572-020-0145-5
10. Budić DSI, Vlajković A, Milenovic M and Stević M. Pediatric Burn Injury: Key Points for The Anaesthesiologist. Update in Anaesthesia, 2021. ISSN 1253-4882. https://resources.wfsahq.org/wp-content/uploads/Update-35-Paediatric-Burn_WFSA_D_19_00018-Final-2.pdf
29. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Luka Bakar. 2019. https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610415947_843237.pdf
30. Rice PL, Orgill DP. Assessment and Classification of Burn Injury. Uptodate. 2021. https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-classification-of-burn-injury
31. The Royal Children's Hospital Melbourne. Burns - Acute Management. 2020. https://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Burns/
32. Amirsyah M. Tatalaksana Awal Luka. Nasional Symposium & Workshop “Aceh Surgery Update 2”, 2017 pp. 112-118. http://conference.unsyiah.ac.id/ASUp/II/paper/download/807/100
33. Sadeq F, Poster J, Chu C, Weber J, Lydon M, Begis MD, Sheridan RL, Uygun K. Specific patterns of vital sign fluctuations predict infection and enable sepsis diagnosis in pediatric burn patients. PLoS One. 2022 Feb 7;17(2):e0263421. doi: 10.1371/journal.pone.0263421. PMID: 35130306; PMCID: PMC8820614.
34. Kurniawan SW, Susianti. Luka Bakar Derajat II-III 90% karena Api pada Laki-laki 22 Tahun di Bagian Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek Lampung. J Medula Unila, 2017. Volume 7, Nomor 2, pp. 140-143. http://repository.lppm.unila.ac.id/5782/1/Medula%20vol%207%20No%202%202017%202.pdf
35. Perez E, Fraser M, Novick T. Classification of Burns. Nationwide Children’s Hospital. 2022. https://www.nationwidechildrens.org/conditions/health-library/classification-of-burns
36. Schaefer TJ, Szymanski KD. Burn Evaluation And Management. [Updated 2021 Dec 9]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430741/
37. Bittner EA, Shank E, Woodson L, Martyn JA. Acute and perioperative care of the burn-injured patient. Anesthesiology. 2015 Feb;122(2):448-64. doi: 10.1097/ALN.0000000000000559. PMID: 25485468; PMCID: PMC4844008.
38. Fabia R. Surgical Treatment of Burns in Children. Medscape. 2022. https://reference.medscape.com/article/934173-overview
39. Shahriar A, Ahmed H, Mahmud AR. Hematological analysis of blood cells and isolation of pathogenic microorganisms from second-degree flame burn patient with the prevalence of multidrug resistance traits. Biomed Biotechnol Res J, 2021; 5:98-104. https://www.bmbtrj.org/text.asp?2021/5/1/98/311090
40. Mobayen M, Rimaz S, Malekshahi A. Evaluation of Clinical and Laboratory Causes of Burns in Pre-school Children. Journal of Current Biomedical Reports, 2021. Volume 2, Number 1. eISSN: 2717-1906. https://jcbior.com/index.php/JCBioR/article/view/60
41. Eng-Kean Yeong, Kwang-Yi Tung, Chin-Hao Chang, Shang-Jie Tsai.The relationships between routine admission blood tests and burn size, and length of stay in intensive care unit. Journal of the Formosan Medical Association, 2022. ISSN 0929-6646,https://doi.org/10.1016/j.jfma.2022.05.012.
42. Wong YM, LaPorte HM, Albee LJ, Baker TA, Bach HH 4th, Vana PG, Evans AE, Gamelli RL, Majetschak M. Ubiquitin Urine Levels in Burn Patients. J Burn Care Res. 2017 Jan/Feb;38(1):e133-e143. doi: 10.1097/BCR.0000000000000278. PMID: 26204385; PMCID: PMC4721942.
43. Animalu CN. Burn Wound Infections Differential Diagnoses. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/213595-differential
44. Pankrateva O.S., Yurova Yu.V., Krylov P.K., Zinoviev E.V., Vagner D.O., Likhonos L.M. Errors in Differential Diagnosis of Burn Injury at the Prehospital Stage. Russian Sklifosovsky Journal "Emergency Medical Care". 2020;9(4):659-665. https://doi.org/10.23934/2223-9022-2020-9-4-659-665

Epidemiologi Luka Bakar Pada Anak
Penatalaksanaan Luka Bakar Pada ...

Artikel Terkait

  • Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
    Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
  • Bullae Luka Bakar: Apakah Harus Dipecahkan?
    Bullae Luka Bakar: Apakah Harus Dipecahkan?
  • Mencegah dan Mengobati Kontraktur Akibat Luka Bakar
    Mencegah dan Mengobati Kontraktur Akibat Luka Bakar
  • Penanganan Awal Cedera Tersengat Listrik
    Penanganan Awal Cedera Tersengat Listrik
  • Penghitungan Kebutuhan Cairan Resusitasi pada Anak dengan Luka Bakar
    Penghitungan Kebutuhan Cairan Resusitasi pada Anak dengan Luka Bakar

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
drg.SARAFINA GHASANI
Dibalas 15 April 2025, 11:08
Pengobatan pertama pada bula agar tidak membesar
Oleh: drg.SARAFINA GHASANI
2 Balasan
Alo dokter. Pengobatan pertama yang dapat saya lakukan apa ya dok untuk mencegah biar tidak membesar, apakah ini bahaya atau tidak?
Anonymous
Dibalas 10 April 2025, 11:06
Konsul perawatan pasien luka bakar akibat minyak panas 4 hari yang lalu
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo DokterPasien post terkena minyak panas pada hari jumat (07 april 2025) pada bagian betis kiri hingga paha, diawal luka tidak timbul bula. 6 jam post...
Anonymous
Dibalas 10 Februari 2025, 08:54
Penggunana salep luka bakar karena tersiram air panas pada ibu menyusui
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien ibu menyusui bayi 4 bln, mengalami luka bakar karna tersiram air panas. Pertanyaannya kapan ibu tersebut bisa menyusui...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.