Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Luka Bakar Pada Anak general_alomedika 2022-01-10T08:37:02+07:00 2022-01-10T08:37:02+07:00
Luka Bakar Pada Anak
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Luka Bakar Pada Anak

Oleh :
dr. Johannes Albert B. SpBP-RE
Share To Social Media:

Diagnosis luka bakar pada anak merupakan kondisi darurat, primary survey adalah pemeriksaan fisik yang terdiri dari pemeriksaan airway, breathing, circulation, kemudian penilaian luas dan kedalaman luka bakar. Sementara anamnesis sebagai secondary survey dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait proses terjadinya luka bakar.

Anamnesis 

Pada keadaan gawat darurat, anamnesis dilakukan pada secondary survey. Pada prinsipnya anamnesis dilakukan bila kondisi-kondisi yang mengancam nyawa telah diidentifikasi dan diatasi. Data penting yang perlu didapatkan dari anamnesis adalah informasi terkait proses terjadinya cedera. Informasi ini meliputi waktu terjadinya cedera, etiologi dan mekanisme terjadinya cedera, lama kontak dengan sumber cedera, kemungkinan adanya cedera lain (cedera akibat jatuh dari ketinggian, trauma kepala dan servikal, trauma tumpul abdomen), pertolongan pertama yang telah diberikan. [1,6]

Selain itu perlu juga ditanyakan hal-hal penting terkait riwayat medis pasien (alergi, riwayat penyakit dan pengobatan rutin). Riwayat waktu makan terakhir juga dapat ditanyakan untuk menilai risiko aspirasi pada pasien yang mengalami penurunan kesadaran serta untuk merencanakan tindakan operasi yang memerlukan pembiusan. Hal lain yang dapat digali pada anamnesis adalah kemungkinan adanya luka bakar non-accidental pada anak-anak. [1,6]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien anak dengan luka bakar harus dilakukan secara bertahap dan teliti. Pemeriksaan meliputi primary survey, lalu dilanjutkan dengan menghitung luas dan kedalaman area luka bakar.

Primary Survey

Pemeriksaan fisik primary survey, atau tindakan pertama yang harus dilakukan saat menerima pasien luka bakar di unit gawat darurat, adalah pemeriksaan jalan napas untuk mencari tanda-tanda atau ancaman obstruksi. Selain itu, kemungkinan adanya cedera servikal juga perlu diantisipasi. [6,11,12]

Pemeriksaan fisik menilai sistem respirasi terdiri dari laju pernapasan dan saturasi oksigen, untuk mencari petunjuk bila terdapat tanda-tanda distress pernapasan. Rongga dada dan abdomen pada anak juga perlu diperiksa adanya eskar melingkar pada area tersebut, karena kondisi ini dapat mengakibatkan restriksi pada proses respirasi. [6,11,12]

Frekuensi dan kualitas pulsasi nadi serta tekanan darah dievaluasi untuk mengidentifikasi adanya tanda-tanda syok. Akral dan capillary refill time pada ekstremitas juga dapat digunakan untuk menunjang kecurigaan adanya syok. Adanya perdarahan aktif juga perlu diidentifikasi dan segera dihentikan untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik. [6,11,12]

Perhitungan Luas Area Luka Bakar

Setelah pemeriksaan jalan napas, respirasi, dan sirkulasi selesai, dilakukan perhitungan luas dan kedalaman area luka bakar pasien. Untuk menghitung luas luka bakar pada anak, dapat digunakan 3 macam teknik, yaitu teknik palmar, Lund and Browder chart, dan modified rule of nine. [6,11,12]

Teknik palmar mudah untuk diingat dan digunakan, tetapi tidak praktis bila dipakai pada pasien dengan luas luka bakar yang cukup besar. Pada teknik palmar, satu telapak tangan pasien memiliki luas kurang lebih 1% Total Body Surface Area (TBSA). Perhitungan berdasarkan Lund and Browder chart memberikan hasil perhitungan yang akurat, tetapi membutuhkan waktu lebih lama, sulit diingat, dan dapat terjadi kesalahan dalam membaca chart untuk tiap kelompok usia. Teknik modified rule of nine memberikan alternatif yang cukup reliabel dan lebih praktis dibandingkan Lund and Browder chart. [6,11]

teknik perhitungan luas luka bakar

Gambar 1. Teknik perhitungan luas luka bakar berdasarkan teknik modified rule of nine dan teknik palmar [6]

Pada gambar 1 sebelah kiri, tampak proporsi luas area tubuh pada anak-anak di bawah usia 1 tahun menurut teknik modified rule of nine. Pada anak usia 1 tahun dan seterusnya, untuk setiap penambahan usia 1 tahun maka luas area kepala dikurangi 1%, sedangkan luas area masing-masing tungkai bawah ditambah 0,5%. Anak usia 9 tahun ke atas menggunakan teknik rule of nine seperti pada orang dewasa. Sedangkan gambar sebelah kanan adalah luas permukaan telapak tangan hingga ujung jari pasien dianggap 1% dari seluruh luas permukaan tubuh. [6]

Nilai TBSA pada chart orang dewasa dan anak-anak berbeda pada beberapa regio, karena adanya perubahan proporsi luas permukaan tubuh pada manusia seiring dengan bertambahnya usia. Sebagai catatan, luka bakar epidermal tidak diperhitungkan dalam perhitungan luas luka bakar pada anak-anak maupun orang dewasa. [6]

Capture

Gambar 2. Panduan perhitungan menggunakan Lund and Browder chart. [11]

Perhitungan Kedalaman Area Luka Bakar

Selain menilai luas luka bakar, hal lain yang penting dinilai adalah kedalaman luka bakar. Terdapat beberapa klasifikasi kedalaman luka bakar yang umum digunakan di dunia. Klasifikasi yang disusun oleh ANZBA (Australian and New Zealand Burn Association) membagi kedalaman luka bakar menjadi 5 kategori, epidermal, superficial dermal, mid dermal, deep dermal, dan full thickness. Penilaian kedalaman luka bakar ini dilakukan dengan mengevaluasi ada tidaknya bula, warna luka, dan capillary refill time. [6,8]

kedalaman luka bakar berdasarkan klasifikasi ANZBA

Gambar 3. Kedalaman Luka Bakar Berdasarkan Klasifikasi ANZBA [6]

Klasifikasi menurut ANZBA erat kaitannya dengan prediksi penyembuhan kulit yang terbakar, sehingga berimplikasi pula pada rencana tata laksana pasien. Semakin dangkal luka bakar semakin baik penyembuhannya, dimana luka bakar superfisial tidak akan terjadi skar dan sembuh dalam waktu seminggu. Sedangkan luka bakar seluruh ketebalan kulit membutuhkan skin graft  dan pasti terjadi skar. [6,8]

Tabel 1. Tampilan Klinis dan Prediksi Kesembuhan Kedalaman Luka Bakar Berdasarkan Klasifikasi ANZBA

Kedalaman Bula / blister

Warna Kulit Capillary refill time Waktu penyembuhan Skar/ bekas luka
Full thickness Tidak ada Putih kecoklatan / kehitaman / kemerahan Absen membutuhkan skin graft

Ada
Deep dermal Ada / tidak ada Merah bintik-bintik putih >2 detik / absen membutuhkan skin graft

Ada
Mid dermal Ada Pink tua >2 detik 2-3 minggu, membutuhkan skin graft

Ada
Superficial dermal Ada Merah / Pink muda 1-2 detik Dalam 14 hari hipopigmentasi
Epidermal Tidak Ada Merah 1-2 detik Dalam 7 hari Tidak ada

Sumber: Mock C, Peck M, et al. 2008 [8]

Diagnosis Banding

Diagnosis kasus luka bakar pada umumnya cukup jelas karena terdapat pola cedera serta riwayat yang jelas. Pada kasus luka bakar, hal yang perlu dibedakan adalah penyakit penyerta yang sudah ada sebelumnya dengan kondisi terkait komplikasi luka bakar. Sebagai contoh, luka bakar listrik dapat menyebabkan terjadinya aritmia, gangguan neurologis, dan gagal ginjal.

Pemeriksaan Penunjang

Pasien luka bakar anak yang superfisial dengan TBSA kurang dari 10%, tanpa faktor komorbid lainnya, dapat rawat jalan dan jarang membutuhkan pemeriksaan penunjang. Sedangkan pada pasien yang membutuhkan resusitasi cairan, perlu disertai pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:

  • Darah lengkap dan hematokrit, untuk menilai hemokonsentrasi sebagai penanda bahwa pasien berisiko mengalami syok atau resusitasi cairan yang sedang diberikan saat ini tidak adekuat. Test ini diulang setelah 4 jam.
  • Fungsi ginjal dan hepar, sebagai data baseline untuk evaluasi kondisi pasien selama perawatan
  • Elektrolit dan gula darah, karena pasien anak-anak rentan mengalami hipoglikemia dan imbalans elektrolit
  • Analisa gas darah, untuk mengevaluasi sistem respirasi serta keseimbangan asam basa pasien
  • Urinalisa, untuk menilai mioglobin [1,17]

Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan sesuai indikasi. Pemeriksaan radiologi dilakukan bila ada kecurigaan cedera penyerta lain. Pemeriksaan EKG pada umumnya dilakukan pada pasien dengan luka bakar listrik. [1,17]

Referensi

1. Palmieri TL. Pediatric burn resuscitation. Crit Care Clin. 2016;32(4):547–59.
6. Stander M, Wallis LA. The Emergency Management and Treatment of Severe Burns. Emergency Medicine International. 2011. 1–5. doi:10.1155/2011/161375 .
8. Mock C, Peck M, Peden M, Krug E. A WHO plan for burn prevention and care. Geneva; 2008.
11. Wachtel TL, Berry CC, Wachtel EE, Frank HA. The inter-rater reliability of estimating the size of burns from various burn area chart drawings. Burns. 2000;26(2):156–70.
12. Agency for Clinical Innovation. Burn patient management: clinical guidelines. New South Wales: NSW Statewide Burn Injury Service; 2019.
17. Shah AR, Liao LF. Pediatric burn care: unique considerations in management. Clin Plast Surg. 2017;44(3):603–10.

Epidemiologi Luka Bakar Pada Anak
Penatalaksanaan Luka Bakar Pada ...

Artikel Terkait

  • Pedoman Klinis Penanganan Luka Bakar Kimia
    Pedoman Klinis Penanganan Luka Bakar Kimia
  • Goal Directed Fluid Therapy pada Resusitasi Luka Bakar
    Goal Directed Fluid Therapy pada Resusitasi Luka Bakar
  • Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
    Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
  • Pertolongan Pertama Prehospital Luka Bakar
    Pertolongan Pertama Prehospital Luka Bakar
  • Manajemen Awal Cedera Inhalasi
    Manajemen Awal Cedera Inhalasi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
17 Mei 2022
Rehidrasi pasien luka bakar dengan gagal jantung - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Sony Sp.JPUntuk pasien luka bakar dengan luas hampir mencapai 50%, tetapi pasien juga memiliki gagal jantung, bagaimanakah pemberian cairan awal...
Anonymous
15 Mei 2022
Pasien anak usia 3 tahun dengan kulit seperti melepuh dan gatal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin diskusi kasus. Saya mempunyai pasien anak usia 3 tahun 1 bulan datang dengan keluhan muncul lepuhan pada kulit yang tersebar di badan,...
Anonymous
27 April 2022
Apakah luka bakar derajat 1 dengan luas 32,5% memerlukan resusitasi cairan dengan formula baxter?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Pasien usia 40 tahun datang dengan keluhan luka bakar derajat 1 dengan luas 32,5%, dengan keluhan nyeri dan sedikit mengigil,, apakah memerlukan resusitasi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.