Pendahuluan Luka Bakar Pada Anak
Luka bakar pada anak memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan luka bakar pada dewasa. Luka bakar adalah cedera termal yang menyebabkan respon tubuh secara lokal dan sistemik. [1,5]
Patofisiologi luka bakar pada anak berbeda dengan luka bakar pada orang dewasa. Jalan napas pada anak relatif lebih pendek dan berdiameter lebih kecil sehingga risiko obstruksi jalan napas pada pasien anak lebih besar. Anak-anak dapat memiliki masalah pernapasan (breathing ) yang lebih serius, membutuhkan cairan resusitasi yang lebih banyak, serta lebih rentan mengalami hipotermia. Selain itu, anak-anak memiliki kulit yang lebih tipis, sehingga luka bakar relatif lebih dalam dan lebih mudah mengalami infeksi maupun sepsis. [5,6]
Epidemiologi luka bakar pada anak paling banyak terjadi usia di bawah 5 tahun dan tempat kejadian paling sering adalah di rumah. Etiologi luka bakar pada anak paling sering adalah kasus tidak sengaja, seperti luka bakar pada kulit kepala yang disebabkan cairan panas di dapur, seperti minyak, air panas (kopi, teh). Namun, luka bakar pada anak dapat pula disebabkan akibat kekerasan dalam rumah (child abuse). [1,2]
Hal terpenting dalam penatalaksanaan luka bakar meliputi pertolongan pertama, primary survey, dan secondary survey pada kegawatdaruratan. Luka bakar superfisial dengan luas <10% Total Body Surface Area (TBSA), tanpa faktor komorbid lainnya, dapat ditangani dengan rawat jalan. Sedangkan luka bakar dengan kegawatdaruratan membutuhkan penatalaksanaan lebih serius sehingga dapat menurunkan angka mortalitas serta morbiditas. [1-5]