Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gagal Napas general_alomedika 2023-04-12T15:33:26+07:00 2023-04-12T15:33:26+07:00
Gagal Napas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gagal Napas

Oleh :
Edwin Wijaya
Share To Social Media:

Selain menentukan penyebab, diagnosis gagal napas juga perlu menentukan jenis gagal napas, apakah hipoksemia, hiperkapnia, atau campuran keduanya.

Triase

Gagal napas umumnya dapat dikenali saat melakukan pemeriksaan tanda vital di triase. Tanda kegawatan berupa peningkatan usaha napas yang bermakna, gangguan hemodinamik, dan penurunan kesadaran.

Bila pasien memiliki tanda kegawatan, segera lakukan tata laksana awal. Keterlambatan terapi awal dapat menyebabkan pasien kelelahan, napas semakin dangkal, kesadaran berkurang, dan sianosis memberat. [3]

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis pada keadaan hipoksemia dan hiperkapnia agak berbeda dan keduanya dapat terjadi bersamaan dalam satu individu yang sama. Tanda dan gejala utama pada gagal napas adalah peningkatan work of breathing, ditandai dengan: [1]

  • Rasa sesak napas
  • Takipnea
  • Napas cuping hidung
  • Penggunaan otot bantu napas
  • Retraksi
  • Merintih (pada anak)

Tabel 1. Manifestasi Klinis Hipoksemia Dan Hiperkapnia

Hipoksemia Hiperkapnia

Ringan

  • Umumnya tidak ada

Ringan

  • Kulit kemerahan
  • Nyeri kepala

Sedang

  • Dyspnea
  • Pusing
  • Nyeri kepala
  • Kelelahan
  • Pucat
  • Takikardia
  • Gangguan irama jantung
  • Disorientasi
  • Sianosis

Sedang

  • Takipnea
  • Takikardia
  • Dyspnea
  • Penurunan refleks fisiologis
  • Cenderung mengantuk
  • Linglung
  • Peningkatan tekanan darah

 

Berat

  • Hipotensi
  • Bradikardi
  • Gangguan visual
  • Penurunan kesadaran
  • Kejang

Berat

  • Papiledema
  • Koma

 

Anamnesis

Setelah melakukan tata laksana gawat darurat, lakukan anamnesis untuk mencari tahu seberapa berat masalah dan penyebabnya. Penyebab gagal napas ada banyak, sehingga perlu ditanyakan faktor-faktor risiko yang sering agar dapat mengarahkan diagnosis dengan baik. [1]

  • Riwayat trauma kepala
  • Riwayat nyeri kepala
  • Adanya penurunan kesadaran
  • Konsumsi obat maupun zat lainnya
  • Riwayat trauma thoraks (flail chest, pneumotoraks, dan hematotoraks)
  • Demam
  • Gejala infeksi saluran napas (batuk, pilek, nyeri tenggorok)
  • Riwayat kelainan neuromuskular (misal ada tidaknya kelumpuhan otot)
  • Riwayat sakit paru sebelumnya
  • Riwayat sakit jantung dan nyeri dada
  • Riwayat prematuritas dan cara persalinan (pada neonatus)

Pemeriksaan Fisik

Beberapa komponen pemeriksaan fisik yang perlu dilakukan adalah :

TandaVital

Bisa didapatkan takikardia, peningkatan tekanan darah, hipotensi (pada keadaan dekompensasi hemodinamik), ataupun sianosis dan desaturasi (saturasi oksigen 90% setara dengan PaO2 sebesar kira-kira 60 mmHg).

Penilaian Usaha Napas

  • Takipnea
  • Bradipnea (pada gagal napas akibat gangguan pusat napas di otak)
  • Hipoventilasi (pada gangguan neuromuskular)
  • Napas cuping hidung
  • Retraksi dada
  • Merintih (pada anak)
  • Ekspansi dinding dada (bila asimetris, curiga pneumothoraks) [1]

Auskultasi

Pada auskultasi paru bisa didapatkan :

  • Wheezing pada asma dan PPOK

  • Ronki pada edema paru, pneumonia, dan kelainan parenkim lainnya
  • Stridor pada obstruksi jalan napas, laringomalasia, croup, stenosis subglottis, dan trakeitis.

Auskultasi jantung untuk menilai kemungkinan gagal jantung maupun kelainan jantung bawaan.

Pemeriksaan Neurologis

  • Tingkat kesadaran
  • Kekuatan motorik pada kecurigaan kelainan neuromuskular

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:

Analisis Gas Darah

Kemungkinan hasil analisis gas darah pada gagal napas berdasarkan penyebabnya adalah:

Kelainan pH

PaCO2

PaO2

Sistem saraf pusat Menurun Meningkat Menurun
Neuromuskular Menurun meningkat Menurun
Dinding dada Menurun Meningkat Menurun
       
Asma (fase awal) Meningkat Menurun Normal
Asma berat dengan kelelahan otot napas Menurun Meningkat Menurun
       

PPOK (tanpa retensi CO2)

Normal Normal Menurun

PPOK (dengan retensi CO2)

Normal/ menurun Meningkat Menurun
PPOK eksaserbasi akut Menurun Sangat meningkat Sangat menurun
       
Alveolus dan parenkim Meningkat Menurun Sangat menurun

Darah Perifer Lengkap Disertai Hitung Jenis

Dilakukan untuk mencari tanda infeksi. Pada hipoksemia kronis, dapat ditemukan polisitemia.

Pemeriksaan Laboratorium Lain

  • Pemeriksaan sputum pada kecurigaan infeksi paru
  • Pemeriksaan kultur darah pada kecurigaan sepsis
  • Pemeriksaan fungsi ginjal dan liver untuk mengetahui kemungkinan komplikasi
  • Elektrolit dan pemeriksaan lainnya sesuai indikasi

Pemeriksaan Penunjang Lain

  • Foto thoraks AP atau PA
  • Elektrokardiografi bila ada kecurigaan sebab jantung
  • Tes fungsi paru seperti spirometri umumnya ditunda karena tidak memungkinkan untuk dikerjakan pada pasien sakit kritis

Referensi

1. Phuong V, Kharasch VS. Respiratory Failure. Pediatr Rev. 2014;35:476–86.

3. Grippi MA, Elias JA, Fishman JA, Kotloff R, Pack AI, Senior RM. Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders. 5th ed. New York: McGraw-Hill; 2015

Epidemiologi Gagal Napas
Penatalaksanaan Gagal Napas

Artikel Terkait

  • Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
    Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
  • Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
    Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
07 Maret 2022
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
Anonymous
23 Februari 2019
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.