Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gagal Napas general_alomedika 2018-12-10T15:59:57+07:00 2018-12-10T15:59:57+07:00
Gagal Napas
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gagal Napas

Oleh :
Edwin Wijaya
Share To Social Media:

Patofisiologi gagal napas adalah ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi paru yang menyebabkan hipoksemia atau peningkatan produksi karbon dioksida dan gangguan pembuangan karbon dioksida yang menyebabkan hiperkapnia.

Ketidakseimbangan Ventilasi Dan Perfusi

Paru normal memiliki rasio ventilasi dan perfusi (V/Q ratio) pada nilai tertentu. Kelainan pada jalan napas, parenkim paru, dan sirkulasi paru akan mempengaruhi rasio ventilasi dan perfusi sehingga dapat menyebabkan sesak napas hingga gagal napas pada keadaan berat. Secara garis besar, terdapat empat gambaran klinis paru berdasarkan rasio ventilasi dan perfusi. [2,3]

  • Keadaan normal dengan rasio ventilasi dan perfusi seimbang
  • Keadaan dead space, yaitu ventilasi normal, namun perfusi berkurang sehingga rasio V/Q meningkat. Dampaknya, tidak terjadi pertukaran gas pada area ini dan udara yang diventilasi menjadi sia sia

  • Keadaan shunt, yaitu terjadi penurunan ventilasi namun perfusi normal atau tidak menurun separah ventilasi sehingga rasio V/Q menurun. Dampaknya adalah sirkulasi yang melalui area ini tidak mendapatkan oksigenasi yang adekuat dan menyebabkan hipoksemia dan hiperkapnia. Pada kerusakan paru luas seperti pada tuberkulosis paru, area shunt dapat menjadi banyak dan menyebabkan hipoksemia yang bermakna pada pasien

  • Silent unit, merupakan segmen paru yang tidak mendapatkan ventilasi dan perfusi

Penyebab utama dari gagal napas hipoksemik adalah ketidakseimbangan V/Q. Beberapa penyebab ketidakseimbangan ini misalnya emboli paru, obstruksi jalan napas, pneumonia, atelektasis. Hipoksemia pada keadaan-keadaan ini umumnya dapat dikoreksi sementara dengan bantuan terapi oksigen dan ventilasi mekanik.

Right-To-Left Shunt

Pirau dari kanan ke kiri atau right-to-left shunt terjadi akibat sirkulasi paru (sirkulasi kanan) yang langsung masuk ke sirkulasi sistemik (sirkulasi kiri) tanpa melewati alveolus sehingga darah tidak mengalami oksigenasi. Semakin besar aliran pada pirau ini, maka akan semakin berat hipoksemia yang terjadi. Keadaan hipoksemia pada kasus ini tidak dapat dikoreksi dengan suplementasi oksigen. Terapi harus dengan koreksi langsung penyebab adanya pirau. [2]

Fraksi Oksigen Rendah

Rendahnya oksigen yang diinspirasi lebih sering ditemukan pada orang-orang pada dataran tinggi. Tekanan parsial oksigen pada lingkungan dataran tinggi lebih rendah dibandingkan permukaan laut. Keadaan ini juga dapat ditemukan pada orang yang menghirup kembali udara ekspirasi. Rendahnya fraksi oksigen juga dapat menjadi penyebab hipoksemia pada pasien yang sudah terpasang ventilator. Hal ini mungkin terjadi bila ventilator mengalami malfungsi.

Gangguan Difusi

Pada keadaan seperti edema paru akut, terjadi gangguan pertukaran gas alveolus dengan sirkulasi paru. Gangguan seperti ini terutama mempengaruhi pertukaran oksigen. Karbon dioksida memiliki kelarutan di air yang besar sehingga tidak menerima dampak sebesar oksigen. [2]

Hiperkapnia

Penyebab hiperkapnia pada gagal napas hiperkapnik secara garis besar ada dua, yaitu peningkatan produksi karbon dioksida dan gangguan pembuangan karbon dioksida. Faktor yang paling berperan adalah pembuangan karbon dioksida.

Parameter ventilasi alveolar (VA) dipakai untuk menjelaskan pembuangan karbon dioksida. Retensi karbon dioksida terjadi akibat hipoventilasi alveolar. Sebab-sebab hipoventilasi alveolar adalah:

Penurunan Frekuensi Pernapasan

Penurunan frekuensi pernapasan terjadi akibat penurunan dorongan napas (respiratory drive). Secara garis besar, depresi napas ini disebabkan:

  • Obat dengan efek sedasi
  • Cedera kepala
  • Infeksi intrakranial
  • Tumor intrakranial

Depresi napas ini umumnya juga disertai dengan penurunan kesadaran sehingga meningkatkan risiko aspirasi pada saluran napas.

Selain depresi napas, gangguan neuromuskular pada n. frenikus dan otot diafragma juga dapat menyebabkan gagal napas dengan hipoventilasi berat, misalnya pada kasus:

  • Cedera medulla spinalis servikal di atas C3, karena n. frenikus berasal dari C3-C5
  • Sindrom Guillain-Barre
  • Amyotrophic lateral sclerosis (ALS)

  • Myasthenic crisis
  • Intoksikasi organofosfat

Penurunan Volume Tidal

Penurunan volume tidal menyebabkan penurunan oksigenasi dan penurunan pembuangan karbon dioksida. Penurunan ini dapat disebabkan oleh kelainan neuromuskular pada otot-otot pernapasan. Selain itu, juga dapat disebabkan karena masalah pada dinding dada yang menganggu mekanika pernapasan, misalnya:

  • Kyphoscoliosis
  • Flail chest
  • Distensi abdomen hebat (misalnya akibat asites masif)
  • Masalah pada pleura (misalnya pneumothoraks dan efusi pleura masif)

Peningkatan Volume Dead Space

Pada penyakit seperti emfisema, terjadi penurunan komplians paru dan peningkatan volume dead space. Emboli paru juga dapat meningkatkan volume dead space karena menyebabkan tidak adanya perfusi pada area yang disumbat embolus. Pada mulanya tubuh akan berusaha melakukan kompensasi dengan hiperventilasi, namun lama-kelamaan akan mengalami kelelahan sehingga mulai terjadi hiperkapnia. [2,3]

Referensi

2. Lamba TS, Sharara RS, Singh AC, Balaan M. Pathophysiology and Classification of Respiratory Failure. Crit Care Nurs Q. 2016;39(2):85–93

3. Grippi MA, Elias JA, Fishman JA, Kotloff R, Pack AI, Senior RM. Fishman’s Pulmonary Diseases and Disorders. 5th ed. New York: McGraw-Hill; 2015

Pendahuluan Gagal Napas
Etiologi Gagal Napas

Artikel Terkait

  • Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
    Keamanan Tindakan Intubasi pada Pasien COVID-19 dengan Gagal Napas
  • Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
    Soluble Urokinase Plasminogen Activator Receptor (suPAR) sebagai Deteksi Dini Gagal Pernapasan Akut (GPA) pada Pasien COVID-19 dengan Pneumonia - Telaah Jurnal
Diskusi Terkait
dr. Intan Fajriani
07 Maret 2022
Live Webinar - Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana. Kamis, 10 Maret 2022 (15.00 - 17.00 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Kongesti Nasal: Gejala, Tanda, Etiologi, dan Tatalaksana.."Narasumber:Dr. dr. Retno Asih, Sp. A(K) -...
Anonymous
23 Februari 2019
bolehkah antikonvulsan diberikan pada bayi distress nafas?
Oleh: Anonymous
6 Balasan
Bayi usia 6 bulan, dibawah ibunya ke igd dengan mukosa bibir kebiruan. Dari anamnesis didapatkan ada riwayat diare dan demam 2 hari sebelumnya. Riwayat...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.