Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gagal Hati general_alomedika 2022-06-23T13:48:02+07:00 2022-06-23T13:48:02+07:00
Gagal Hati
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gagal Hati

Oleh :
dr. Katherine Gowary Sugiarto
Share To Social Media:

Diagnosis gagal hati dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk menentukan etiologi dan pengobatan gagal hati.

Anamnesis

Pada anamensis perlu ditanyakan tentang tanda dan gejala serta menggali penyebab dan faktor risiko gagal hati.

Masa Prodromal

Pada masa prodromal biasanya pasien datang dengan keluhan: lelah, mual, penurunan nafsu makan, ketidaknyamanan perut bagian kanan atas diikuti dengan gejala jaundice dan urin berwarna gelap.[14]

Fase Gagal Hati Akut

Apabila pasien sudah masuk pada gagal hati akut makan penurunan kesadaran (ensefalopati) dan gejala asites, edema perifer, serta koagulopati harus digali.[14]

Informasi lain yang perlu digali antara lain:

  • Onset gejala: Gagal hati hiperakut (<7 hari), gagal hati fulminan (7-28 hari), gagal hati subfulminan (28 hari hingga 6 bulan). Selain itu harus dibedakan antara gagal hati akut dimana pasien tidak memiliki riwayat penyakit hati sebelumnya
  • Riwayat penyakit hati: gagal hati acute on chronic dimana pasien memiliki riwayat penyakit hati sebelumnya namun tanpa sirosis, acute on cirrhosis yang merupakan kondisi dimana sirosis terjadi pada hati
  • Riwayat keluarga dengan penyakit Wilson atau gangguan trombotik
  • Riwayat operasi: Informasi anestesi karena beberapa agen anestesi mampu menyebabkan gagal hati akut
  • Risiko pajanan terhadap virus hepatitis maupun nonhepatotropik
  • Riwayat penyalahgunaan obat psikotropika dan alkohol
  • Riwayat konsumsi obat hepatotoksik termasuk produk herbal atau riwayat tertelan agen hepatotoksik[1,3,4]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada gagal hati dalam kaitannya dengan dekompensasi hati akut meliputi pemeriksaan tanda vital (termasuk status mental), mata, kulit, abdomen, dan ekstremitas.

Tanda Vital

Pada gagal hati akut dapat ditemukan status mental yang berubah terkait dengan derajat ensefalopati hepatikum. Hipotensi dan peningkatan suhu tubuh. Hati-hati pada kondisi gagal hati fulminan dengan hipotensi dan takikardi yang mengarah pada syok septik.[3,4]

Kulit

Pada pemeriksaan biasanya ditemukan jaundice. Namun temuan ini tidak selalu ada pada kondisi gagal hati akut.[3,4]

Pemeriksaan Abdomen

Pada pemeriksaan abdomen ditemukan beberapa hal seperti: nyeri kuadran kanan atas, liver spans atau lebar hati lebih kecil dibandingkan ukuran normalnya dan asites. Sedangkan peningkatan lebar hati  dapat ditemui pada gagal jantung, infeksi hepatitis virus, keganasan, sindroma Budd-Chiari.[3,4]

Esktremitas

Pada pemeriksaan ekstremitas bisa ditemui asterixis. Asterixis adalah tremor pada saat pergelangan tangan di ekstensikan. Edema perifer maupun edema anasarka bisa ditemukan pada pasien dengan gagal hati akut. Beberapa hal juga perlu dicurigai bila ditemukan eritema palmar pada sirosis hepatis.[3,4]

Tanda-tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial

Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang dapat dilihat dari adanya gejala nyeri kepala hebat disertai dengan muntah proyektil. Triad Cushing dapat digunakan bila ada tanda-tanda tekanan intrakranial meningkat laten. Triad Cushing ditandai dengan pelebaran jarak sistolik dan diastolik, pernapasan irregular dan bradikardia.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding gagal hati akut antara lain:

Hepatitis Akut

Hepatitis akut merupakan peradangan atau cidera hati akut ditandai dengan peningkatan biokimia hati dan sembuh dalam waktu kurang dari enam bulan. Gejala berupa peningkatan aminotransferase dan alkali fosfatase, jaundice dan gejala prodromal (mual muntah, anoreksia, myalgia, malaise) terutama bila pasien memiliki infeksi hepatitis virus. Kondisi ini bila berlanjut dapat menjadi hepatitis kronis atau sirosis atau gagal hati akut. Untuk skrining gagal hati akut dapat dilihat derajat ensefalopati dan INR.[32]

Hepatoseluler Karsinoma

Hepatoseluler karsinoma atau hepatoma merupakan keganasan pada hepatosit. Gejala bisa asimptomatik hingga nyeri perut, gejala sirosis kompensata berupa asites, ensefalopati, jaundice, perdarahan dan gejala paraneoplastik. Peningkatan alfa fetoprotein ≥400 ng/ml dan atau peningkatan HBV DNA (≥10.000 kopi/ml) merupakan prediktor risiko hepatoma. Pemeriksaan ultrasonografi atau CT-scan atau MRI bisa digunakan untuk melihat lesi hepar. Biopsi dapat dilakukan sesuai indikasi.[9]

Sirosis Dekompensata

Sirosis merupakan gambaran fibrosis ireversibel pada pemeriksaan histologi hati. Sirosis dekompensata merupakan kondisi penurunan fungsi hati akut pada pasien sirosis dengan gejala jaundice, asites, ensefalopati hepatikum, sindrom hepatorenal atau perdarahan variseal.[33] Transplantasi hati perlu dipertimbangkan bila terjadi dekompensasi atau gagal hati.[9]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada gagal hati berfungsi untuk melihat keparahan dan komplikasi yang dialami, meliputi:

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium meliputi:

Darah lengkap:

Pada gagal hati akut terjadi penurunan angka trombosit (<150.000 µL).[3,9]

Fungsi liver:

Nilai rujukan SGOT adalah 0-35 IU/L dan SGPT adalah 0-45 IU/L.[34] Pada gagal hati akut peningkatan SGOT dan SGPT mencapai 10-100x nilai normalnya.[14] Selain itu, terjadi pemanjangan waktu prothrombin (INR>1,5) dan peningkatan kadar bilirubin.[9]

Fungsi ginjal:

Pemeriksaan BUN/creatinine biasanya akan menunjukkan gambaran Acute Kidney Injury (AKI) pada gagal hati akut.[9]

Panel kimia:

Pemantauan kadar kreatinin kinase dan trigliserida perlu dilakukan terkait dengan gangguan gastrointestinal yang terjadi pada pasien gagal hati.[2] Pada kondisi ini biasanya ditemukan hipoglikemia, hipofosfatemia, hipokalemia.[9]

Analisis gas darah:

Pemeriksaan analisis gas darah termasuk laktat arteri dilakukan untuk mencari sebab ketidakseimbangan asam basa dalam darah. Pada kondisi ini biasanya akan ditemukan asidosis metabolik atau alkalosis metabolik[9]

Thyroid Stimulating Hormone (TSH):

TSH juga diperiksakan untuk melihat prognosis. TSH yang rendah memiliki prognosis yang buruk pada gagal hati acute on chronic.[35]

Pemeriksaan Imajing

Pemeriksaan CT scan kepala atau MRI kepala perlu dipertimbangkan untuk menyingkirkan penyebab perubahan kesadaran yang terjadi.[9] CT scan abdomen aksial juga dapat dilakukan untuk menilai tekstur dan ukuran liver, integritas vaskuler, dan menyingkirkan kemungkinan pankreatitis dan patensi vena umbilikalis.[2] USG duplex dapat dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada vena porta dan vena hepatica yang biasanya terjadi pada hipertensi porta dan sirosis atau untuk mendeteksi gangguan vaskular seperti pada sindroma Budd-Chiari.[1]

Biopsi Hati

Biopsi hati dengan laparoskopik lebih memberikan sejumlah jaringan cukup dibandingkan biopsi transjugular. Namun, karena keparahan kerusakan hati yang terjadi biopsi hati dengan laparoskopi tidak selalu dapat dikerjakan.[1]

Untuk mencari etiologi gagal hati perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain

Tabel 1. Etiologi dan Pemeriksaan Gagal Hati

Penyakit Pemeriksaan Penunjang
Hepatotoksisitas paracetamol Kadar serum paracetamol
Hepatitis A IgM anti-HAV
Hepatitis B HBsAg, IgM anti-HBc, PCR HBV DNA
Hepatitis C Anti-HCV, PCR HCV RNA
Hepatitis D HDAg, IgM anti-HDV, PCR RNA HDV
Hepatitis E IgM anti-HEV, IgG anti-HEV, PCR Anti-D
Virus Herpes Simpleks PCR DNA HSV, Ig-M anti-HSV, biopsi hepar
Citomegalovirus PCR DNA CMV, IgM anti-cmv, biopsi hepar
Epstein-Barr virus PCR DNA EBV, biopsy hepar
Adenovirus PCR DNA ADV
Hepatitis autoimun ANA, SMA, anti-LKM, immunoglobulin, biopsi hepar
Penyakit Wilson

Ceruloplasmin, kadar koper urin, pemeriksaan slit lamp

 

Sindrom HELLP Protein urin, platelet,  USG, biopsi hepar
Preeklamsia dan Eklamsia Protein urine, hipertensi
Sindrom Budd-Chiari USG Dopler, CT scan hepar, MRI hepar
Sindrom Obstruksi Sinusoid Biopsi hepar
Hepatitis iskemik Elektrokardiogram, Echocardiogram 2D dengan Doppler
Keganasan Biopsi hepar

Sumber: Friedman, 2018

Referensi

1. Canbay A, Tacke F, Hadem J, Trautwein C, Gerken G, Manns MP. Acute Liver Failure. Dtsch Arztebl Int. 2013; 110(38): 633.
2. European Association for the Study of the Liver. EASL clinical practical guidelines on the management of acute (fulminant) liver failure. J Hepatol. 2017;66:1047-81.
3. Shah NJ, Royer A, John S. NCBI Reference-Acute Liver Failure. January 2020. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482374/
4. Friedman LS and Paul M. Handbook of liver disease. 4th ed. Philadelphia:Elsevier. 2018.
9. Ferri FF. Ferri’s clinical advisor. Philadelphia:Elsevier. 2019.
14. LiverTox. Acute Liver Failure. 2019. Available online : http://livertox.nlm.nih.gov/books/NBK548171/#_NBK548171_pubdet_.
32. Schaefer TJ and John S. Acute Hepatitis [Internet] 2019. Available from : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551570/
35. Blasco-Algora S, Masegosa-Ataz J, Gutiérrez-Garcia M, Alonso-López, Fernández-Rodriguez CM. Acute-on-chronic liver failure: pathogenesis, prognostic factors and management. World J Gastroenterol. 2015 Nov 14;21(42):12125-40

Epidemiologi Gagal Hati
Penatalaksanaan Gagal Hati

Artikel Terkait

  • Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
    Penanganan Painless Jaundice pada Pasien Dewasa
Diskusi Terkait
Anonymous
20 hari yang lalu
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
Anonymous
22 November 2022
Suplemen untuk pasien hepatitis - Gizi Klinik Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Kurnia, M.Gizi, Sp.GK, apa sebaiknya makanan dan suplemen yang diberikan untuk penderita Hepatitis?Terimakasih dokter 🙏
Anonymous
25 Agustus 2022
Indikasi skrining kanker hati dan varises esofagus pada pasien sirosis terkait alkohol - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Marlina, Sp. PD. Saya ingin bertanya, pada pasien dengan sirosis hati terkait konsumsi alkohol kapan perlu dilakukan skrining varises esofagus dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.