Prognosis Gagal Hati
Prognosis gagal hati tergantung pada tingkat kerusakan hati yang terjadi dan kegagalan multiorgan yang terlibat [37]. Penatalaksanaan komplikasi harus diupayakan untuk mencegah kerusakan multiorgan yang lebih parah.[12]
Komplikasi
Komplikasi gagal hati terkait dekompensasi akut yang terjadi berupa:
- Edema serebri
- Koagulopati
- Gagal ginjal
- Gangguan metabolik
Sepsis[4,12]
Perlu dilakukan penanganan terkait komplikasi di atas untuk mencegah perburukan. Pada edema serebri perlu dilakukan pemantauan tekanan intrakranial, posisikan kepala 30 derajat dari tempat tidur dan cegah dari stimulasi berlebih.[38]
Koagulopati biasanya tidak membutuhkan pemberian Fresh Frozen Plasma (FFP) kecuali koagulasi parah yakni INR >7 atau akan dilakukan tindak invasif atau perdarahan aktif.[38]
Rekombinan faktor VII diberikan dapat menyebabkan trombus, sedangkan infus lambat vitamin K diberikan bila terjadi defisiensi nutrisi atau kolestasis berkepanjangan.[17]
Pemberian vasopresor bila hipotensi berat. Transplantasi ginjal lebih direkomendasikan pada kondisi kritis dibandingkan hemodialisis.[4,12] Perbaikan terhadap gangguan metabolik yang terjadi antara lain hipoglikemia, hipofosfatemia, asidosis maupun alkalosis perlu dilakukan. Selain itu, kultur untuk mencari sumber infeksi bermanfaat untuk mencegah sepsis menjadi syok sepsis.[4]
Prognosis
Tingkat keparahan kerusakan hati dan kegagalan multiorgan yang terjadi mempengaruhi prognosis gagal hati. Berbagai skoring telah dikembangkan untuk menilai prognosis pasien gagal hati.[37] Penilaian dengan skoring Model for End Stage Liver Disease (MELD) dan kadar galectin-9 yakni protein yang diekspresikan oleh sel kupfer pada DILI mampu memberikan prediksi terhadap risiko kematian. Skor MELD≥30 dan kadar galectin-9 serum >690 pg/ml lebih memiliki risiko kematian tinggi.[39] Beberapa faktor berperan dalam memperburuk prognosis gagal hati akut, antara lain derajat ensefalopati, perburukan nilai pemeriksaan laboratorium termasuk faktor koagulasi, bertambahnya usia.[35]
Chronic Liver Failure-Sequential Organ Failure Assesment (CLIF-SOFA) lebih baik dibandingkan parameter lainnya dalam memprediksi kematian gagal hati acute on chronic pada 28 hari dan 90 hari. Sedangkan faktor yang memperburuk prognosis acute-on-chronic liver failure antara lain peningkatan bilirubin, usia dan peningkatan INR, penurunan Thyroid Stimulating Hormone, penurunan triiodotironin bebas, perubahan hemodinamik, gangguan transpor dan metabolisme besi, peningkatan nilai Neutrophile Lymphocyte Ratio, kehadiran infeksi, Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) atau sepsis.[35]