Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 1 yogi 2018-12-05T09:48:13+07:00 2018-12-05T09:48:13+07:00
Diabetes Mellitus Tipe 1
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 1

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Penatalaksanaan diabetes mellitus tipe 1 berupa terapi non farmakologis seperti olah raga dan diet serta terapi farmakologis yaitu pemberian insulin. Diet dan penggunaan insulin yang dijalankan dengan baik merupakan kunci untuk mencegah terjadinya kegawatdaruratan, baik ketoasidosis diabetik maupun hipoglikemia berat.[9, 14]

Berobat Jalan

Pasien tidak perlu dilakukan perawatan di rumah sakit bila datang dengan keadaan umum dan kesadaran masih baik. Pada pasien baru tanpa keluhan muntah, dehidrasi, dan asidosis, panduan terapi insulin untuk pasien adalah sebagai berikut:

Terapi Awal

Insulin diberikan dengan dosis awal 0,25 unit/kgBB subkutan menggunakan insulin rapid-acting. Pada anak usia < 4 tahun, atau tidak berada dalam status ketotik, dosis awal dapat dikurangi menjadi 0,125 unit/kgBB.

Terapi Lanjutan

Ada dua standar regimen insulin yang dapat dipilih di bawah ini:

  1. Dua kali suntikan per hari dengan kombinasi insulin yang short dan intermediate-acting dengan dosis total 1 unit/kgBB/hari dibagi 2/3nya pada pagi hari dan 1/3nya pada malam hari. Dosis pagi hari menggunakan insulin intermediate-acting dan 1/3nya short acting.

  2. Multipel suntikan per hari dengan insulin analog long-acting malam hari dan suntikan sebelum makan dengan insulin analog rapid-acting dengan dosis 0,4 unit/kgBB sebagai insulin basal menggunakan long-acting insulin pada jam 20.00-21.00 kemudian dilanjutkan dengan 0,6 unit/kgBB insulin rapid-acting terbagi dalam 3 dosis sebelum makan pagi, siang, dan malam. Kelemahan metode ini adalah pasien musti cukup mengerti dan mampu menyuntikkan insulin sendiri sehingga biasanya dilakukan pada  anak usia >10 tahun.[17]

Penanganan Pasien Lama

Pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 1 yang datang dengan hiperglikemia dan ketosis dengan pH darah normal, berikan dosis tambahan sebesar 10% total dosis insulin per hari secara subkutan dalam bentuk insulin rapid-acting lalu monitor kadar gula darah dan keton tiap 1-2 jam. Dosis ini dapat diulangi setelah 2-4 jam bila kadar keton darah masih di atas 1,0 mmol/L.

Self Monitoring

Pasien yang akan diberikan terapi insulin harus diedukasi untuk dapat memonitor dan mencatat kadar gula darah harian, mengenali gejala ketoasidosis diabetik dini dan melakukan tes urin keton, serta mengenali tanda hipoglikemia.

Follow Up

Follow up dilakukan terhadap kadar gula darah menggunakan pemeriksaan HbA1c setiap 3 bulan sekali sampai gula darah terkontrol dengan baik, lalu dilanjutkan setiap 6 bulan sekali. Follow up juga harus dilakukan terhadap kemungkinan komplikasi, berupa pemeriksaan funduskopi, pemeriksaan neurologis, dan cek kadar kolesterol darah serta fungsi ginjal.[4,6]

Alat Pompa Insulin (Insulin Pump)

Desain dan model alat pompa insulin sudah berganti-ganti diperbaiki sejak dibuat pertama kali di tahun 1963 oleh Dr. Arnold Kadish, yang besarnya dan dibawa seperti tas ransel. Sekarang ini, insulin pump dirancang berbentuk kecil dan diprogram guna memompa rapid-acting insulin yang tersimpan dalam cartridge plastik ke kanula melalui selang plastik yang fleksibel, dengan dua cara:

  1. Dosis tetap dan kontinu, disebut sebagai basal insulin

  2. Dosis yang diatur sesuai dengan kebutuhan, disebut sebagai bolus diberikan pada waktu sekitar makan

Dosis insulin di atas disalurkan masuk ke jaringan lemak bawah kulit melalui kanula dengan bantuan jarum kecil, kemudian tempat masuk kanula difiksasi di permukaan kulit. Keuntungan penggunaan pompa insulin adalah alat ini dapat dibawa ke mana saja, mudah dan nyaman digunakan, bisa disesuaikan dan akurat. Namun, alat ini mahal harganya, pompa bisa tidak berfungsi bila batere lemah, kanula dapat terpelintir dalam tubuh, insulin dapat bocor bila cartridge kosong dan selang menjadi kendur, lokasi masuknya kanula dapat terinfeksi. Karenanya, monitoring kadar gula darah harian mesti dilakukan secara ketat bilamana menggunakan alat pompa insulin ini.[18-20]

Hiperglikemia dan Ketosis akibat Sumbatan pada Pompa Insulin

Hiperglikemia dan ketosis dengan pH darah normal pada pasien yang mendapat pompa insulin dapat ditangani sebagai berikut:

  • Berikan 20% dari total dosis insulin per hari secara sub kutan yang rapid-acting

  • Posisikan kembali kanula pada alat pompa insulin dan mulai lagi dosis insulin sebagaimana biasanya
  • Monitor kadar gula darah dan keton darah tiap 1-2 jam
  • Zat keton darah seharusnya turun < 0,6 mmol/L

Rujukan ke Rumah Sakit

Pasien diabetes mellitus tipe 1 memerlukan perawatan di rumah sakit jika pasien mengalami kejadian hiperglikemia berulang, komplikasi seperti gangren kaki, atau mengalami penurunan kesadaran baik akibat terjadinya ketoasidosis maupun akibat kejadian hipoglikemia berat.

Jika dibutuhkan tindakan operasi, penting bagi dokter untuk memastikan stabilisasi kadar gula darah dan terapi insulin pasien saat puasa preoperatif.

Terapi Nonfarmakologis

Selain terapi insulin, pasien diabetes mellitus tipe 1 juga memerlukan penanganan nonfarmakologis berupa diet dan olah raga. Untuk diet, pasien dan keluarga harus mengerti mengenai jumlah kalori, karbohidrat, protein, dan lemak yang harus dikonsumsi, serta cara membaginya antara makan pagi, siang, malam, dan juga cemilan.

Referensi

4. American Diabetes, A., Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus. Diabetes Care, 2010. 33(Suppl 1): p. S62-S69.
6. WHO. Diabetes. 2016 November 2016 [cited 2016 28 December]; Available from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/.
9. WHO, Global Report on Diabetes. 2016.
14. NICE Guideline 18, Diabetes (type 1 and type 2) in children and young people: diagnosis and management. 2015, RCOG Press: London.
17. The Royal Children's Hospital Melbourne. CPG: Diabetes Mellitus. Available from: http://www.rch.org.au/clinicalguide/guideline_index/Diabetes_mellitus/.
18. Aathira, R. and V. Jain, Advances in management of type 1 diabetes mellitus. World Journal of Diabetes, 2014. 5(5): p. 689-696.
19. American Diabetes Association. Insulin Pumps. 2016 [cited 2017 05 January 2017]; Available from: http://www.diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-and-care/medication/insulin/insulin-pumps.html.
20. Millstein, R., N.M. Becerra, and J.H. Shubrook, Insulin pumps: Beyond basal-bolus. Cleve Clin J Med, 2015. 82(12): p. 835-42.

Diagnosis Diabetes Mellitus Tipe 1
Prognosis Diabetes Mellitus Tipe 1

Artikel Terkait

  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Prediabetes
    Kontroversi Prediabetes
  • GLP-1 Receptor Agonist: Apakah Hanya Bermanfaat Untuk Terapi Hiperglikemi?
    GLP-1 Receptor Agonist: Apakah Hanya Bermanfaat Untuk Terapi Hiperglikemi?
  • Terapi Insulin Sliding Scale : Masih Adakah Tempat dalam Tata Laksana Hiperglikemia
    Terapi Insulin Sliding Scale : Masih Adakah Tempat dalam Tata Laksana Hiperglikemia
  • Indeks Glikemik dan Beban Glikemik
    Indeks Glikemik dan Beban Glikemik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Dizi Bellari Putri
19 April 2022
Puasa bagi Pasien dengan Diabetes Mellitus - Video Alomedika
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
11 Balasan
ALO Dokter! Berpuasa bagi penderita Diabetes Mellitus dapat mempengaruhi jadwal konsumsi obat rutin yang mana dikhawatirkan berdampak pada pengaturan kadar...
dr. Intan Fajriani
04 Maret 2022
Live Webinar Alomedika - Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19. Sabtu, 5 Maret 2022 ( 10.00 - 11.00 WIB )
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Peran Pemantauan Glukosa Mandiri saat COVID-19."Narasumber:dr. Johanes Purwoto, Sp.PD, K-EMD,...
drg. Annisa Widiandini
16 September 2021
Live Webinar Alomedika-Panduan Terapi Nutrisi pada Pasien COVID-19 dengan DM Tipe 2. Senin 20 September 2021 (10.00 - 12.00 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
2 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Panduan Terapi Nutrisi pada Pasien COVID-19 dengan DM Tipe 2".Narasumber: dr. Rozana Nurfitri Yulia,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.