Edukasi dan Promosi Kesehatan Diabetes Mellitus Tipe 1
Edukasi dan promosi kesehatan merupakan aspek penting pada diabetes mellitus tipe 1 tidak hanya untuk memastikan keberhasilan terapi, tetapi juga untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien.
Edukasi
Pasien dengan status baru mengalami onset diabetes mellitus tipe 1, membutuhkan edukasi ekstensif untuk dapat menangani penyakitnya secara efektif dan aman. Hal ini diupayakan untuk meminimalkan komplikasi jangka panjang. Dokter memberikan edukasi dan pengetahuan kepada pasien anak, orangtuanya dan/atau pengasuh mengenai:
- Pemahaman bahwa penyakit ini merupakan penyakit kronis yang berlangsung seumur hidup dan membutuhkan kontrol gaya hidup dan makanan secara ketat untuk mencegah terjadinya komplikasi
- Memberikan harapan kepada pasien dan keluarga bahwa walau penyakit ini berlangsung seumur hidup, tetapi bila ditangani dengan benar maka prognosis akan baik
-
Cara menyuntikkan insulin sendiri di rumah serta tanda dan gejala hipoglikemia akibat suntikan insulin, dan cara mengatasinya
- Edukasi cara spesifik pengontrolan makan, dan jadwal diet
-
Self-monitoring berupa monitor dan pencatatan kadar gula darah harian, umumnya dilakukan pagi hari sebelum makan dan malam hari sebelum tidur[14]
Edukasi Terkait Hipoglikemia
Pasien yang diterapi dengan insulin dapat mengalami hipoglikemia dengan gejala umum berupa kepala terasa seperti melayang, ringan, kebingungan, gemetaran, keringatan, dan sakit kepala. Bila terjadi, edukasi pasien untuk segera makan permen atau gula, dan membawanya ke manapun pasien pergi bila sewaktu-waktu diperlukan. Dalam situasi emergensi, pengasuh, anggota keluarga atau orangtua pasien juga diajarkan untuk menyuntikkan glukagon secara subkutan atau intramuskular. Segera bawa pasien ke praktik dokter terdekat atau ke rumah sakit setelah penanganan awal tersebut.[21]
Promosi Kesehatan
Pasien diabetes mellitus tipe 1 perlu dimotivasi untuk melakukan gaya hidup sehat dan mengontrol pola makannya, tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, serta berolahraga secara teratur. Dukungan psikologi oleh tenaga profesional juga dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya.[1,14]
Di Indonesia, terdapat organisasi Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia) yang merupakan organisasi sosial diabetes yang terdiri dari penderita, tenaga kesehatan, serta simpatisan. Pemerintah juga membuat program puskesmas yang disiapkan khusus untuk melayani diabetes mellitus (memiliki poli diabetes). Di poli diabetes di Puskesmas, pasien akan dilayani oleh dokter dan perawat serta ahli gizi yang terlatih tidak hanya mengenai diagnosis dan penanganan diabetes, tetapi juga dalam aspek edukasi keluarga mengenai diabetes. Hal yang diedukasi di antaranya mencakup cara mengecek kadar gula darah, cara menyuntik insulin, pengaturan dosis insulin berdasarkan kadar gula darah, diet pasien, serta aspek penyakit lainnya termasuk komplikasi yang mungkin terjadi. Klinik khusus diabetes ini juga terdapat di banyak RS di berbagai kota di Indonesia.