Indikasi dan Dosis Vaksin Pneumokokus
Indikasi vaksin pneumokokus dibedakan berdasarkan jenisnya. Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin pneumokokus yang tidak terkonjugasi (PPSV23) diindikasikan untuk anak dengan usia di atas 2 tahun yang memiliki risiko mengalami penyakit invasif akibat pneumokokus. Untuk pasien dewasa, CDC merekomendasikan pemberian PPSV23 secara rutin pada seluruh pasien berusia di atas 65 tahun dan pada pasien berusia 19–64 tahun yang memiliki kondisi khusus. [13,25]
Vaksin pneumokokus terkonjugasi (PCV10 atau PCV13) memiliki indikasi yang hampir serupa dengan vaksin PPSV23, yaitu untuk semua anak sehat yang berusia antara 6 minggu sampai 5 tahun, atau anak di atas usia 5 tahun yang memiliki risiko mengalami penyakit invasif pneumokokus. Indikasi pada pasien dewasa juga hampir serupa, yaitu diberikan secara rutin pada pasien di atas 65 tahun atau pada pasien usia 19–64 tahun yang memiliki kondisi khusus. Berikut adalah kondisi medis khusus yang disarankan menerima vaksin pneumokokus. [13,25]
Tabel 2. Kondisi Medis Khusus yang Meningkatkan Risiko Penyakit Invasif Pneumokokus
Pasien imunokompeten | Penyakit jantung kronik (termasuk penyakit jantung kongenital dan gagal jantung) |
Penyakit paru kronik (termasuk asma jika diterapi dengan kortikosteroid dosis tinggi dan perokok untuk inidividu > 19 tahun) | |
Diabetes melitus | |
Kebocoran cairan serebrospinal | |
Pengguna implan koklear | |
Penyakit hepar kronik (termasuk penyakit hepar karena alkoholik dan sirosis hepatis) | |
Asplenia fungsional atau anatomis | Penyakit sickle cell atau hemoglobinopati lain |
Asplenia kongenital atau didapat | |
Disfungsi splenik | |
Pasien imunodefisien | Infeksi HIV |
Penyakit ginjal kronik atau sindrom nefrotik | |
Pasien kemoterapi atau radioterapi yang bersifat imunosupresi seperti kanker ganas, leukemia, limfoma, penyakit Hodgkin, mieloma multipel, atau transplantasi organ | |
Imunodefisiensi kongenital (defisiensi sel B atau sel T, defisiensi komplemen (terutama C1, C2, C3, dan C4), kelainan fagositosis (selain penyakit granulomatosa kronik)) |
Pemberian pada Bayi, Anak, dan Remaja
Pada pasien bayi dan anak, pemberian vaksin pneumokokus disesuaikan dengan usia pertama pemberian. Pada anak di bawah 2 tahun, pemberian PCV lebih direkomendasikan dibandingkan PPSV23.
Untuk anak di bawah usia 1 tahun, jarak antara dosis minimal adalah 4 minggu, sedangkan untuk anak di atas 1 tahun jarak antar dosis minimal 8 minggu. [26]
Pemberian vaksin PPSV23 pada anak di atas 2 tahun, dilakukan hanya pada kelompok dengan kondis medis khusus, seperti memiliki penyakit kronik, asplenia anatomik atau fungsional, dalam kondisi imunosupresi, infeksi HIV, lingkungan yang berisiko, menggunakan implan koklear, dan terdapat kebocoran cairan serebrospinal. Pada kelompok ini satu dosis PPSV23 dapat diberikan. Revaksinasi dapat dilakukan setelah 5 tahun dari dosis pertama dan saat berusia lebih dari 65 tahun. [3,26] Berikut adalah dosis PCV untuk anak. [26]
Tabel 3. Dosis PCV13 untuk Bayi hingga Remaja
Usia | Riwayat pemberian vaksin PCV7 atau PCV13 sebelumnya | Rekomendasi |
2 – 6 bulan | Belum pernah diberikan | 3 dosis dengan jarak 4 - 8 minggu, ditambah dosis booster saat usia 12 – 15 bulan |
1 dosis | 2 dosis dengan jarak 4 - 8 minggu, ditambah dosis booster saat usia 12 – 15 bulan | |
2 dosis | 1 dosis dengan jarak 4 - 8 minggu, ditambah dosis booster saat usia 12 – 15 bulan | |
7 – 11 bulan | Belum pernah diberikan | 2 dosis dengan jarak 4 – 8 minggu, dosis ketiga diberikan saat usia 12 – 15 bulan |
1 atau 2 dosis sebelum usia 7 bulan | 1 dosis saat usia 7 – 11 bulan dan dosis kedua saat usia 12 – 15 bulan (jarak 4 - 8 minggu) | |
12 – 23 bulan | Belum pernah diberikan | 2 dosis dengan jarak minimal 8 minggu |
1 dosis sebelum usia 12 bulan | 2 dosis dengan jarak minimal 8 minggu | |
1 dosis setelah usia 12 bulan | 1 dosis, dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir | |
2 atau 3 dosis sebelum usia 12 bulan | 1 dosis, dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir | |
4 dosis PCV7 atau pemberian PCV7 telah komplit | 1 dosis tambahan dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir | |
24 – 59 bulan (anak sehat) | Pemberian inkomplit | 1 dosis, dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir |
4 dosis PCV7 atau pemberian PCV7 telah komplit | 1 dosis tambahan dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir | |
24 – 71 bulan (anak dengan kondisi medis khusus) | Kurang dari 2 dosis | 2 dosis, dengan jarak antar dosis minimal 8 minggu |
Kurang dari 3 dosis | 1 dosis, dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir | |
Pemberian komplit | 1 dosis tambahan dengan jarak minimal 8 minggu dari dosis terakhir | |
6 – 18 tahun (anak dengan risiko penyakit invasif pneumokokus) | Belum pernah diberikan PCV13 | 1 dosis |
Pemberian pada Dewasa
Pasien yang berusia 65 tahun ke atas dan belum pernah mendapatkan vaksin pneumokokus jenis apapun direkomendasikan untuk mendapatkan satu dosis PCV13 diikuti dengan satu dosis PPSV23 dengan jarak 6–12 bulan. Jika dalam rentang waktu tersebut PSV23 tidak dapat diberikan, maka pemberiannya dapat setelah 8 minggu atau setelah 12 bulan. [13]
Pasien di atas 65 tahun yang pernah mendapatkan PPSV23, namun belum pernah mendapatkan vaksin PCV13, disarankan untuk diberikan 1 dosis PCV13 dengan jarak minimal 12 bulan dari pemberian PPSV23 terakhir. [13]
Pasien berusia 19 – 64 tahun tidak diwajibkan untuk mendapatkan vaksin pneumokokus secara rutin kecuali memiliki kondisi medis khusus seperti yang telah disebutkan di atas. Pada kelompok ini, pemberian PCV13 dan PPSV23 mengikuti ketentuan yang sama seperti pada pasien di atas 65 tahun. [13]
Revaksinasi PPSV23 dapat diberikan pada individu dengan risiko tinggi, yaitu pasien dengan asplenia fungsional atau anatomis, imunosupresi, pasca transplantasi organ, gagal ginjal kronik, atau sindrom nefrotik. Revaksinasi diberikan satu kali dengan jarak 5 tahun dengan dosis sebelumnya. Pasien dengan kebocoran cairan serebrospinal dan pasien dengan implan koklear disarankan hanya menerima satu dosis PPSV23 selama hidupnya. [13]