Efek Samping dan Interaksi Obat Vaksin Pneumokokus
Efek samping vaksin pneumokokus yang paling sering ditemukan adalah efek samping lokal seperti eritema, edema, indurasi, atau nyeri. Efek samping sistemik lebih jarang ditemukan. Vaksin pneumokokus memiliki interaksi dengan vaksin zoster hidup, obat kemoterapi, interferon, dan kortikosteroid.
Efek Samping
Efek samping yang paling banyak ditemukan merupakan efek samping lokal seperti kemerahan, nyeri, atau indurasi pada daerah injeksi. Reaksi lokal ini dapat terjadi sampai 48 jam pascainjeksi. Reaksi lokal lebih sering ditemukan pada pasien yang menerima dosis PPSV23 kedua. Pada pasien yang mendapatkan vaksin PCV13, 8% dari efek samping lokal memiliki keparahan yang berat sampai mengganggu pergerakan ekstremitas. [13,14]
Efek samping sistemik pada berbagai sistem organ juga dapat ditemukan, namun tidak terlalu sering. Efek samping sistemik yang banyak dilaporkan adalah demam dan mialgia. Demam sampai 7 hari pasca pemberian vaksin ditemukan pada 24–35% kasus.
- Lokal: Eritema, edema, indurasi, atau nyeri pada lokasi injeksi
- Muskuloskeletal: Mialgia, artralgia, nyeri punggung
- Neurologi: Atenia, nyeri kepala, radikulopati, kejang, sindrom Guillain-Barre, hipotonia, insomnia, parestesia, sinkop
- Respirasi: Bronkospasme, faringitis
- Hematologi: Anemia aplastik, anemia hemolitik, trombositopenia, leukositosis
- Kulit: Eritema multiform, pruritus, ekimosis, urtikaria, ruam, petechiae, purpura
- Imunologi: Reaksi anafilaksis, angioedema, reaksi Arthus
- Gastrointestinal: Mual, dispepsia, diare, muntah
- Sistemik: Demam, fatigue, limfadenopati, iritabilitas, mudah mengantuk, anoreksia, malaise [13,14,24]
Interaksi Obat
Vaksin pneumokokus memiliki interaksi dengan beberapa obat dan vaksin lain. Pemberian vaksin pneumokokus dengan vaksin herpes zoster atau vaksin meningokokal sebaiknya tidak diberikan bersamaan. Respon imun kedua vaksin ini akan menurun jika diberikan bersamaan.
Pemberian vaksin pneumokokus, vaksin herpes zoster, vaksin meningokokal sebaiknya diberikan jarak minimal 4 minggu. Pemberian vaksin pneumokokus dengan vaksin lain dapat dilakukan pada waktu yang bersamaan di ekstremitas yang berbeda. [24,27]
Pasien yang sedang dalam terapi imunosupresi atau kemoterapi sebaiknya tidak diberikan vaksin pneumokokus karena obat imunosupresi akan menurunkan respon imun tubuh terhadap vaksin. Vaksin dapat diberikan 2 minggu sebelum pemberian terapi imunosupresi. Pemeriksaan kadar antibodi direkomendasikan pada pasien yang diberikan vaksin saat dalam terapi imunosupresi. [24,27]
Vaksin pneumokokus tidak memiliki interaksi dengan makanan atau pemeriksaan laboratorium lain. [24]