Penggunaan Pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Vaksin Pneumokokus
Penggunaan vaksin pneumokokus pada kehamilan perlu dipertimbangkan risiko dan manfaatnya, walaupun sampai saat ini belum ada laporan terkait anomali pada bayi maupun komplikasi kehamilan terkait penggunaan vaksin pneumokokus. Ibu menyusui dapat diberikan vaksin pneumokokus.
Penggunaan pada Kehamilan
Kedua jenis vaksin pneumokokus memiliki kategori FDA dan TGA yang berbeda. Vaksin PPSV23 memiliki kategori FDA C dan kategori TGA B2. Sedangkan vaksin PCV13 memiliki kategori FDA B dan kategori TGA B2. [28,29]
Vaksin PPSV23 memiliki kategori FDA C. Artinya, Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Vaksin PPSV23 memiliki kategori TGA B2. Artinya, telah dikonsumsi oleh sedikit wanita hamil dan wanita usia reproduktif, tanpa menunjukkan adanya peningkatan frekuensi malformasi atau efek berbahaya lain secara langsung maupun tidak langsung pada bayi. Studi pada hewan juga tidak adekuat, tetapi data yang ada tidak menunjukkan adanya peningkatan kerusakan pada fetus.
Vaksin PCV13 memiliki kategori FDA B. Artinya, studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Sedangkan, TGA memasukkan vaksin PCV13 dalam kategori B2.
Sampai saat ini belum ada studi terkontrol pada ibu hamil, baik untuk vaksin PPSV23 maupun PCV10. Sampai saat ini belum ada laporan mengenai adanya gangguan pada bayi maupun komplikasi selama kehamilan dan persalinan terkait pemberian vaksin pneumokokus. CDC dan ACIP sendiri belum memiliki data yang adekuat untuk membuat rekomendasi pemberian vaksin pneumokokus terhadap ibu hamil. Pemberiannya dapat dipertimbangkan pada ibu hamil jika memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi pneumokokus. [30,31]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Ibu menyusui bukan merupakan kontraindikasi pemberian vaksin pneumokokus. Sampai saat ini belum ditemukan laporan bahwa pemberian vaksin pneumokokus pada ibu menyusui memberikan efek negatif terhadap ibu, ASI, maupun bayi yang disusui. Belum ada penelitian lebih lanjut terkait kadar komponen vaksin di ASI maupun di bayi. [32]
Pemberian vaksin pneumokokus pada trimester ketiga kehamilan dinilai dapat meningkatkan kadar antibodi pneumokokus di dalam ASI. Peningkatakn kadar antibodi di dalam kolostrum ini dapat menghambat penempelan bakteri pneumokokus pada sel epitel faring. Bayi yang mendapat ASI dari ibu yang telah divaksinasi pneumokokus memiliki angka kejadian terhadap infeksi pneumokokus yang lebih rendah dibanding bayi yang mendapat ASI dari ibu yang tidak diimunisasi. [33-35]