Formulasi Vaksin Pneumokokus
Formulasi vaksin pneumokokus tersedia dalam 2 jenis, yaitu vaksin polisakarida tidak terkonjugasi dan vaksin polisakarida terkonjugasi. Keduanya tersedia dalam bentuk dosis tunggal di dalam spuit untuk 1 kali pemberian dan dosis multipel di dalam vial untuk 4–5 kali pemberian.
Bentuk Sediaan
Vaksin pneumokokus tersedia dalam 2 jenis, yaitu vaksin polisakarida tidak terkonjugasi dan vaksin polisakarida terkonjugasi. Keduanya tersedia dalam sediaan dosis tunggal di dalam spuit yang dapat langsung diberikan, serta sediaan multidose untuk 4–5 kali pemakaian. [1]
Vaksin Tidak Terkonjugasi
Saat ini, hanya ada 1 jenis vaksin polisakarida yang tidak terkonjugasi yang beredar. Vaksin ini mengandung 23 serotipe, yaitu serotipe 1, 2, 3, 4, 5, 6B, 7F, 8, 9N, 9V, 10A, 11A, 12F, 14, 15B, 17F, 18C, 19F, 19A, 20, 22F, 23F, dan 33F.
Vaksin ini juga tersedia dalam bentuk dosis tunggal dan dosis multipel. Dosis tunggal memiliki volume 0,5 mL dan tidak mengandung pengawet, sedngkan dosis multipel dapat digunakan sampai 5 kali pemberian dan mengandung 0,25% fenol sebagai pengawet. [7,13]
Vaksin Terkonjugasi
Vaksin polisakarida yang terkonjugasi tersedia dalam 2 jenis, yaitu vaksin pneumokokus terkonjugasi dengan 10 serotipe (PCV10) dan vaksin pneumokokus terkonjugasi dengan 13 serotipe (PCV13).
Vaksin PCV10 terdiri dari 10 serotipe, yaitu 1, 4, 5, 6B, 7F, 9V, 14, 18C, 19F, dan 23F. Setiap polisakarida terkonjugasi dengan protein D, yaitu protein yang terdapat di membran terluar Haemophilus influenzae, tetanus toksoid, atau difteria toksoid. Polisakarida 19F terkonjugasi dengan difteria toksoid, polisakarida 18C terkonjugasi dengan tetanus toksoid, dan sisanya terkonjugasi dengan protein D. [18]
Vaksin PCV13 terdiri dari 13 serotipe, yaitu 10 serotipe yang ada di PCV10 dengan tambahan serotipe 3, 6A, dan 19A. Semua serotipe ini terkonjugasi secara individual dengan protein pembawa difteria non toksik cross-reactive material (CRM197). [19]
Kedua vaksin PCV di atas mengandung alumunium fosfat sebagai ajuvan dan tersedia dalam 2 jenis, yaitu dosis tunggal dan dosis multipel.
Sediaan dosis tunggal memiliki volume 0,5mL dan tidak mengandung bahan pengawet. Sementara sediaan dosis multipel dapat digunakan untuk 4 kali pemberian dan mengandung 2-fenoksietanol sebagai pengawet. [18,19]
Cara Penggunaan
Sebelum digunakan, vaksin perlu diinspeksi terlebih dahulu. Hal yang perlu diperhatikan adalah tanggal kadaluarsa, adanya partikel di dalam vaksin, atau perubahan warna pada vaksin. Vaksin tidak boleh dalam keadaan beku. Jika ditemukan partikel, perubahan warna, atau pembekuan vaksin, maka vaksin tidak dapat digunakan.
Vaksin pneumokokus polisakarida dapat diberikan secara intramuskular atau subkutan, sedangkan vaksin pneumokokus terkonjugasi hanya dapat diberikan secara intramuskular. Lokasi injeksi intramuskular bergantung dari usia pasien. Untuk pasien bayi dan anak yang lebih muda, penyuntikan di otot vastus lateralis yang terletak di anterolateral paha lebih direkomendasikan. Sedangkan untuk anak yang lebih tua dan dewasa, penyuntikkan di otot deltoid yang terletak di lateral lengan atas lebih direkomendasikan. Saat melakukan injeksi, panjang jarum yang digunakan harus sesuai dengan usia pasien.
Vaksin tidak dapat disimpan di dalam spuit sehingga vaksin disarankan hanya dibuka saat akan digunakan. [20]
Cara Penyimpanan
Vaksin pneumokokus harus disimpan di dalam kulkas dengan suhu 2–8 C. Vaksin tidak boleh dibekukan. Jika vaksin beku, vaksin tidak dapat digunakan. [20]
Kombinasi dengan Obat Lain
Sampai saat ini belum ada kombinasi vaksin pneumokokus dengan vaksin yang lain karena vaksin pneumokokus sendiri telah membawa banyak antigen. Akan tetapi, vaksin pneumokokus dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain di ekstremitas yang berbeda. Beberapa studi menunjukkan bahwa pemberian kombinasi vaksin DTaP–HepB-Hib/IPV dengan vaksin pneumokokus tidak menunjukkan gangguan imunologi antar antigen. [21-23]
Pemberian vaksin secara bersamaan ini dapat dilakukan dengan vaksin apapun kecuali vaksin herpes zoster dan vaksin meningokokus. Pemberian vaksin pneumokokus dan vaksin influenza dapat sedikit meningkatkan risiko kejang demam. [24]