Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Pemeriksaan Bayi Baru Lahir general_alomedika 2020-10-16T18:54:07+07:00 2020-10-16T18:54:07+07:00
Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Oleh :
dr. Yoke K. Putri, M.Sc, Sp.A, IBCLC
Share To Social Media:

Teknik pemeriksaan bayi baru lahir didahului dengan anamnesis untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu dan bayi selama kehamilan. Data tentang jalannya resusitasi neonatus juga diperlukan bila pemeriksa bukan anggota tim resusitasi yang menangani bayi saat lahir.[1-3]

Pemeriksaan bayi baru lahir perlu mencakup kondisi umum, tanda vital, antropometri, kesesuaian dengan usia gestasi, pemeriksaan kepala, wajah, leher, bahu, lengan, tangan, dada, abdomen, genitourinari, anus, pinggul, kaki, punggung, kulit, dan pemeriksaan neurologi.[1,2]

Persiapan Pasien

Pasien disiapkan di tempat tidur bayi, infant warmer, atau kotak bayi. Bayi dipastikan sudah dalam kondisi stabil dan tidak membutuhkan resusitasi. Pastikan ruangan hangat dan pencahayaan cukup. Pastikan identitas bayi sebelum memeriksa bayi. Lakukan pemeriksaan dengan infection control precaution.[2,3]

Peralatan

Peralatan yang dibutuhkan antara lain:

  • Infant warmer bila dibutuhkan untuk menjaga bayi tetap hangat

  • Stetoskop
  • Oftalmoskop
  • Penekan lidah
  • Pita ukur
  • Timbangan
  • Kurva pertumbuhan
  • Pulse oxymeter[2,3]

Posisi Pasien

Pasien diposisikan di tempat tidur bayi, seluruh bagian tubuh bayi harus terlihat oleh pemeriksa.[2,3]

Prosedural

Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan untuk menapis adanya anomali kongenital. Pemeriksaan dilakukan segera setelah bayi lahir, kemudian dilakukan lagi secara detil dalam 48 jam setelah kelahiran atau sebelum pasien pulang dari rumah sakit. [2]

Pemeriksaan Pasca Lahir (Durante dan Pascaresusitasi)

Segera setelah lahir, bayi dinilai usaha napas dan tonus ototnya. Penilaian awal ini berguna untuk menentukan langkah selanjutnya dalam resusitasi neonatus.

Pada menit ke 1 dan 5 pasca lahir, lakukan penilaian skor APGAR bayi. Ada 5 komponen yang dinilai, yaitu laju nadi, usaha napas, tonus otot, iritabilitas refleks, dan warna kulit. Tiap komponen memiliki nilai 0,1, atau 2.[4,6]

Tabel 1. Skor APGAR

Skor Apgar 0 1 2
Laju nadi Tidak ada <100x/menit >100x/menit
Usaha napas Tida ada Menangis lemah; hipoventilasi Menangis kuat
Tonus otot Flaccid Sedikit fleksi Gerak aktif
Iritabilitas reflek Tidak berespon Meringis Menangis, batuk, atau bersin
Warna Biru atau pucat Akrosianosis Merah muda

Pemeriksaan Kondisi Umum Bayi

Pemeriksaan kondisi umum bayi meliputi warna kulit bayi, integritas kulit, perfusi, kesadaran, apakah bayi bergerak aktif, postur, dan tonus otot.[1,2]

Pemeriksaan Tanda Vital

Pemeriksaan suhu badan, nadi, laju pernapasan, dan saturasi oksigen perlu dilakukan sebelum beranjak ke pemeriksaan lainnya.[2,5]

Tabel 2. Tanda Vital Normal Bayi Baru Lahir, Usia Kehamilan 40 Minggu

Tanda vital Rentang Normal
Nadi

120-160 kali/menit

(dapat lebih rendah saat bayi tidur)

Laju pernapasan 40-60 kali/menit
Tekanan darah sistolik 60-90mmHg
Suhu tubuh 36,5-37,5 C

Antropometri

Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan lingkar lengan atas. Hasil pengukuran berat badan kemudian diplot pada kurva pertumbuhan sesuai usia gestasi. Bayi yang berada antara persentil 10-90 disebut sesuai masa kehamilan (SMK). Bayi yang berada di bawah persentil 10 disebut kecil masa kehamilan (KMK). Bayi yang berada di atas persentil 90 diklasifikasikan sebagai besar masa kehamilan (BMK).

Lingkar kepala dan panjang badan juga diplot pada kurva menurut usia gestasi untuk menentukan ada tidaknya asymmetric growth restriction. Disebut asymmetric growth restriction bila bayi kecil tapi memiliki lingkar kepala normal.

Pada bayi dengan usia gestasi meragukan, tentukan usia gestasi dengan pemeriksaan dan penghitungan skor Ballard. Skor Ballard menilai maturitas fisik dan neurologi bayi.[1,2,4]

Kepala, Wajah, Leher

Amati bentuk kepala apakah brakiosefali, plagiosefali, ataukah terdapat kelainan lain. Periksa juga ukuran kepala apakah normosefali, mikrosefali, atau makrosefali.

Periksa kulit kepala, fontanela, sutura, mata, struktur posisi (adakah low set ear), posisi dan struktur hidung, kondisi oral (mulut, palatum, gigi, gusi, lidah, dan frenulum), serta ukuran rahang. Periksa adakah sefalhematoma, kaput, dan perdarahan atau kelainan kepala karena trauma lahir. Periksa adakah wajah dismorfik yang mengarah ke sindrom tertentu atau kelainan bawaan. [1,2,5]

Bahu, Lengan, Tangan

Periksa gerak bayi apakah simetris. Periksa proporsi, panjang tangan, struktur, dan jumlah jari. Periksa adakah sindaktili atau polidaktili.

Pada telapak tangan, periksa adakah simian line atau single palmar crease yang dapat merupakan tanda Down syndrome. Perlu diketahui bahwa tanda ini juga bisa didapatkan pada 3-10% bayi normal.

Periksa bahu dan pergerakan tangan bayi, identifikasi bila ada kelemahan gerak atau keterbatasan gerak karena brachial plexus injury.[2,5,6]

Dada

Periksa ukuran, bentuk, simetrisitas dan gerak dada saat anak bernapas, serta apakah ada retraksi dinding dada. Periksa juga jaringan payudara dan puting, suara jantung, laju nadi, suara napas, laju napas, dan gunakan pulse oxymeter.

Auskultasi suara paru dan pastikan bunyi napas simetris antara toraks kanan dan kiri. Bunyi pernapasan yang tidak simetris dapat mengindikasikan pneumothorax atau masalah paru lain. Dengarkan adanya suara merintih atau grunting.

Auskultasi jantung di setidaknya 4 lokasi, yaitu batas sternum kanan atas, batas sternum kiri atas, batas sternum kiri bawah, dan antara spatium interkosta ke-5 dan ke-6 pada linea midklavikula. Bunyi jantung ke-1 harus tunggal, dan bunyi jantung ke-2 terdengar split.[2,5]

Perut

Periksa ukuran, bentuk, dan simetrisitas abdomen. Lakukan palpasi hepar, limpa, dan ginjal, serta periksa umbilikus.

Saat memeriksa perut, sebaiknya gunakan 1 tangan untuk memegang kaki dan memfleksikan lutut untuk membantu bayi rileks, dan gunakan tangan satunya untuk palpasi abdomen. Bentuk abdomen skafoid mengindikasikan hernia diafragma, sementara distensi abdomen mengarah ke obstruksi intestinal.

Adanya gastoschisis atau omfalokel memerlukan pengananan bedah segera.

Umbilikus harus diperiksa untuk mengetahui adakah tanda infeksi dan adakah perdarahan aktif. Dalam umbilicus harus ada 2 arteri dan 1 vena. Umbilikus yang hanya terdiri atas 1 arteri biasanya berhubungan dengan abnormalitas kongenital seperti anomali renal, intrauterine growth restriction, dan prematuritas.

Hernia umbilikalis bisa merupakan temuan yang wajar pada bayi baru lahir, sangat jarang menjadi inkarserata atau strangulata, dan biasanya membaik sendiri setelah anak berusia 3 tahun.

Auskultasi perut pada 4 kuadran perut untuk memastikan adanya bunyi peristaltik usus. Palpasi dilakukan untuk mencari adanya massa atau organomegali.[2,5]

Genitourinari

Untuk laki-laki, periksa penis, preputium, dan apakah testis sudah turun ke skrotum. Adanya bilateral undesensus testis, mikropenis, atau bifid skrotum perlu diinvestigasi terkait ambigus genitalia. Periksa skrotum untuk adanya hernia inguinalis atau hidrokel. Periksa apakah ostium uretra eksterna berada di ujung penis. Pastikan tidak ada hipospadia.

Untuk perempuan, periksa klitoris, labia, dan hymen. Bayi perempuan cukup bulan akan memiliki labia mayor yang prominen, sementara bayi kurang bulan memiliki labia minor yang prominen. Lendir putih atau sedikit darah mungkin ada di sekitar kemaluan bayi dan merupakan respon normal dari withdrawal estrogen ibu. Pada bayi dengan klitoromegali dan fusi labia, harus dicurigai ambigus genitalia dan harus dilakukan pelacakan lebih lanjut penyebabnya.[2,6]

Anus dan Rektum

Pada semua bayi, periksa posisi anus dan patensinya. Amati pasase urin dan feses. Ketiadaan anus atau anus imperforata menandakan adanya kelainan atau sindrom kongenital.[1,2]

Pinggul dan Kaki

Lakukan manuver Ortolani dan Barlow untuk mengetahui adanya hip dysplasia. Periksa panjang kaki, proporsi, simetrisitas, dan jumlah jari. Amati telapak kaki dan pergelangan kaki, adakah talipes equinovarus atau clubfoot.[1,2]

Punggung

Periksa tulang belakang, kulit, serta simetrisitas skapula dan pantat.[1,2]

Neurologi

Periksa perilaku, gerak, dan postur bayi. Evaluasi tonus otot, apakah bayi bergerak spontan, menangis, dan bagaimana refleks primitif bayi.[2,6]

Kulit

Amati adakah lesi kulit seperti hemangioma, nevus, Mongolian spot, café au lait spot, atau lesi kulit lain.

Amati pula adakah ikterus. Ikterus yang timbul dalam 24 jam pertama kehidupan bukan merupakan hal normal dan harus dicari penyebabnya.[1,6]

Follow up

Untuk bayi baru lahir, dianjurkan kontrol setidaknya 3 kali, yaitu pada usia 6-48 jam, 3-7 hari, dan 8-28 hari.[3]

Referensi

1. Gooding JR, McClead RE. Initial assessment and management of newborn. Pediatr Clin N Am 62 (2015) 345–365.
2. Queensland Clinical Guideline Team. Guideline : Routine newborn assessment. Queensland Health, 2014. https://www.health.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0029/141689/g-newexam.pdf
3. Wibowo T. Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial. Kementerian Kesehatan RI 2010. http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Neonatal-Esensial.pdf
4. Warren JB, Phillipi CA. Care of the well newborn. Pediatr Rev. 2012:33;4. DOI: 10.1542/pir.33-1-4.
5. Lewis ML. A Comprehensive Newborn Examination: Part I. General, Head and Neck, Cardiopulmonary. Am Fam Physician. 2014;90(5):289-296
6. Lewis ML. A Comprehensive Newborn Examination: Part II. Skin, Trunk, Extremities, Neurologic. Am Fam Physician. 2014;90(5):297-302

Kontraindikasi Pemeriksaan Bayi ...
Komplikasi Pemeriksaan Bayi Baru...
Diskusi Terkait
Anonymous
02 Oktober 2022
Pemberian suplementasi zat besi bayi BBR
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apa tujuan dan indikasi diberikan suplemen zat besi pada bayi BBLR ya? terimakasih
Anonymous
19 Juli 2022
Dislokasi pada Bayi Baru Lahir - Orthopedi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Hendra, Sp. OT,Ijin bertanya dok, untuk bayi yang lahir dengan hip dislocation, bila bayi lahir di faskes primer, apa yang sebaiknya terutama...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.