Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
  • Diskusi Dokter
  • SKP Online
Ikterus Neonatorum Fisiologis general_alomedika 2022-01-14T09:49:07+07:00 2022-01-14T09:49:07+07:00
Ikterus Neonatorum Fisiologis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Ikterus Neonatorum Fisiologis

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Ikterus neonatorum fisiologis adalah penyakit kuning yang ditunjukkan dengan perubahan warna kekuningan pada kulit, konjungtiva, dan sklera akibat peningkatan bilirubin plasma pada bayi baru lahir. Kondisi ini biasanya terjadi setelah hari kedua atau ketiga setelah bayi lahir, puncaknya antara hari ke 4 sampai hari ke 5 pada neonatus aterm dan hari ke 7 pada neonatus preterm, dan hilang dalam 2 minggu. Ikterus neonatorum fisiologis tidak pernah terjadi dalam 24 jam pertama dan lebih dari 2 minggu. Ikterik pada kondisi ini meluas secara sefalokaudal ke arah dada, perut dan ekstremitas. Ikterus neonatorum seringkali tidak dapat dilihat pada sklera karena bayi baru lahir umumnya sulit membuka kelopak mata. Ikterus fisiologis biasanya terjadi setelah.[1,2]

Ikterus neonatorum fisiologis terjadi akibat peningkatan produksi bilirubin indirek/tak terkonjugasi, sekunder akibat kerusakan eritrosit yang dipercepat, penurunan kapasitas ekskresi hati akibat rendahnya kadar ligandin dalam hepatosit, dan rendahnya aktivitas enzim konjugasi bilirubin uridine diphosphate glucuronyl transferase (UDPGT).[1-3]

shutterstock_1774332938-min

Penegakan diagnosis ikterus neonatorum fisiologis dengan cara memeriksa kadar bilirubin. Kadar bilirubin indirek (larut dalam lemak/tak terkonjugasi) tidak melewati 12 mg/dl pada neonatus cukup bulan dan 10 mg/dl pada neonatus kurang bulan, kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg/dl per hari. Kadar bilirubin direk/terkonjugasi kurang dari 1 mg/dl serta tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis tertentu seperti inkompatibilitas ABO, defisiensi enzim G6PD, atau penyakit metabolik seperti Crigler-Najjar syndrome.[4-5]

Penggunaan kriteria Kremer berkorelasi dengan kadar bilirubin total secara kasar, yaitu:

  • Kremer I yakni bagian tubuh yang nampak kuning dari bagian kepala hingga leher, serum bilirubin pada level 4–8 mg/dl
  • Kremer II meliputi bagian kepala hingga upper trunk, serum bilirubin pada level 5–12 mg/dl
  • Kremer III meliputi bagian kepala hingga lower trunk dan paha bawah, serum bilirubin pada level 8–16 mg/dl
  • Kremer IV meliputi bagian kepala hingga tangan dan tungkai bawah, serum bilirubin mencapai level 11-18 mg/dl
  • Kremer V meliputi seluruh badan yakni kepala hingga telapak tangan dan telapak kaki, serum bilirubin levelnya >15 mg/dl[4,6]

Penatalaksanaan ikterus neonatorum fisiologis meliputi paparan sinar matahari, fototerapi, dan asupan nutrisi yang mencukupi. Kondisi ini akan sembuh sendiri dan bayi tidak perlu dirawat. Paparan sinar matahari dapat menurunkan kadar bilirubin indirek/tak terkonjugasi. Jika kadar bilirubin indirek/tak terkonjugasi tetap tinggi atau meningkat, bayi mungkin memerlukan pengobatan lebih lanjut untuk menurunkan kadar bilirubin. Perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI) yang adekuat dan fototerapi.[3,4-6]

 

Referensi

1. Betty Ansong-Assoku; Pratibha A. Ankola. Neonatal Jaundice. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532930/
2. Rulina Suradi dan Debby Letupeirissa. Air Susu Ibu dan Ikterus. 2013. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/air-susu-ibu-dan-ikterus
3. Thor WR Hansen. Neonatal Jaundice. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/974786-overview#a7
4. Debra H. Pan and Yolanda Rivas. Jaundice: Newborn to Age 2 Months. 2017. https://pedsinreview.aappublications.org/content/38/11/499
5. Daniel L. Preud’Homme. Neonatal Jaundice. 2012. https://gi.org/topics/neonatal-jaundice/
6. Sri Devi, Manjubala Dash and Felicia Chitra. Detection of Neonatal Jaundice among the Newborn Using Kramer’s Criteria. 2018. https://www.researchgate.net/publication/330755010_Detection_of_Neonatal_Jaundice_among_the_Newborn_Using_Kramers_Criteria

Patofisiologi Ikterus Neonatorum...

Artikel Terkait

  • Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
    Pemeriksaan Bilirubin Transkutan untuk Diagnosis Ikterus Neonatorum
  • Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
    Pengukuran Bilirubin Bayi dengan Aplikasi Smartphone
  • Red Flag Ikterus Neonatorum
    Red Flag Ikterus Neonatorum
Diskusi Terbaru
Anonymous
1 jam yang lalu
Tatalaksana pasien CHF dengan dehidrasi - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Sonny, Sp. JP izin Tanya, pada tatalaksana pasien CHF diperlukan retriksi cairan dan terapi diuretik. Namun pada kondisi tertentu seperti pada pasien...
Anonymous
1 jam yang lalu
Tapering off penggunaan betablocker - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr Sonny, SpJP,Ijin bertanya dok, untuk penggunaan betablocker tappering off yang baik bagaimana ya dok?Terimakasih 
Anonymous
Hari ini, 16:47
Hipertensi pada ADHD - Kardiologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, saya punta pasien remaja usia 17 tahun, laki2 ADHD.. setiap di tensi 150/90.. bagaimana penanganannya? apakah mungkin white coat hypertension?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.