Pendahuluan Hemangioma
Hemangioma merupakan penyakit tumor pembuluh darah yang berproliferasi cepat segera setelah lahir dan akan mengalami regresi lambat saat masa anak-anak. Hemangioma infantil merupakan bentuk tumor vaskular yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Tumor ini bersifat jinak namun dapat mendesak struktur di sekitarnya.
Hemangioma terbentuk dari proliferasi sel endotel pembuluh darah yang abnormal pada kulit dan jaringan subkutan. Hemangioma berbeda dengan malformasi vaskular yang disebabkan karena kelainan struktural akibat gangguan morfogenik pembuluh darah yang ada sejak lahir. Hemangioma sendiri berdasarkan International Society for The Study of Vascular Anomalies (ISSVA) diklasifikasikan ke dalam kelompok tumor jinak vaskular dan terbagi atas hemangioma infantil, hemangioma kongenital (rapidly involuting, non-involuting, partially involuting), spindle-cell hemangioma, tufted angioma, epithelioid hemangioma, lobular capillary hemangioma.[1,2]

Bentuk hemangioma ekstrakutan dapat ditemukan pada berbagai organ, misalnya hati, saluran pencernaan, pankreas, kantung empedu, laring, kandung kemih. Artikel ini akan lebih khusus membahas mengenai hemangioma infantil.
Hemangioma lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hemangioma diduga disebabkan karena efek dari faktor pertumbuhan pembuluh darah seperti vascular endothelial growth factor (VEGF) atau basic fibroblast growth factor (bFGF).
Diagnosis hemangioma umumnya dapat ditegakkan secara klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang berupa MRI dapat bermanfaat untuk membedakannya dengan lesi nonpembuluh darah, lesi limfatik, dan bentuk malformasi pembuluh darah lainnya. MRI juga dapat digunakan untuk melihat perluasan lesi. Pemeriksaan penunjang yang tidak invasif dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG Doppler yang dapat melihat gambaran shunting aliran darah saat fase proliferasi hemangioma.
Hemangioma infantil umumnya akan mengalami involusi secara spontan dengan residu yang minimal. Untuk itu, diajukan strategi nonintervensi untuk hemangioma tanpa komplikasi, berupa observasi atau watchful waiting. Walau demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai strategi ini, khususnya terkait pemantauan klinis hemangioma dan stratifikasi risiko.
Penanganan hemangioma risiko tinggi berupa penanganan suportif untuk perdarahan dan luka yang terjadi, medikamentosa seperti kortikosteroid dan propranolol, serta tindakan definitif seperti terapi laser dan pembedahan. Kortikosteroid dapat berupa kortikosteroid topikal potensi tinggi seperti mometason furoat untuk hemangioma superfisial, kortikosteroid injeksi seperti triamsinolon, atau kortikosteroid oral seperti metilprednisolon atau prednison.[3,4]