Pendahuluan Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis adalah protrusi isi kavum abdomen atau lemak preperitoneal melalui defek hernia di area inguinal, baik karena penyebab kongenital ataupun tidak. Hal ini kemudian akan menyebabkan keluhan berupa rasa tidak nyaman hingga nyeri, dan jika defek cukup sempit, isi saccus hernia berisiko mengalami inkarserata. [1]
Hernia inguinalis umumnya lebih sering menyerang pria dibandingkan wanita. Meski dapat terjadi pada semua umur, insidensi hernia inguinalis meningkat seiring pertambahan usia.[2] Beberapa faktor risiko terjadinya hernia inguinalis adalah jenis kelamin pria, usia tua, prosesus vaginalis paten, peningkatan tekanan intraabdominal, riwayat kelemahan dinding abdomen sebelumnya, sering mengangkat beban berat, merokok, obesitas, dan kehamilan.[3]
Dalam hal penanganan penyakit, hingga saat ini tatalaksana utama hernia inguinalis adalah tatalaksana definitif dengan pembedahan. [4] Di negara maju seperti Amerika Serikat, dilaporkan 600,000 tindakan repair hernia dilaksanakan setiap tahun. [5] Operasi repair hernia dapat dilakukan secara konvensional terbuka (open surgery) maupun secara laparoskopi. Kedua tindakan tersebut dilaporkan memiliki efektivitas yang sama dengan outcome yang setara.
Tindakan pembedahan terbuka hernia inguinalis umumnya meliputi herniotomi (pembuangan kantung hernia), herniorafi (herniotomi disertai repair dinding posterior kanalis inguinalis), maupun hernioplasti (herniotomi disertai penggunaan mesh sintetis untuk menguatkan dinding posterior kanalis inguinalis). Beberapa studi juga telah mempelajari dan membandingkan hasil operasi dengan teknik total ekstraperitoneal dan teknik Lichtenstein.[6]