Pendahuluan Atresia Ani
Atresia ani adalah tidak dijumpainya anus pada daerah perineum. Kelainan ini dikenal juga dengan malformasi anorektal dimana saluran cerna yaitu anus dan rektum tidak berkembang secara normal. Kelainan ini sering kali juga melibatkan kelainan pada saluran genitourinaria.[1-3]
Atresia ani terjadi karena terhentinya penurunan rektum yang berasal dari posisi usus yang lebih tinggi ke posisi anus normal sehingga terjadi ektopik anal kanal dan tidak adanya anus pada posisi normal. Faktor genetik dan lingkungan diduga berperan dalam terjadinya atresia ani.[2,4,5]

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik yang menunjukkan ketiadaan anus. Atresia ani biasanya dapat diketahui dalam 24 jam pertama usia bayi, dengan gejala adanya distensi abdomen dan tidak adanya pengeluaran mekonium pada 24 jam pertama kehidupan.[2,3]
Terapi utama atresia ani adalah tindakan bedah untuk memperbaiki malformasi. Bayi dengan atresia ani dipuasakan dan dilakukan pemberian nutrisi parenteral yang adekuat. Pencegahan distensi abdomen dilakukan dengan pemasangan NGT. Manajemen pembedahan bergantung dari diagnosis kelainan pada bayi dengan atresia ani. Komplikasi yang sering terjadi pasca bedah adalah konstipasi.[3,6,7]