Pendahuluan Hernia Diafragma
Hernia diafragma adalah protrusi dari organ abdomen ke dalam rongga dada akibat suatu defek pada diafragma. Hernia diafragma terbagi menjadi dua tipe, yaitu hernia diafragma kongenital dan akuisata. Hernia diafragma kongenital hingga saat ini masih belum jelas penyebabnya, namun diduga berkaitan dengan defek pada kromosom dan kesalahan saat embriogenesis. Sementara itu, hernia diafragma akuisata paling sering disebabkan oleh trauma (trauma tumpul dan trauma penetrasi), atau akibat iatrogenik (misalnya pasca tindakan-tindakan operatif atau ablasi radiofrekuensi untuk karsinoma hepatoselular). [1,2]
Diagnosis hernia diafragma dimulai dengan anamnesis yang disesuaikan dengan tipe dari hernia diafragma. Pada hernia diafragma kongenital, anamnesis lebih mengarah kepada ibu yang mengandung, misalnya mengenai riwayat pemeriksaan antenatal care dan faktor risiko maternal (penyakit penyerta, riwayat merokok, atau konsumsi alkohol). Pada hernia diafragma akuisata, anamnesis lebih berfokus kepada penyebab (trauma atau iatrogenik), faktor risiko (riwayat operasi sebelumnya), dan keluhan yang menyertai. Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan tanda-tanda protrusi organ abdomen ke dalam rongga dada. Kemudian, pemeriksaan penunjang seperti rontgen toraks, ultrasonografi (USG), CT-Scan, dan magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis. [1,3-4]
Penatalaksanaan utama pada kasus hernia diafragma, baik kongenital dan akuisata, adalah terapi pembedahan. Pada kasus hernia diafragma kongenital, penatalaksanaan terdiri dari asuhan prenatal, resusitasi dan monitoring bayi, hingga tindakan pembedahan. Sedangkan pada kasus hernia diafragma akuisata, tata laksana lebih berfokus pada resusitasi dan stabilisasi, yang kemudian dilanjutkan dengan tindakan pembedahan. [1,5]