Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Prognosis Demam Tifoid yogi 2022-11-21T16:52:17+07:00 2022-11-21T16:52:17+07:00
Demam Tifoid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Prognosis Demam Tifoid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Prognosis demam tifoid saat ini telah jauh lebih baik setelah pengenalan terapi antibiotik. Angka mortalitas telah jauh menurun. Bila tidak menerima terapi yang adekuat, dapat terjadi berbagai komplikasi berat pada pasien demam tifoid, seperti perforasi saluran cerna, pneumonia dan ensefalitis.

Komplikasi

Demam tifoid bila tidak ditangani secara tepat, akan mengalami komplikasi. Komplikasi yang paling sering adalah pada sistem gastrointestinal. Contoh komplikasi sistem gastrointestinal antara lain adalah obstruksi lumen, disentri dan konstipasi. Pada kasus berat dapat terjadi ulserasi dan perdarahan. Selanjutnya setelah terjadi ulserasi, ileum dapat mengalami perforasi.[1,17]

Berdasarkan studi, perforasi saluran cerna merupakan komplikasi utama penyebab mortalitas pada demam tifoid terutama di negara Afrika, satu dari lima pasien dengan komplikasi perforasi saluran cerna mengalami kematian.[1,17]

Komplikasi sistem hematologis pada pasien demam tifoid antara lain dapat terjadi septikemia yang dapat berkembang menjadi kegagalan multiorgan luas. Komplikasi pada organ hepar dapat terjadi komplikasi berupa hepatitis (5-7%), abses hepar dan lien.[1]

Komplikasi di sistem saraf pusat pada demam tifoid pasien dapat mengalami ensefalopati (17% kasus) dengan angka mortalitas hingga 55%. Komplikasi sistem saraf pusat lain antara lain adalah gangguan tidur, psikotik akut, myelitis, meningitis, rigiditas otot, dan defisit neurologis fokal. Komplikasi sistem pernapasan antara lain pneumonia (jarang), abses paru, empyema, dan pembentukan fistula bronkopleural.[1]

Prognosis

Saat ini prognosis demam tifoid telah jauh membaik setelah penemuan antibiotik sebagai lini utama terapi demam tifoid walaupun hingga saat ini demam tifoid masih menjadi beban mortalitas dan morbiditas mayor pada negara di daerah asia selatan dan afrika. Angka mortalitas demam tifoid secara umum saat ini kurang dari 1%.[1]

Salah satu penyebab utama luaran yang buruk pada pasien demam tifoid adalah keterlambatan penanganan karena kondisi demam tifoid yang tidak terdiagnosa akibat tersamarkan dengan kondisi medis lain atau pemberian antibiotik empiris yang tidak sesuai dengan profil sensitivitas strain salmonella setempat.[18]

Bila tidak diterapi, demam tifoid dapat bertahan hingga 3 sampai 4 minggu dan angka kematian berkisar antara 12% dan 30%. Relaps muncul pada 10% yang tidak diterapi dalam 1 hingga 3 minggu setelah pasien menjalani fase penyembuhan dari penyakit, namun umumnya sakit yang diderita lebih ringan. Pasien tersebut selanjutnya dapat mengalami kondisi status karier kronik, yaitu feses dan urin pasien terkontaminasi oleh bakteri salmonella yang dapat bertahan hingga lebih dari satu tahun (5% kasus).[2]

Referensi

1. Bhandari, Jenish et al. Typhoid Fever. Statpearl. 2020. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
2.Center for Disease Control and Prevention (CDC). Typhoid Fever and Paratyphoid Fever. 2021. Tersedia di: https://www.cdc.gov/typhoid-fever/health-professional.html
17. Marchello, Christian S. et al. Complications and mortality of typhoid fever: A global systematic review and meta-analysis. Journal of Infection. Volume 81, Issue 6, P902-910, December 01, 2020. Tersedia di: https://www.journalofinfection.com/article/S0163-4453(20)30690-3/fulltext#seccesectitle0020
18. Crump, John A. Progress in Typhoid Fever Epidemiology. Clin Infect Dis. 2019 Feb 15; 68(Suppl 1): S4–S9. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6376096/

Penatalaksanaan Demam Tifoid
Edukasi dan Promosi Kesehatan De...

Artikel Terkait

  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
    Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
  • Demam vs Heat Stroke: Bagaimana Cara Membedakannya?
    Demam vs Heat Stroke: Bagaimana Cara Membedakannya?
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
  • Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?
    Manfaat Demam: Tunda atau Turunkan dengan Cepat?

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
18 hari yang lalu
Diagnosis dan tata laksana subfebris pada anak dengan riwayat kejang demam
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter izin berdiskusi, pada ana 22 bulan dengan subfebris hari pertama di duhu 37-37,6 sudah masuk parasetamol 1x, anak lebih cenderung mau menyusu dan...
dr. Felicia
18 Januari 2023
5 Alasan Tidak Perlu Mengobati Demam - Artikel ALOMEDIKA
Oleh: dr. Felicia
2 Balasan
ALO Dokter!Pasien maupun tenaga kesehatan sering terobsesi untuk mengobati gejala demam dengan antipiretik, seperti paracetamol.Akan tetapi, bukti klinis...
Anonymous
04 Januari 2023
Demam septik, demam hektik, demam kontinyu, dan demam siklik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dokter. izin bertanya. Untuk demam septik, demam hektik, demam kontinyu, dan demam siklik bisa ditemukan pada kasus penyakit apa ya dok ?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.