Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Patofisiologi Demam Tifoid yogi 2021-07-30T11:13:39+07:00 2021-07-30T11:13:39+07:00
Demam Tifoid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Demam Tifoid

Oleh :
dr. Reren Ramanda
Share To Social Media:

Patofisiologi demam tifoid bergantung pada beberapa faktor antara lain virulensi, imunitas inang, dan load bakteri. Virulensi bakteri Salmonella typhi sebagai penyebab demam tifoid disebabkan karena bakteri Salmonella typhi dapat memproduksi toksin tifoid, antigen vi (kapsul polisakarida), antigen liposakarida O, dan antigen flagellar H yang masing-masing memegang peran penting dalam proses infeksi inangnya yaitu manusia.[1]

Fungsi utama antigen Vi adalah bertindak sebagai agen antifagositik (mencegah fungsi fagosit makrofag), melindungi antigen O dari antibodi yang memberi resistensi serum. Antigen flagellar H berfungsi sebagai anggota gerak bakteri dan melakukan perlekatan pada dinding mukosa usus yang selanjutnya membantu invasi bakteri ke dalam dinding mukosa usus. Bakteri salmonella mampu melewati lambung karena tahan terhadap suasana asam di lambung hingga pH 1,5. Masa inkubasi demam tifoid adalah antara 6-30 hari.[1,2,6]

Bakteri salmonella yang tiba di usus akan menginduksi proliferasi plak Payer dengan mendatangkan limfosit dan sel-sel mononuklear yang pada tingkat lanjut akan menginduksi nekrosis jaringan usus dan berakhir dengan komplikasi berupa ulserasi usus. Bakteri patogen mencapai sistem retikuloendotelial melalui jalur limfatik dan aliran darah dan selanjutnya akan menginfeksi berbagai organ tubuh lain, paling sering bakteri menginfeksi kandung kemih.[1,6]

Bakteremia fase awal (24 hingga 72 jam post infeksi) akan bersifat asimptomatik dan transient karena bakteri akan di fagosit oleh makrofag dan monosit di sistem retikuloendotelial (namun bakteri tidak mati dan tetap berkembang di dalam sel makrofag), fase ini disebut dengan bakteremia primer. Bakteri salmonella akan terus merangsang makrofag untuk berkumpul sehingga dapat menjadi inang untuk berkembang biak.[1,6]

Patogen salmonella memiliki kemampuan untuk tetap bertumbuh didalam sel imun dan bermultiplikasi intrasel yang selanjutnya akan merangsang proses apoptosis makrofag, kembali memasuki sistem retikuloendotelial serta memasuki aliran darah, kondisi ini akan menyebabkan kondisi bakterimia secara terus-menerus selama beberapa hari yang disebut sebagai fase bakteremia sekunder.[1,6]

Pada fase bakteremia sekunder, pasien akan memanifestasikan berbagai gejala klinis demam tifoid yang tidak spesifik. Sebagai bakteri gram negatif, bakteri Salmonella typhi akan melepaskan endotoksin ke dalam aliran darah dalam jumlah besar yang menyebabkan hiperaktivitas vaskular dan pelepasan katekolamin yang menyebabkan nekrosis fokal dan perdarahan. Lipopolisakarida bakteri akan menginduksi reaksi mirip syok.[1,6]

Referensi

1. Bhandari, Jenish et al. Typhoid Fever. Statpearl. 2020. Tersedia di: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557513/
2.Center for Disease Control and Prevention (CDC). Typhoid Fever and Paratyphoid Fever. 2021. Tersedia di: https://www.cdc.gov/typhoid-fever/health-professional.html
6. Brusch, John L Medscape. Typhoid Fever. 2019. Tersedia di: https://emedicine.medscape.com/article/231135-overview#showall

Pendahuluan Demam Tifoid
Etiologi Demam Tifoid

Artikel Terkait

  • Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
    Akurasi Tes Widal dan Tubex untuk Diagnosis Tifoid
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
    Pemilihan Antibiotik Golongan Bakteriostatik atau Bakterisidal
  • Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
    Sistem Skoring vs Penilaian Klinis dalam Penegakan Diagnosis Appendicitis
  • Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh
    Akurasi Pengukuran Suhu Tubuh

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
11 hari yang lalu
Anak demam dan pilek apakah boleh vaksin - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Annisya, Sp.AIzin bertanya, Dok. Untuk anak yang sedang mengalami demam dan pilek apakah sebenarnya imunisasi dasar tetap boleh dilakukan? Imunisasi...
Anonymous
15 Maret 2022
Neonatus demam perlu pemeriksaan apa saja - Anak Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter,Izin bertanya, Dok. Neonatus demam dikatakan memiliki risiko tinggi untuk infeksi serius, seperti sepsis atau meningitis. Kira-kira sebagai dokter...
dr. Livia Kurniati Saputra
09 Maret 2022
Artikel SKP Alomedika - Tes Widal Sebagai Pemeriksaan Awal Demam Tifoid: Masihkan Bermanfaat?
Oleh: dr. Livia Kurniati Saputra
1 Balasan
ALO Dokter,Demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia. Tes Widal telah digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk diagnosis demam tifoid sejak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.