Pendahuluan Abses Paru
Abses paru adalah infeksi paru berbentuk kavitas yang berisi jaringan nekrotik atau pus. Abses paru terjadi akibat penyebaran patogen ke parenkim paru secara bronkogenik akibat obstruksi bronkus, maupun hematogenik. Klasifikasi penyebab abses paru menjadi dua kelompok (primer dan sekunder) sangat membantu mengidentifikasi berbagai faktor risiko yang mungkin berkaitan dengan patogen penyebab abses, serta pemilihan jenis antibiotik dan edukasi untuk mencegah rekurensi dan komplikasi penyakit.
Pasien dengan abses paru akan mengeluhkan demam dan batuk, serta memiliki sejumlah faktor risiko seperti usia lanjut dan alkoholisme. Rontgen dada akan menunjukkan adanya konsolidasi paru dan kavitas dengan air-fluid level. CT scan dada masih menjadi baku emas diagnosis abses paru, namun rontgen dada dapat digunakan sebagai pemeriksaan radiologi awal pada fasilitas kesehatan dengan fasilitas terbatas.
Mayoritas pasien dengan abses paru mendapat inisiasi terapi antibiotik di unit rawat inap. Setelah pasien menunjukkan respons terapi yang adekuat, antibiotik intravena dapat dipertimbangkan untuk diganti menjadi antibiotik oral dan diberikan hingga pasien menunjukkan resolusi penyakit. Tindakan pembedahan dipertimbangkan bagi pasien dengan abses paru yang besar, bakteri etiologi resisten terhadap antibiotik, maupun kondisi komplikasi serius seperti perdarahan paru masif. [1,2]